Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Terkuak obrolan Irjen Ferdy Sambo kepada Bharada E dan Bripka RR sebelum Brigadir J tewas ditembak.
Irjen Ferdy Sambo yang menjadi dalang pembunuhan Brigadir J itu sempat bertanya kepada ajudannya yakni Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.
Jenderal Bintang Dua itu sempat bertanya kepada Bharada E dan Brigadir RR soal siapa diantara mereka yang memiliki mental untuk menembak mati Brigadir J.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta, 17 Agustus 2022, ditanya atasannya, Bharada E mengangguk. Sedangan Bripka RR mengaku tak punya nyali, sementara Bharada E mengangguk.
Akhirnya Bharada E diperintahkan Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J yang saat itu dalam keadaan berlutut dan tak berdaya di depan sang jenderal.
"FS bertanya kepada RR dan Bharada E, mempertanyakan siapa yang punya mental menembak," ungkap Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo dalam tayangan di akun YouTube TV One yang dilihat Wartakotalive.com, Senin (15/8/2022).
"Karena yang punya mental menembak adalah Bharada E, pada saat itu juga diperintahkan Bharada E menembak Brigadir J di lokasi Duren 3," kata Dedi.
Dedi mengungkapkan pemicu kemarahan Ferdy Sambo terkait peristiwa di Magelang.
Saat itu, Irjen Ferdy Sambo sudah lebih dulu kembali ke Jakarta dari Magelang menggunakan pesawat.
Sedangkan, rombongan yang membawa Putri Candrawathi dan para ajudan termasuk Brigadir J dan Bharada E tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling pada Jumat (8/7/2022).
Berdasarkan rekaman CCTV di lokasi, ada berbagai kegiatan dilakukan di di rumah pribadi Ferdy Sambo, diantaranya tes PCR.
"Usai dari Saguling, Bharada E, Bripka RR, dan KM serta korban Brigadir J menuju ke TKP Duren 3.
Dari hasil pemeriksaan, karena tersangka FS ini sudah sangat marah sekali dan tak bisa mengendalikan emosinya," kata Dedy Prasetyo.
Ditanya apakah Bripka RR dan Bharada E sempat bertanya ke Ferdy Sambo mengenai alasan menembak mati Brigadir J, suami Putri Candrawathi itu hanya menjelaskan bahwa ajudannya itu sudah melukai harkat dan martabat keluarganya.
"Jadi sebelum melakukan penembakan tersebut, mereka berdua Brigadir RR dan Bharada E tu ditanya FS. Tapi sebelumnya sudah diceritakan bahwasanya di Magelang terjadi peristiwa melukai harkat martabat keluarga FS," tuturnya.
"Sama Bharada E, FS ceritakan soal peristiwa di Magelang yang telah melukai harkat martabak keluarganya. Kemudian FS bertanya kepada Bharada E apakah punya nyali untuk tembak Brigadir J, Bharada E hanya mengangguk-angguk dan langsung diminta menembak Brigadir J," kata Dedi.
Sementara kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy mengatakan kliennya menembakkan tiga sampai empat peluru ke arah Brigadir J.
"Sekitar 3 sampai 4 tembakan," kata Ronny dalam acara yang dibawakan Aiman Wicaksono, Selasa (16/8/2022) sore.
Ronny pun memperagakan posisi tangan Brigadir J yang berada di depan dada detik-detik saat dirinya ditembak.
"Saya kasih bocoran sedikit kejadiaanya, posisi tangan seperti ini (tangan di depan dada). Lalu Bharada E menembak," kata Ronny.
Sedangkan Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan hasil pemeriksaan juga ditemukan sementara hanya Bharada E yang menembak Brigadir J, dan tak ada yang lainnya.
"Jadi yang di TKP dari hasil pemeriksaan dan keterangan tambahan untuk tersangka Bharada E, Brigadir RR, kemudian tersangka KM, semua menjelaskan bahwa yang menembak adalah hanya Bharada E karena diperintah FS.
Obrolan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terekam sedang terlibat percakapan di rumah pribadinya kurang lebih selama satu jam.
Komunikasi tersebut ternyata sangat mempengaruhi peristiwa pembunuhan Brigadir J.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah melakukan pemeriksaan terhadap mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (12/8/2022).
Pemeriksaan dilakukan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Ferdy Sambo kini ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Sebelum Brigadir J tewas, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ternyata terlibat percakapan yang sangat mempengaruhi pembunuhan Brigadir J.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan KompasTV, 16 Agustus 2022, Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menyebut pihaknya memiliki temuan peristiwa yang terjadi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling.
Peristiwa tersebut berkaitan dengan kejadian pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga.
Komnas HAM memperoleh rekaman video dengan durasi kurang lebih satu jam yang memperlihatkan Ferdy Sambo sedang berkomunikasi dengan istrinya Putri Candrawathi.
"Ternyata memang ada komunikasi ya antara Pak Sambo dengan Bu Sambo (Putri) sehingga memang mempengaruhi, sangat mempengaruhi peristiwa (pembunuhan) di TKP," kata Anam dalam konferensi pers di Mako Brimob Kelapa Dua, Jumat (12/8/2022).
Anam tak menjelaskan lebih detail isi percakapan antara Ferdy Sambo dan Istri.
Sopir Ferdy Sambo Ikut Rencanakan Pembunuhan Brigadir J
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut sopir dari Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf diduga terlibat merencanakan pembunuhan bersama Bripka Ricky dan Irjen Ferdy Sambo.
Ia disebut bersama Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dan Bripka RR terlibat dalam percakapan 1 jam di rumah Jalan Saguling untuk merancang eksekusi Brigadir J.
Kuat Maruf alias Om Kuat menjadi satu dari empat tersangka yang ditetapkan dalam kasus penembakan Brigadir J.
Sosok Kuat Maruf yang kini juga menjadi sorotan adalah satu-satunya tersangka dari golongan warga sipil.
Disebutkan polisi sebelumnya, Kuat Maruf menjadi tersangka karena turut menyaksikan aksi penembakan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto, beberapa waktu lalu menyebut jika Kuat Maruf punya peran yang sama dengan Brigadir RR.
Bahwa selain menyaksikan penembakan Brigadir J, keduanya yakni RR dan Kuat tak laporkan rencana pembunuhan kepada Brigadir J sebelum tewas.
"Tidak melaporkan rencana pembunuhan itu," kata Agus ketika itu.
Tak hanya turut menyaksikan penembakan Yosua, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik bahkan mengungkap dan menyebut bahwa sopir Istri Ferdy Sambo itu diduga terlibat merencanakan pembunuhan bersama Bripka Ricky dan Irjen Ferdy Sambo.
Hal itu setelah ada percakapan soal penjelasan apa yang terjadi saat di Magelang, Jawa Tengah.
"Sebelum mereka bergeser ke rumah dinas pada pukul 17:07, ada 1 jam di mana mereka (Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Bripka RR) membicarakan apa yang terjadi di Magelang dan merencanakan (pembunuhan)," ujar Ahmad Taufan Damanik di Kompas TV.
(*)