Orang Nomor 1 di Kepolisian Ditodong Pertanyaan Soal Motif Pembunuhan Brigadir J, Anggota Dewan: Kalau Gak Ada yang Luar Biasa Ya Sampaikan Saja Saudara Kapolri!

Kamis, 25 Agustus 2022 | 08:20
Tribunnews

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri rapat kerja dengan Komisi III (Komisi Hukum) DPR RI di gedung Parlemen Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri rapat kerja dengan Komisi III (Komisi Hukum) DPR RI di gedung Parlemen Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Dalam kesempatan itu, sejumlah Anggota Komisi III DPR bertanya langsung perkembangan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Sejumlah Anggota DPR bahkan mendesak Kapolri membuka motif pembunuhan itu.

Awalnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir yang mengatakan bahwa publik terus mempertanyakan soal motif.

"Kami khawatir masyarakat berpikir ada apa dengan kasus ini, karena kasus-kasus lain dengan gamblang sampaikan motif," kata Adies.

Menurut dia, ada pertanyaan di masyarakat seputar apa yang terjadi di Magelang, sebab yang di Jakarta sudah selesai.

"Tapi motif, dibilang tunggu di persidangan, jangan sampai jadi pertanyaan di masyarakat 'kenapa tunggu di persidangan padahal kasus lain bisa dibuka, atau beri alasan kenapa menunggu di persidangan, apa motifnya sehingga masyarakat menunggu," ujar Politisi Golkar itu.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Trimedya Panjaitan mengatakan perkembangan kasus ini sudah mencapai 90 persen.

Hanya tinggal menunggu proses persidangan.

Baca Juga: Warga Sipil Tapi Punya Kelebihan Lebih Banyak Dibanding Para Ajudan Didikan Polri, Aksi Sopir Putri Candrawathi yang Ancam Nyawa Brigadir J Akhirnya Didengar DPR, Brigadir Satu Ini Bisa Bernapas Lega Berkat Hal Ini

Trimedya menilai, penjelasan Kapolri soal motif pembunuhan tetap diperlukan, meskipun hal itu sepenuhnya menjadi hak Kapolri.

"Sebenarnya disebutkan juga, setelah saya tanya kiri kanan muka belakang, enggak ada yang terlalu luar biasa," kata Trimedya.

Oleh karena itu, Trimedya mendorong dibukanya motif pembunuhan oleh Kapolri. Sebab, publik semakin penasaran, apabila kasus ini terus menerus ditutupi.

"Kalau enggak ada yang terlalu luar biasa ya sampaikan saja saudara Kapolri supaya semua terang benderang," ujar politisi PDI-P ini.

Anggota Komisi III lainnya, Habiburokhman meminta agar motif pembunuhan disampaikan agar tidak menjadi hal yang mengganjal.

Politikus Partai Gerindra itu menambahkan, saat ini sudah banyak saksi yang diperiksa.Ia berharap agar motif pembunuhan tidak hanya berdasarkan dari keterangan Sambo semata, seperti yang berkembang selama ini.

"Selama ini yang menjadi referensi hanya pernyataan FS bahwa itu terkait dengan martabat keluarga. Padahal kan di situ ada saksi saksi lain, saya pikir yang juga bisa memberikan informasi awal kepada publik," tutur dia.

Hingga berita ini diturunkan rapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri masih berlangsung.Setelah pertanyaan dari DPR, Kapolri akan memberikan tanggapan.

Akankah Kapolri akan membuka secara terang benderang motif pembunuhan Brigadir J?

Baca Juga: Tim Forensik Tak Berhak Menyimpulkan, Susno Duadji Kecam Pernyataan Dokter Gabungan Soal Luka-luka di Tubuh Brigadir J, Mantan Kabareskrim Polri Justru Soroti Ancaman Hukuman Mati Ferdy Sambo

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta, 24 Agustus 2022, Komisi III DPR RI mengelar rapat kerja bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan pada hari ini, Rabu (24/8/2022).

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto dibuka pada pukul 10.00 WIB.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terlihat didampingi Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto dan jajarannya.

Rapat kerja tersebut membahas agenda tunggal yakni kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan tersangka yakni Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Tersangka lainnya yakni Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Bripka RR atau Ricky Rizal dan Kuat Maruf, sopir pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Kelima tersangka ini dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan dirinya datang bersama tim khusus yang dibentuknya.

"Kami bersama-sama Timsus 18 orang dan kami sampaikan dalam hal penanganan kasus ini, kami solid, Pak!" tegas Kapolri.

Baca Juga: Inilah Foto-foto Marchella FP, Penulis Kondang yang Digosipkan Jadi Pacar Ariel Noah, Kehidupan Pribadinya Bikin Penasaran, Tengok Profilnya

Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo.

"Usut tuntas, jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi, ungkap kebenaran apa adanya. Sehingga jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Itu yang paling penting. Itu yang menjadi pegangan kami," kata Kapolri menirukan arahan Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa, mengatakan rapat bersama Kapolri kemungkinan juga akan membahas soal isu yang ramai seiring berjalannya kasus pembunuhan Brigadir J.

Isu tersebut seperti Satgasus, Judi Online, narkoba, hingga mengenai banyaknya anggota Polri yang terlibat dalam kasus pembunuhan yang didalangi oleh Irjen Ferdy Sambo tersebut.

"Seperti ada persoalan tiba-tiba berkaitan dengan Satgasus, judi online, narkoba, dan tiba-tiba ada sekian banyak anggota polisi yang terjerat kasus Sambo," kata Desmond, Selasa (23/8/2022).

"Oleh karenanya, diperlukan tindakan tegas dari Kapolri dalam menindak anggotanya."Tak hanya itu, kata Desmond, Komisi III DPR juga akan menanyakan soal isu adanya kerajaan Ferdy Sambo di tubuh Polri.

Pasalnya akhir-akhir ini isu soal 'Kaisar Sambo,' 'Konsorsium 303' dan perjudian yang dibekingi petinggi Polri ini tengah ramai diperbincangkan publik.

Menurut Desmond, isu tersebut terkesan memperlihatkan adanya masalah internal di tubuh Polri.

Karena itu, pihaknya merasa perlu memberi catatan khusus kepada Kapolri untuk dapat membenahi Polri agar lebih baik ke depannya.

"Karena bicara soal aliran diagram yang saling bales kan. Nah itu kalau dilihat dari omongan itu jelas tuh. Ada konflik internal juga gitu. Ini kita juga lihat," ucap Desmond.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnews.com, TribunJakarta.com