Krisis Pangan Mulai Tercium Baunya, Thailand Ketar-ketir Sampai Naikkan Harga Mi Instan di Negaranya, Lebih Mahal dari Indonesia?

Kamis, 25 Agustus 2022 | 20:42
Arsip istimewa dari Tribunnews

Ilustrasi mi instan

Gridhot.ID - Krisis pangan menjadi momok mengerikan di dunia.

Peperangan antara Rusia dan Ukraina membuat harga bahan-bahan pokok terutama yang berbahan dasar gandum terancam melonjak tinggi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Indonesia pun sempat akan mengalami kenaikan harga mi instan.

Namun semenjak Rusia memberi kelonggaran sehingga Ukraina sanggup mengirimkan pasukan gandum mereka, pemerintah Indonesia menyatakan harga mi instan tak akan naik hingga tiga kali lipat.

Meski begitu, negara tetangga justru masih kelimpungan terkait masalah ini.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Thailand akan menaikkan harga mi instan, Departemen Perdagangan mengatakan pada Rabu (24/8), menandai kenaikan harga pertama pada kebutuhan pokok harian itu dalam 14 tahun terakhir.

Ekonomi Thailand belum bangkit kembali setelah dibuka sepenuhnya untuk turis awal tahun ini, dan telah terpukul oleh inflasi tinggi selama 14 tahun terakhir dan dampak ekonomi dari perang Rusia-Ukraina.

Pemerintah Thailand membatasi harga mi instan maksimal 6 baht (sekitar Rp 2.500) per bungkus.

Tetapi, produsen besar yang cemas mendesak pemerintah untuk menaikkan batas atas menjadi 8 baht, dengan alasan biaya yang melonjak.

Departemen Perdagangan Thailand mengonfirmasi kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia, mereka akan menyetujui kenaikan harga mi instan menjadi 7 baht per bungkus ukuran biasa, efektif mulai 25 Agustus 2022.

Berita itu muncul setelah lima produsen mi instan utama Thailand-Wai Wai, Mama, Yam Yam, Sue Sat, dan Nissin-mengajukan petisi kepada Departemen Perdagangan untuk kenaikan harga.

Baca Juga: Istrinya Dijuluki Sosok Paling Tabah di Dunia, Hotman Paris Ingin Pertemukan Agustianne Marbune dengan Nagita Slavina, Tanggapan Raffi Ahmad Tak Terduga

"Kami menghadapi kenaikan harga komoditas, harga minyak untuk ekspor," kata Veera Naphaprukchart dari Thai Preserved Food, bagian dari merek populer Wai Wai, seperti dilansir Channel News Asia.

Harga tepung terigu naik sekitar 20% hingga 30% dan harga minyak kelapa sawit mentah melonjak dua kali lipat, Naphaprukchart mengungkapkan.

Veera menyalahkan kenaikan biaya produksi pada invasi Rusia ke Ukraina, yang merupakan pemasok utama gandum ke Thailand sebelum konflik.

Pipat Paniangvait dari Thai President Food mengatakan, harga mi instan terakhir kali naik pada 2008 silam.

Masalah produsen mi instan semakin diperparah oleh biaya ekspor yang tinggi, menyusul kenaikan harga minyak dan gandum, yang berarti penjualan ke luar negeri juga tidak layak.

"Dulu, kami menjual lebih banyak di luar Thailand untuk meredam situasi di sini karena kami tidak bisa menaikkan harga secara bebas," ungkapnya, seperti Channel News Asia kutip.

Departemen Perdagangan Thailand mengatakan, akan terus memantau biaya produksi dan mengindikasikan bisa menyesuaikan harga mi instan ke depan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan