Pakai Baju Branded serta Tenteng Tas Seharga Motor saat Rekonstruksi, Putri Candrawathi Masih Nikmati Kebebasannya, Pengamat: Jangan Berekspektasi Terlalu Tinggi pada Kepolisian

Jumat, 02 September 2022 | 07:42
YouTube, HO/Tribun Medan

Putri Candrawathi tak pakai baju tahanan dan tenteng tas mahal saat rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J pada Selasa (30/8/2022).

GridHot.ID - Putri Candrawathi bisa dibilang sebagai salah satu orang yang paling menjadi sorotan saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa (30/8/2022).

Bagaimana tidak, berbeda dengan tersangka lainnya, Putri Candrawathi tak mengenakan baju tahanan warna oranye.

Putri Candrawathi mengenakan baju yang mahal dan bermerek.

Istri Ferdy Sambo itu juga menenteng tas Gucci GG Supreme berharga fantastis.

Dilansir dari web resmi Gucci via Tribunnewsmaker.com, tas seri Gucci GG Supreme itu dibandrol seharga motor yakni Rp28 jutaan.

Tak tersebut juga tampak dibawa Putri Candrawathi ketika menemani suaminya setelah selesai melakukan rekonstruksi.

Dilansir dari Tribunnews.com, meski berstatus tersangka, Putri Candrawathi rupanya masih menikmati kebebasan alias tidak ditahan.

Hal itu didasari atas permintaan kubu Putri Candrawathi dengan alasan kemanusiaan hal itu sebagaimana tertuang dalam aturan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

"Ya, terkait soal penahanan Ibu Putri, kami sudah mengajukan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan karena alasan-alasan sesuai Pasal 31 ayat 1 KUHAP itu kita boleh mengajukan permohonan itu dan kita mengajukan karena alasan kemanusiaan," kata Kuasa Hukum Putri Candrawathi, Arman Hanis saat ditemui awak media di Bareskrim Polri, Kamis (1/9/2022) dini hari.

Adapun alasan kemanusiaan yang dimaksud yakni karena Putri Candrawathi masih memiliki anak kecil.

Tak hanya itu, kondisi kesehatan Putri Candrawathi yang tidak stabil juga dijadikan dasar permohonan kepada penyidik untuk tidak menahan Putri.

Baca Juga: 10 Orang Meregang Nyawa Termasuk Anak SD Pulang Sekolah, Polisi Beberkan Kondisi Sopir Truk Maut di Bekasi, Duga Alasan Mengapa Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi

"Ibu Putri masih mempunyai anak kecil dan Ibu Putri masih dalam kondisi tidak stabil, sehingga kami mengajukan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan terhadap Ibu Putri," ujarnya.

Atas permohonan tersebut kata Arman, tim penyidik Polri mengaminkan untuk tidak menahan Putri Candrawathi meski yang bersangkutan sudah menjadi tersangka kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Kendati demikian, istri mantan Kadiv Propam Polri itu kata Arman, wajib melakukan pelaporan kepada Polisi seminggu dua kali.

"Alhamdulillah penyidik mempertimbangkan hal-hal terkait kemanusiaan ya sehingga penyidik mengabulkan tetapi diminta untuk diberikan wajib lapor dua kali seminggu," ucap Arman.

Menuai Pro Kontra

Tidak ditahannya Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, seusai diperiksa sebagai tersangka dugaan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J menuai pro kontra.

Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto mempertanyakan azas imparsialitas atau kenetralan Polri kepada Putri Candrawathi yang tak ditahan.

"Soal mengapa polisi tidak bisa melakukan imparsialitas pada PC, tanyakan langsung ke polisi, kenapa?" kata Bambang saat dikonfirmasi, Kamis (1/9/2022).

Dengan kata lain, kata Bambang, Polri dinilai tidak adil karena tidak menahan Putri lantaran alasan kemanusiaan.

Apalagi, banyak kasus tersangka yang juga memiliki anak tetap ditahan oleh pihak kepolisian.

"Kita bisa menilai polisi tidak adil. Dan saya yakin polisi juga paham, tetapi mengapa tidak melakukannya mungkin hanya mereka dan Tuhan yang tahu alasannya," ungkap dia.

Baca Juga: Presiden Terakhir Uni Soviet si Bintang Iklan Pizza Hut Meninggal Dunia, Punya Peran Sangat Besar dalam Sejarah Perang Dingin, Ini Profil Lengkapnya

Lebih lanjut, Bambang meminta masyarakat tidak perlu berekspektasi tinggi kepada Polri.

Khususnya untuk memastikan Polri adil dalam menangani kasus Brigadir J.

"Makanya jangan berekspektasi terlalu tinggi pada kepolisian bila tak ada sistem yang bisa memastikan mereka bisa berlaku atau minimal mendekati adil," pungkasnya. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribunnews.com, Tribunnewsmaker.com