Ferdy Sambo Bangun Skenario Rumit Demi Bunuh Brigadir J, Mantan Ajudan SBY Sudah Peringatkan Sejak Lama Agar Calon Polisi Tak Hanya Dibekali Kecerdasan dan Keterampilan: Sama Saja Menciptakan Monster...

Senin, 22 Agustus 2022 | 18:13
IST dan Arsip milik POLRI

Ferdy Sambo dan Komjen Rycko Amelza Dahniel

Gridhot.ID - Kasus kematian Brigadir J memang menggegerkan banyak orang.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Polisi kini telah menahan Ferdy Sambo beserta istrinya, Putri Candrawathi dan menetapkan keduanya sebagai tersangka.

Dilaporkan pula 35 polisi diamankan karena terlibat untuk menutupi kasus kematian Brigadir J.

Diketahui Ferdy Sambo menciptakan skenario sedemikian rupa yang dibantu 35 polisi tersebut agar kasus kematian Brigadir J bisa ditutupi.

Kecerdasan Ferdy Sambo dalam menciptakan skenario sayangnya malah digunakan untuk membunuh anak buahnya sendiri.

Kejadian ini pun membuat nasihat dari salah satu petinggi Polri kembali viral.

Nasihat tersebut datang dari Komjen Rycko.

Dikutip Gridhot dari Fotokita, Komjen Rycko saat ini menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.

Foto Komjen Rycko Amelza Dahniel amat mudah dijumpai di media sosial.

Pernyataannya yang disampaikan kepada pendidik di Lemdiklat Polri kembali viral bersamaan kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki Irjen Ferdy Sambo semakin terang-benderang.

Kalemdiklat Polri itu pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) selama 2009-2012.

Baca Juga: Singgah Sebentar di Saguling, Terungkap Cara Licik Putri Candrawathi Giring Brigadir J ke Rumah Dinas Duren Tiga Agar Bisa Dieksekusi Sang Suami

Rycko yang merupakan peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 berpengalaman di bidang reserse. Sebelum menjabat Kalemdiklat Polri, jenderal bintang 3 ini adalah Kabaintelkam Polri (2020).

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menunjuk Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kalemdiklat Polri.

Rycko resmi menggantikan Komjen Arief Sulistyanto yang dirotasi sebagai Kabaharkam.

Mutasi dan rotasi jabatan tersebut berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/318/II/KEP./2021 tertanggal 18 Februari 2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Polri.

Keseluruhan terdapat 25 perwira yang dimutasi, 19 di antaranya perwira tinggi.

Rycko termasuk deretan polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa setelah turut menggerebek gembong teroris Dr Azahari di Songgoriti, Kota Batu, pada 2005 silam.

Sebagai pejabat negara, Rycko telah melaporkan harta yang dimilikinya. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN pada 2016, mantan Kapolda Jawa Tengah ini memiliki harta Rp16,9 miliar. Persisnya, Rp16.925.215.110.

Rycko memiliki aset tanah dan bangunan yang kesemuanya di Jakarta Selatan bernilai Rp14.205.765.000.

Tanah dan bangunan ini merupakan hasil sendiri dan warisan.

Harta bergerak berupa alat transportasi terdiri atas 3 mobil dan 1 motor yang semuanya bernilai Rp418.000.000. Mobil termahal berdasarkan laporan tersebut yakni Toyota Kijang Innova 2014 dengan nilai jual Rp200.000.000. Rycko juga melaporkan harta bergerak lainnya senilai Rp20.000.000 serta giro dan kas Rp2.281.450.110. Dia tidak memiliki piutang.

Urusan karier, Rycko juga cemerlang. Tugas pertamanya di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akpol Semarang.

Baca Juga: 17 Pesawat Militer dan 5 Kapal Perang China Terdeteksi di Dekat Taiwan, Beijing Ternyata Belum Berhenti Bersikap Agresif, Begini Tindakan Taipei

Pada Tahun 1993, dia mengikuti pendidikan di PTIK dan lulus dengan predikat terbaik. Kemudian, kembali berdinas di Polres Metro Jakarta Pusat, Jabatan lainnya yakni Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Selatan lalu Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.

Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.

Rycko juga pernah menduduki jabatan strategis antara lain Kapolres Metro Jakarta Utara, Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, kemudian Wakapolda Jabar, Kepala STIK dulu dikenal PTIK.

Rycko pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Dia meraih penghargaan dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto bersama koleganya antara lain Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Idham Azis.

Soal pendidikan, pria kelahiran Bogor 14 Agustus 1966 ini memiliki intelektualitas cukup tinggi. Usai lulus Akpol, dia mengambil studi S2 Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2001, Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian UI pada 2008 dengan predikat cum laude.

Lantas, Rycko diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor di bidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

Pada Maret 2022, Rycko sempat menggelar rapat koordinasi dan memberikan arahan kepada jajaran Lemdiklat Polri.

Ia meminta dalam mendidik calon polisi, tidak hanya bisa dilakukan hanya dengan memberikan ilmu dan keterampilan.

Mantan Kapolda Jawa Tengah itu meminta ke depan juga ditanamkan keimanan bagi calon polisi.

Instagram/Lemdiklat Polri
Instagram/Lemdiklat Polri

Nasihat Komjen Rycko

"Mendidik seorang calon Polisi dengan hanya memberikan kecerdasan dan keterampilan, tanpa menanamkan keimanan dan ketakwaan agar memiliki akhlak yang mulia, sama saja menciptakan monster di masa depan," kata Rycko dikutip dari akun Instagram Lemdiklat Polri, Minggu (14/3/2022).

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber tribunnews, Fotokita.grid.id