GridHot.ID - Tomegoro Yoshizumi merupakan warga negara Jepang yang membelot bela Indonesia.
Dilansir dari Antara News, Tomegoro Yoshizumi dikenal berjasa membantu Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan.
Bung Korno pun diketahui pernah menyampaikan pesan kepada Tomegoro Yoshizumi.
Pesan tersebut tertulis di monumen yang terletak persis di samping kuil Seishoo Ji.
Isi dari pesan Bung Karno tersebut adalah sebagai berikut "Kepada saudara ICHIKI TATSUO dan saudara YOSHIZUMI TOMEGORO, kemerdekaan bukanlah milik suatau bangsa sadja, tetapi milik semua manusia. Tokyo, 15 Februari 1958".
Pesan Bung Karno tersebut disampaikan melalui Shigetada Nishijima, tangan kanan Laksamana Maeda pada saat Bung Karno melakukan kunjungan resmi ke Jepang pada Februari 1958, sebulan setelah hubungan diplomatik Indonesia-Jepang resmi dibuka.
Sosok dan Kisah Hidup Tomegoro Yoshizumi
Dilansir dari Intisari Online, Tomegoro Yoshizumi adalah mata-mata Jepang, yang terjun ke dunia bisnis sebagai saudagar, dan membangun relasi dengan banyak orang di Jawa dan Sulawesi.
Pada 1930, dia berperan sebagai wartawan, meski identitas aslinya adalah mata-mata Jepang.
Dia menjadi wartawa di Nichiran Shogyo Shinbun, yang memberitakan kemenangan Jepang atas Rusia 1905.
Koran ini juga mengkampanyekan jargon "Asia untuk Asia", dan "Jepang Sudara Tua", sehingga dikritik oleh pemerintah Hindia Belanda.
Yoshizumi juga membuat tulisan di Tohido Nippo, koran gabungan Nichiran Shogyo Shinbun dan Jawa Nippo, membuatnya bisa menggalang persatuan orang Jepang di Hindia Belanda.
Karena aktivitasnya, dia dideportasi oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Sementara di Jepang dia menjalin koordinasi dengan Kaigun atau Angkatan Laut Jepang.
Dia bekerja untuk mengamati dan ikut operasi di Selatan, termasuk Indonesia.
Namun, dirinya ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda, setelah Jepang menyerbu Pearl Harbor, 8 Desember 1941.
Dia menjalani penahanan yang berat di Australia, tetapi hal ini justru membuatnya berubah.
Hal itu diungkapkan oleh Nishijima, yang merupakan sahabat Yoshizumi.
Tomegoro Yoshizumi yang awalnya seorang sayap kanan dan nasionalis Jepang yang antikomunis, menjadi seorang Marxis.
Idealisme kirinya tersebut membuatnya bersimpati pada Indonesia, dan menjadikannya tokoh kunci kemerdekaan Indonesia.
Yoshizumi yang mengepalai intelijen Kaigun, penghubung Angkatan Laut Jepang, membuat jaringan bawah tanah.
Dia melakukan pertemuan dengan Yoshizumi, Nishijima, dan Tan Malaka di rumah Anmad Subardjo, setelah proklamasi kemerdekaan.
Tak hanya itu saja, ia juga meminta dibaiat dengan nama Indonesia.
Kemudian namanya berubah menjadi menjadi Arif, sementara Nishijima berubah menjadi Hakim.
Yoshizumi dan Nishijima melibatkan diri dalam perjuangan Indonesia untuk merdeka.
Seperti mencuri barang di gudang Markas Besar Kaigun Bukanfu dan menjualnya ke pasar gelap.
Uang tersebut kemudian diberikan kepada Tan Malaka untuk dana perang gerilya. (*)