Gridhot.ID - Pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Selat Madura, Rabu (7/9/2022).
Pesawat ini dipiloti oleh Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi NRP 22360/P dan Co Pilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila NRP 22613/P.
Hingga saat ini, TNI AL belum bisa memastikan nasib dua penerbang pesawat Bonanza T-2503 yang jatuh di Selat Madura.
Melansir TribunJateng.com, berikut sosok Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi yang menjadi pilot pesawat Bonanza T-2503.
Berdasarkan catatan di akun Facebooknya, Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi berasal dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Ia lulus dari SMAN 2 Bondowoso pada 2012.
Berdasarkan riwayat unggahannya, ia mulai bertugas di TNI AL pada Juli 2017.
Pada November 2020, Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi mengikuti misi penting TNI AL di kawasan Natuna, Kepulauan Riau.
Di salah satu foto yang diunggah, tampak pula ia tengah berpose di depan pesawat yang ia kemudikan.
Kemudian pada 2 Juni 2021, Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi juga mengunggah foto yang diduga momen pertunangannya.
Mengutip TribunJatim.com, saat ini istri Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi tengah hamil anak pertama dalam usia kehamilan memasuki 9 bulan dan tengah persiapan untuk melahirkan.
Istri pilot pesawat terbang TNI AL yang jatuh diketahui berinisial VI, warga Bambe, Driyorejo, Gresik.
Salah satu anggota keluarga atau Bibi VI, Eni Sriwijayati mengatakan, pihaknya belum mengetahui banyak informasi mengenai hasil terbaru proses pencarian suami dari keponakannya itu.
Hanya saja, pihak keluarga besar memang sedang menyiapkan segala sesuatunya, jika nanti ada perkembangan signifikan dan lebih jelas mengenai proses pencarian tersebut.
"Saya enggak tahu, belum masuk ke dalam, saya cuma buleknya. Iya istrinya keponakan saya. Ya cucu ponakan," ujarnya saat ditemui di kediaman Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi, Jalan Patria Raya, Bambe, Driyorejo, Gresik, Rabu (7/9/2022) malam.
Namun, berdasarkan informasi yang sempat didengarnya dari orangtua VI. Keponakannya itu, terakhir kali berkomunikasi dengan Lettu Laut (P) Yudhistira Eka Permadi, sebelum berangkat berdinas pada Rabu (7/9/2022) pagi.
Foto lawas Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady
"Tadi barusan dari sini. Kan pulang pergi dari sini. (Terakhir komunikasi subuh pagi) Iya," katanya.
Dikatakan Eni, semenjak menikah dengan VI sekitar setahun lalu, pilot yang menjabat Wadan Pesud 2 Flight II Ron 200 itu, tinggal serumah dengan mertuanya.
Ia berharap suami dari keponakannya itu dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat, oleh tim penyelamat TNI-AL dan pihak instansi jajaran terkait yang ikut melakukan pencarian.
Eni mengaku tak kuasa membayangkan betapa terpukulnya sang keponakan, apalagi kini VI dalam keadaan mengandung anak pertama dengan usia kehamilan9 bulan.
"Benar, 9 bulan. Sudah mau melahirkan. Maunya minggu depan, kalau nggak salah tanggal 1. Kalau enggak akhir ini (bulan) ya tanggal 1 (Oktober). Iya (9 bulan) kata dokternya gitu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503terbang dalam rangka melaksanakan latihan antiserangan udara atau Air Defense Exercise (Adex) Siaga Armada II bersama dengan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di jajaran Komando Armada II.
Dalam latihan tersebut, pesawat Bonanza disimulasikan sebagai unit penyerang dengan skema antiserangan udara.
Namun sekitar 10 menit setelah lepas landas, pesawat dilaporkan hilang kontak di antara Bangkalan dan Gresik.
Menurut Danpuspenerbal, Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan, pesawat latih TNI AL ini hilang kontak di perairan Laut Selat Madura pada pukul 08.55 WIB.
TNI AL belum bisa memastikan nasib dua penerbang pesawat Bonanza T-2503 yang jatuh di Selat Madura, Rabu (7/9/2022).
Hilang kontak terjadi setelah pesawat lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 08.45 WIB.
Setelah menerima laporan pesawat Bonanza hilang kontak, Koarmada II langsung bergerak cepat dengan mengerahkan 7 KRI, 1 pesawat CN-235, 2 Helikopter, 2 Kapal Angkatan Laut (KAL), 2 Tim Kopaska, dan 2 tim penyelam untuk melaksanakan misi pencarian.
Dari pencarian ini, Tim SAR TNI AL menemukan lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat BonanzaT-2503.
Di sekitar titik lokasi, sonar kapal TNI AL juga menangkap siluet wujud pesawat Bonanza yang berada di kedalaman laut sekitar 10-15 meter.
"Hasil yang dilihat dari layar monitor sonar adalah bentukan hanya siluet pesawat," kata Dwika.
Namun, seiring dengan temuan siluet tersebut, TNI AL belum bisa memastikan nasib2 penerbang pesawat Bonanza.
Dwika mengatakan, tangkapan sinar sonar kapal TNI AL tidak secara detail menggambarkan mengenai kondisi kru pesawat.
"Untuk kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan," terang dia.
Pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di Selat Madura memang didesain tidak dilengkapi kursi pelontar untuk awaknya.
Hal ini dikatakan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan saat menggelar konferensi pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2022).
"Memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar," kata Dwika.
Dia menyebut jika pesawat tersebut merupakan pesawat latihan yang juga berfungsi untuk pesawat pengangkut sehingga tidak dilengkapi dengan kursi pelontar.
"Jenis pesawat Bonanza ini memang pesawat latih yang juga sebagai pesawat transport atau pesawat ringan yang tidak dilengkapi kursi lontar," ujarnya.
Meski begitu, Dwika melanjutkan, jika pesawat tersebut layak terbang.
Pesawat produksi Amerika Serikat itu masuk ke TNI AL itu masih terbilang baru.
Pesawat itu masuk sekira 2013 lalu.
"Pesawat ini masuk jajaran AL tahun 2013, relatif masih sangat layak karena baru saja melaksanakan pemeliharaan pada 22 Agustus 2022," jelasnya.
(*)