Gridhot.ID - Kasus kematian Brigadir J kini semakin meluas.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, sempat viral adanya postingan terkait dugaan keterkaitan Ferdy Sambo dengan sebuah komplotan bandar judi online konsorsium 303 yang juga menyeret beberapa nama petugas kepolisian.
Kapolri pun sudah memberi perintah terkait penuntasan kasus judi online dan menangkap semua bekingan dari para bandar.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan istri Irjen Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi menjadi tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir J.
Menanggapi hal itu, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri menduga adanya dua motif yang mendasari Irjen Ferdy Sambo membunuh Brigadir J.
Dikutip Gridhot dari Tribun WOW dan Kompas TV, Reza Indragiri mengatakan setidaknya dugaan ada dua motif, kalau tidak motif emosional, yakni motif instrumental.
Reza Indragiri pun menjelaskan soal adanya dugaan dua motif tersebut.
Termasuk dihubungkan dengan skenario karya Ferdy Sambo yang dianggap untuk menutup-nutupi pembunuhan Brigadir J.
Terlebih seperti diketahui, dalam kasus pembunuhan berencana tersebut juga terdapat tindak pidana menghalang-halangi penyidikan atau obstruction of justice di tempat kejadian perkara (TKP) Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Sebagaimana yang dikatakan oleh tersangka FS (Ferdy Sambo) dan juga kemudian dimainkan dramanya oleh tersangka PC (Putri Candrawathi), seketika saya membayangkan jangan-jangan ini motif emosional," kata Reza Indragiri, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (20/7/2022).
Dalam dugaan motif tersebut, barangkali ada luapan amarah, dendam, sakit hati, kebencian, cemburu dan seterusnya.
Namun hal tersebut menurut Reza, justru menimbulkan pertanyaan publik.
"Bagaimana mungkin seorang petinggi aparat penegak hukum bintang 2 (Irjen Ferdy Sambo) bisa larut dalam emosi, bisa larut dalam cemburu, tidak bisa mengendalikan diri, tidak bisa mengendalikan amarahnya."
"Rasanya mustahil kalau kemudian seorang aparat penegak hukum bintang 2 melakukan kejahatan semata-mata dengan adanya motif emosional," kata Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri.
Lantas dari situ muncul spekulasi berikutnya, bisa jadi ada motif instrumental yang mendasari pembunuhan Brigadir J.
"Kalau bicara tentang motif instrumental maka relevan diduga barang kali aksi pembunuhan ini dalam rangka mendapatkan jabatan, dalam rangka mendapatkan kenaikan pangkat atau mungkin juga untuk menutup-menutupi kejahatan lainnya," ungkapnya.
"Harapan saya memang ini yang harus dilakukan penyidikan ulang, karena adanya motif instrumental ini yang sekarang terwakili oleh narasi konsorsium 303," imbuhnya.
(*)