Sempat Terjatuh dan Berteriak, Putri Candrawathi Peragakan Adegan Berbaring di Ranjang Berhadapan dengan Kuat Ma'ruf, Apa Artinya?

Rabu, 31 Agustus 2022 | 14:25
(Youtube channel Polri TV)

Adegan Putri Candrawathi tiduran di kasur saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Tampak Kuat Maruf duduk di samping Putri Candrawathi

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Rekonstruksi peristiwa pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J telah dilaksanakan, pada Selasa, (30/8/2022) kemarin.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunStyle 31 Agustus 2022, penyidik menghadirkan para tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J, mereka adalah Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR dan Kuat Ma'ruf.

Terkait rekonstruksi kasus Brigadir J, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo sempat mengurai penjelasan.

Diakui Irjen Dedi Prasetyo, proses rekonstruksi kasus Brigadir J yang berlangsung selama 7,5 jam adalah proses yang transparan.

Terlebih seluruh proses rekonstruksi tersebut disiarkan secara langsung serta meliputi dari tiga tempat yaitu TKP Duren Tiga, rumah pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, serta aula sebagai tempat pengganti TKP Magelang.

Untuk diketahui, dalam proses rekonstruksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 Wib itu, ada 36 adegan di rumah Jalan Saguling dan 27 adegan di rumah dinas TKP pembunuhan Brigadir J yang dilakukan para tersangka.

Dalam rekonstruksi peristiwa, Putri Candrawathi tampak memperagakan adegan di atas ranjang.

Putri Candrawathi mengenakan pakaian serba putih, dari baju, celana, masker hingga sepatu.

Di sebelah Putri Candrawathi secara bergantian ada sosok Kuat Maruf dan Brigadir J.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Terbaru Anak Perusahaan PT Pertamina, PTC Membuka Kesempatan untuk Lulusan S1, Berikut Syarat dan Link Pendaftarannya

Terkait adegan Putri Candrawathi tiduran di ranjang tersebut sempat memicu pertanyaan khalayak ramai.

Hingga akhirnya, saksi yang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut mengurai penjelasan.

Saksi tersebut adalah Komisioner Kompolnas Pudji Hartanto.

Dalam tayangan TV One News, Pudji Hartanto mengakui bahwa ia hadir dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J atas undangan dari penyidik.

Ikut menyaksikan adegan saat Putri Candrawathi tiduran di ranjang, Pudji Hartanto mengurai penjelasan.

Di momen itu diakui Pudji Hartanto, Putri Candrawathi sempat beradegan menelepon Ferdy Sambo.

"Dilihat dari adegan pertama diperankan di Magelang, saat itu ada terkesan bahwa ibu PC merasa ada hal yang mengganggu kemudian menyampaikan kepada bapak FS langsung. Itu ada permasalahan, hal pribadi.

Berkaitan dengan masalah pribadi ibu PC," pungkas Pudji Hartanto.

Sebelum menelepon Ferdy Sambo, Putri Candrawathi rupanya sempat beradegan di dalam kamar.

Baca Juga: Dipercaya Bisa Jadi Pertanda Baik, Inilah Arti Mimpi Bertengkar dengan Ayah yang Ternyata Menjadi Tanda Kegembiraan, Apa Itu?

Dalam adegan tersebut, Putri Candrawathi terjatuh.

Hal itulah yang membuat Putri Candrawathi beradegan lemas hingga akhirnya tiduran di ranjang.

Di momen itu, Kuat Maruf lah yang jadi penolong kedua Putri Candrawathi.

"Saat itu ditemukan bahwa ibu PC terjatuh kemudian teriak, kemudian ditemui pembantu rumah tangga, kemudian pembantu rumah tangga memanggil MK ( Kuat Maruf), menghampiri ke dalam kamar, ternyata ibu dalam kondisi terjatuh di lantai, kemudian setelah itu ada pertolongan," ungkap Pudji Hartanto.

Lalu setelah terjatuh, Putri Candrawathi memanggil Brigadir J dan Bripka Ricky untuk masuk ke kamar.

Pemanggilan itu dilakukan secara bergiliran.

Hal itu menjawab pertanyaan kenapa Brigadir J masuk kamar Putri Candrawathi.

Kendati menyaksikan adegan per adegan, Pudji Hartanto mengaku tak mendengar ada percakapan detail di adegan Putri Candrawathi tersebut.

"Kemudian diminta untuk istirahat, kemudian ibu menanyakan di mana Yosua. Itu ditanyakan, ditanya Ricky.

Baca Juga: Bikin Gempar, Celine Evangelista dan Marshel Widianto Kompak Unggah Foto Berlatar Biru, Segera Menikah?

Satu persatu dipanggil kemudian masuk ke dalam kamar.

Tentang pembicaraan apa yang disampaikan itu tidak diperankan, tidak disampaikan," kata Pudji Hartanto.

Usai insiden terjatuh itu, Putri Candrawathi pun mengurai perintah kepada semua ajudan Ferdy Sambo.

Bahwa esok hari yakni tanggal 8 Juli 2022, mereka semua harus pulang ke Jakarta.

"Perintah terakhir dari ibu PC kepada yang ada di situ, saya tidak ingat, diminta besok pagi kita kembali ke Jakarta," pungkas Pudji Hartanto.

Diborgol

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunnewsBogor, 30 Agustus 202, sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak meminta agar empat tersangka diborgol saat rekonstruksi berlangsung.

Baca Juga: Muncul Pakai Baju Tahanan untuk Pertama Kali, Ekspresi Ferdy Sambo Saat Turun dari Mobil Polisi Bikin Warganet Geregetan

"Tersangka yang lain (selain Bharada E) wajib diborgol, supaya ada perasaan aman bagi Bharada E untuk tidak adanya serangan-serangan yang bersifat secara spontan," kata Martin dilansir dari Youtube tvOneNews, Senin.

Namun menurut dia, yang paling krusial itu bukan serangan fisik, tapi serangan psikologi.

LPSK Siap Beri Perlindungan Bharada E

Sejumlah pihak mengkhawatirkan mental Bharada E terganggu terkait pertemuannya dengan Ferdy Sambo.

Bahkan, keselamatan Bharada E yang menjadi justice collaborator juga dipertanyakan.

Apalagi Bharada E sempat mengatakan enggan dipertemukan dengan Ferdy Sambo.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Rully Novian, buka suara.

Ia menjelaskan, LPSK akan memberikan perlindungan maksimal kepada Bharada E.

Hal ini dilakukan LPSK untuk mengantisipasi ancaman yang bisa membahayakan Bharada E.

"Jika memang akan dilakukan rekonstruksi dan dihadirkan, maka Bharada E, tentunya akan mendapatkan pengamanan dan pengawalan dari kami."

"Tentu ada teknis-teknis yang kami koordinasikan dengan penyidik, untuk mengawal Bharada E," tutur Rully, Minggu (28/8/2022).

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunnewsBogor.com, TribunStyle