Bentak Bharada E Sebelum Mengeksekusi Mati, Om Kuat si Orang Kepercayaan Ferdy Sambo Disebut Pergoki Putri Candrawathi di Sofa, Brigadir J Berujung Kehilangan Nyawa

Minggu, 21 Agustus 2022 | 19:35
(Repro Kompas.id)

Irjen Pol Ferdy Sambo bersama sejumlah ajudannya termasuk Brigadir J, Bharada E, dan Bripka RR.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengaku sempat dibentak sopir Putri Candrawathi Kuat Maruf saat berada di rumah Irjen Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Setelah dibentak, Bharada E melihat wajah Brigadir Yosua atau Brigadir J berubah menjadi begini.

Bharada E termasuk salah satu ajudan Irjen Ferdy Sambo yang diajak serta ke Magelang.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Fotokita.grid.id, 21 Agustus 2022, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi melakukan perjalanan untuk menengok kedua anaknya yang bersekolah di SMA Taruna Nusantara.

Rupanya, peristiwa yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang disebut-sebut menjadi pemicu pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Kuat Maruf mengaku memergoki Putri Candrawathi dan Brigadir J ketika di rumah Magelang. Dari kejadian itu, diduga KM melapor kepada Irjen Ferdy Sambo.

Kuat menduga Putri Candrwathi dan Brigadir J memiliki kedekatan khusus saat berada di Magelang.

Hal ini yang memicu kemarahan besar mantan Kadiv Propam Polri itu.

Namun, menanggapi pengakuan KM itu, Refly Harun, ahli hukum tata negara melalui channel YouTubenya justru mempertanyakan kebenarannya.

Baca Juga: Tubuh Makin Kurus dari Hari ke Hari, Kondisi Terkini Vera Simanjuntak Diungkap Kerabat, Ibunda Brigadir J Menangis Terisak Mendengarnya

"Lets say dia bilang lihat Brigadir J dan Putri Candrawathi berdekatan di sofa dan kamar, tapi berdekatan ini kan gak jelas, katakanlah misal intim begitu kan, tidak mungkin Ma´ruf langsung menegur. Dia kan tidak bilang berpelukan, atau berciuman, hanya berdekatan," sambungnya.

Jika memang benar pengakuan KM dijadikan alasan Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J, Refly Harun justru menyebut Sambo kejam.

"Dia bilang kan duduk berdekatan (bukan melakukan hubungan intim), lalu dilaporkan ke Putri, katakanlah misal mengaku dilecehkan, maka apakah iya Ferdy Sambo tiba-tiba merencanakan pembunuhan? Kalau begitu kejam sekali, baru mendengar isu saja langsung merencanakan pembunuhan," papar Refly Harun panjang lebar.

Refly juga mengungkap keanehan lain dalam kasus pembunuhan Brigader J.

Ia mempertanyakan apa alasan Irjen Ferdy Sambo membuat konspirasi, sementara dia sendiri adalah seorang jenderal.

"Menurut saya itu aneh, keanehan kedua kenapa dia harus berkonspirasi dengan anak buahnya untuk membunuh Brigadir J, dia kan jenderal tinggal panggil yang lain saja, kenapa dia harus berkonspirasi?" terang Refly.

Menurut pendapat Refly, akan lebih masuk logika jika memang ada kasus besar yang melibatkan komplotan sedang coba ditutupi. Seperti yang disampaikan IPW, bahwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J ini terkait perjudian dan narkoba.

Baca Juga: Berkuasa 20 Tahun d Hutan Kabupaten Keerom, Lambert Pekikir Akhirnya Kembali ke NKRI, Eks Panglima KKB Papua Didampingi Brigjen TNI J.O Sembiring Datang ke Lokasi Ini

"Kalau seperti yang dikatakan IPW, terkait perjudian narkoba, ini pasti bukan karena Ferdy sendiri, pasti ada sebuah komplotan, nah kalau itu masuk akal, kalau kejahatan mereka mau terbongkar, paling gampang menghabisi orang biar tidak ada bukti," ujarnya.

Kuat tercatat sebagai asisten rumah tangga (ART) yang merangkap sebagai sopir dari istri Ferdy Sambo. Selain sopir, Kuat kabarnya juga adalah orang dekat Ferdy Sambo.

Terlebih lagi, setelah dia ikut ditetapkan sebagai tersangka dari kalangan sipil.

Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara bahkan menyebut Kuat adalah pengawal Ferdy Sambo dari kalangan sipil. Orang dekat Ferdy Sambo ini nyatanya dipercaya untuk mengawal Putri Candrawati saat berada di Magelang.

Hal itu terbukti dengan Kuat yang masih tetap berada di Magelang kendati Ferdy Sambo sudah pulang ke Jakarta.

Belakangan diketahui, Kuat lah yang menyupiri mobil yang ditumpangi Putri Candrawathi dari Magelang hingga di rest area Tol Cipali.

"Biasanya kan si Richard (Bharada E) yang nyetir, kenapa Kuat yang nyetir. Sebelahnya ada Richard. Ada Putri, Susi," kata Deolipa Yumara mantan pengacara Bharada E.

Jadi sopir dan pengawal Putri Candrawathi, sosok Kuat banyak disebut oleh tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Bharada E.

Dalam kesaksiannya kepada sang mantan pengacara, Bharada E mengaku sempat 'disemprot' Kuat.

Baca Juga: KKB Papua Lagi-lagi Buat Ulah, Truk Proyek Puskesmas di Paniai Dibakar hingga Hangus, Polisi Duga Dalangnya Kelompok Separatis Pimpinan 2 Orang Ini

Dikutip Gridhot.ID daria artikel terbitan 17 Agustu 2022,Kuat Maruf (KM) disebut-sebut mengetahui rencana pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J yang diotaki eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Pria asal bogor tersebut merupakan warga sipil yang kini ditetapkan menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Sopir istri Irjen Ferdy Sambo tersebut diketahui berada di lokasi kejadian saat Brigadir J dieksekusi dan mengetahui peristiwa di Magelang yang menjadi pemicu pembunuhan tersebuyt.

Bahkan, pria yang biasa dipanggil Om Kuat tersebut, disebut-sebut ikut dalam pembicaraan selama 1 jam di rumah Saguling III yang menjadi lokasi pembicaraan rencana pembunuhan Brigadir J.

Peristiwa itu terjadi saat Bharada E turut dalam rombongan Putri Candrawathi di Magelang.

Lalu, seperti apa sebenarnya sosok Kuat Maruf di lingkungannya?

Kediaman Kuat Maruf berlokasi di sebuah gang sempit wilayah Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.

Warga di sekitar tempat tinggalnya mengenal sosok Kuat Maruf dan memilih untuk merahasiakan kediamannya kepada awak media.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi psikologis keluarganya.

Baca Juga: Namanya Masuk dalam Klaster Perusak CCTV, Kombes Agus Nur Patria Mati Kutu Karir Cemerlang di Divisi Propam Polri Hancur dalam Sekejap Mata, Potretnya Kini Jadi Sorotan

Warga di sekitar tempat tinggalnya mengenal sosok Kuat Maruf dan memilih untuk merahasiakan kediamannya kepada awak media.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi psikologis keluarganya.

"Bukan apa-apa. Dia punya anak kecil dan satu sudah sekolah SMA. Kita jaga psikologisnya. Karena kejadian ini kan tiba-tiba. Bukan saya mau menghalangi," kata Ketua RT setempat yang enggan disebutkan namanya dilansir dari Tribunnewsbogor.com, Selasa (17/8/2022).

Meski begitu, diakui Ketua RT, pihaknya sering berkunjung ke kediamannya untuk membesarkan hati keluarganya.

"Yang saya lakukan itu membesarkan hatinya. Karena bagaimana pun itu warga saya. Supaya segera pulih psikologisnya," ujarnya.

Ketua RT pun memastikan bila Kuat Maruf merupakan warga di lingkungannya.

"Iya itu benar memang Kuat ini warga saya. Warga asal sini juga (Kampung Batik Cibuluh," ujar dia.

Ketua RT mengungkap sosok Kuat Maruf merupakan pribadi yang gemar bersosialisasi dengan warga.

Namun, sekira selama 4 bulan, Kuat Maruf tidak pernah terlihat berada di lingkungannya.

Baca Juga: KKB Papua Lagi-lagi Buat Ulah, Truk Proyek Puskesmas di Paniai Dibakar hingga Hangus, Polisi Duga Dalangnya Kelompok Separatis Pimpinan 2 Orang Ini

"Memang warga saya, cuman kerjanya di Jakata. Selama 4 bulan belum ketemu. Beliau ini cukup aktif di lingkungan sini. Gotong royong, kerja bakti juga sering ikutan," sambungnya.

Saking sering bergaulnya dengan masyarakat, kata Ketua RT, Kuat Maruf pun terlihat sebagai sosok orang baik.

"Dia orangnya baik juga. Memang kalau soal kerjaan, dia dikenalnya sopir," katanya.

Diketahui Kuat Maruf ditetapkan menjadi tersangka bersama tiga orang lainnya yakni Irjen Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer, dan Brigdir Ricky Rizal (RR).

Keempat tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana yakni pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnews, Fotokita.grid.id