Gridhot.ID - TNI AL kini sedang melakukan penyelidikan terkait kasus jatuhnya salah satu pesawat mereka.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pesawat latih yang juga digunakan sebagai pesawat serbu kapal dengan jenis G-36 Bonanza T-2503 dilaporkan jatuh di Selat Madura, Jawa Timur.
Pesawat tersebut dipiloti Lettu Laut Judistira Eka Permady dan Co-pilot Letda Laut Dendy Kresna Bhakti dan awalnya lepas landas dari Bandra Juanda pukul 08.45 WIB.
Namun baru 10 menit lepas landas, pesawat tersebut langsungdinyatakan lost contact atau hilang.
Dilaporkan TNI AL menemukan pesawat tersebut di Selat Madura hasil dari temuan sonar.
Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyatakan siluet yang ditangkap sinar sonar menunjukkan wujud dari pesawat yang sedang dicari.
Dwika juga menuturkan, pesawat ini masuk ke jajaran TNI AL pada tahun 2013, dan relatif masih layak, karena baru melakukan pemeliharan rutin pada tanggal 22 Agustus 2022.
Kini pihak TNI AL masih terus melakukan penyelidikan dan evakuasi pasalnya kondisi sang pilot hingga kini masih menjadi misteri.
Sosok sang pilot pun menjadi sorotan.
Ternyata pilot yang mengemudikan pesawat tersebut sudah sangat berpengalaman dalam misi-misi penting negara.
Dikutip Gridhot dari Fotokita, pada November 2020, Lettu Pelaut Yudistira Eka Permadi mengikuti misi penting TNI AL di kawasan Natuna, Kepulauan Riau.
Untuk melatih kesiapsiagaan di perbatasan, prajurit Komposit Marinir Natuna Pasmar 1 melaksanakan uji komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295, di Natuna.
Uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 ini menggunakan Radio dengan jenis Dicom RF 4050 VHF/UHF Vehicularradio yang terpasang di Ranpur BVP-2 dan Roket MLRS Vampire.
"Kita melaksanakan uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 dengan Pilot Mayor Laut (P) Bani Safangat," ujar Pasiops Yonif 2 Brigif 1 Marinir selaku Komandan Satgas Komposit Marinir Satuan TNI Terintegrasi Natuna Pasmar 1 Mayor Marinir Erwin Wisnu Putra.
Dalam uji komunikasi yang juga melibatkan oleh Co Pilot Lettu Laut (P) Yudistira dan Komandan Peleton Arhanud Lettu Marinir Yusha Amriz ininmengambil jarak komunikasi sekitar 32 kilometer dari stelling BVP-2 dan Roket MLRS Vampire.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan alat komunikasi yang kita gunakan di daerah perbatasan ini dapat berfungsi dengan sehingga dapat mendukung tugas pokok kita untuk mengawal pulau terdepan di wilayah NKRI ini," imbuh Mayor Erwin Putra.
Pesawat Bonanza TNI AL
Pada Maret 2020, pilot pesawat TNI AL yang jatuh di Selat Madura mengikuti latihan terjun malam dilakukan dari ketinggian 6.000 kaki dari pemukaan laut.
Bersama pilot Kapten Pelaut Wisnu Akbar, Letnan Satu Pelaut Yudistira menerbangkan pesawat Casa NC-212-200 U-6216 Skuadron 600 Wing Udara 2 Puspenerbal Surabaya.
Prajurit Batalion Intai Amfibi 2 Marinir melaksanakan latihan terjun di malam hari dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan terjun tempur.
Letnan Satu Marinir Tatag Hidayat selaku perwira pelaksana latihan melalui keterangan tertulis, Kamis, mengatakan, selain terjun tempur siang dan malam hari, juga dilaksanakan terjun payung akurasi.
"Sebelum melaksanakan penerjunan dilakukan pemeriksaan kesehatan, ground training dan briefing kepada seluruh penerjun," katanya di sela pelaksanaan kegiatan di Lapangan Tembak Internasional FX Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur.
Ia mengemukakan, kemudian setelah selesai penerjunan dilaksanakan evaluasi latihan yang telah dilakukan.
"Dengan harapan profesionalisme prajurit Taifib 2 Mar selalu terjaga dan terus meningkat," ucapnya.
(*)