Teka-teki Otak Brigadir J Ada di Perut Akhirnya Terjawab, Ketua Tim Dokter Jelaskan Alasan Organ Almarhum Dipindahkan Saat Autopsi Pertama: Ada Pertimbangan

Selasa, 23 Agustus 2022 | 19:25
Tangkap layar Kompas TV dan TribunJakarta.com

Ketua tim dokter forensik yang melaksanakan autopsi lanjutan jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Ade Firmansyah (kiri) dan Kamaruddin Simanjuntak (kanan)

GridHot.ID - Hasil otopsi kedua jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir telah dirilis ke publik pada Senin (22/8/2022).

Mengutip Kompas.com, dalam temuannya, tim dokter forensik Ade Firmansyah Sugiharto menyebut tidak ada luka-luka di tubuh Brigadir J selain luka akibat kekerasan senjata api.

"Saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami, baik pada saat kita lakukan otopsi maupun dengan pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan dan hasil mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," ujar Ade di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Ia menuturkan, tim dokter forensik menemukan 5 luka tembak masuk dan 4 luka tembak keluar.

Pihaknya juga memastikan tidak ada tanda kekerasan di tubuh Brigadir J selain luka tembak tersebut.

Hasil otopsi tersebut juga telah diserahkan ke penyidik Bareskrim Polri di hari yang sama.

Dilansir dari tribunwow.com, Kuasa hukum Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak pernah mempertanyakan mengapa organ otak kliennya bisa pindah ke bagian perut.

Diketahui perpindahan organ tersebut terjadi setelah jenazah Brigadir J menjalani autopsi pertama.

Dikutip TribunWow dari Kompastv, kini teka-teki tersebut telah terungkap melalui proses autopsi ulang.

Baca Juga: Putranyanya yang Meninggal Secara Tragis di Tangan Ferdy Sambo Diwisuda dari Universitas Terbuka, Ayah Brigadir J Wakili Mendiang Putranya ke Jakarta: Anak Kami Sarjana!

Ketua tim dokter, dr. Ade Firmansyah Sugiharto menjelaskan bahwa setelah autopsi selesai dilakukan, organ-organ tubuh jenazah pasti dikembalikan ke dalam jasad.

"Namun memang ada pertimbangan-pertimbangan," ujar dr. Ade di Bareskrim Polri, Senin (22/8/2022).

Dokter Ade menerangkan, dipindahkannya organ otak ke perut dilakukan atas pertimbangan luka jenazah hingga rencana jenazah akan dipindahkan atau ditransportasikan.

"Dengan pertimbangan jenazah akan ditransportasikan, sehingga harus dilakukan beberapa tindakan yang seperti tadi (ditempatkan di tempat-tempat agar tidak mengalami ceceran segala macam)," terang dr. Ade.

Seperti yang diketahui, jenazah Brigadir J diautopsi di Jakarta lalu dipulangkan ke kampung halamannya di Jambi.

Dilansir TribunWow.com, pihak kedokteran forensik juga menegaskan tidak ada luka lain terhadap Brigadir J selain dari kekerasa akibat senjata api.

Setelah melakukan penyelidikan selama kurang dari empat minggu, tim forensik independen mengungkap hasil autopsi kedua.

Dibeberkan bahwa tidak ada bekas kekerasan di jasad Brigadir J selain yang diakibatkan karena senjata api.

"Saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami saat kami melakukan autopsi maupun dengan pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan dan hasil pemeriksaan mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," terang Ade Firmansyah dikutip kanal YouTube KOMPASTV.

Baca Juga: Ada Dua Luka Tembak yang Sangat Fatal, Inilah Hasil Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J yang Lama Dinanti, Dokter Forensik Tak Temukan Tanda-tanda Kekerasan?

"Semua tempat-tempat (lokasi luka) yang dari informasi keluarga yang diduga ada tanda-tanda kekerasan di sana, kami bisa pastikan dengan keilmuan forensik yang sebaik-baiknya bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan selai kekerasan senjata api dari tubuh korban."

Ade Firmansyah menyatakan luka-luka di tubuh Brigadir J masih dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga menunjukkan hasil maksimal. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribunwow.com