Terbang Backseat, Pangkoopsudnas Jajal Jet Tempur Rafale Prancis yang Punya Spek Tak Main-main: Dapat Digunakan untuk Berbagai Misi

Senin, 12 September 2022 | 18:42
Instagram @militer.udara

Pangkoopsudnas terbang backseat dengan Rafale Prancis

GridHot.ID -Sebanyaktiga jet tempur Rafale,satu pesawat angkut A-400M, dan dua pesawat 330 MRTT milik Angkatan Udara Prancis (FASF) mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (11/9/2022).

Dilansir dari Instagram @militer.udara, kedatangan enam pesawat milik FASF tersebut merupakan bagian dari kegiatan kerja sama antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan Angkatan Udara Prancis yang bertajuk Misi Pegase '22.

Sebelum mendarat di Indonesia, pesawat-pesawat tersebut terlebih dahulu mengikuti latihan multinasional Pitch Black '22 di Royal Australian Air Force (RAAF) Base, Australia.

Pada Minggu (11/9/2022), Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Andyawan Martono Putro menjajal jet tempur Prancis, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Pangkoopsudnas terbang bersama Angkatan Udara Prancis dengan duduk di kursi belakang ataubackseat

Tak cuma Pangkoopsudnas, Dubes Prancis untuk Indonesia H.E. Olivier Chambard juga mengikuti terbang backseat menggunakan jet tempur Rafale bersama AU Prancis itu.

Sementara, pada Senin (12/9/2022) akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu joyflight A-330 MRTT bagi media, Jjyflight A-400M bagi VIP Kemhan/TNI, dan backseat penerbang tempur TNI AU.

Pada sore harinya dilaksanakan static show di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Selanjutnya pada Selasa (13/9/2022), kembali akan dilaksanakan backseat bagi penerbang tempur TNI AU dan static show.

Dilansir dari Kompas.com, Indonesia diketahui telah menyetujui pembelian jet tempur generasi 4,5 Rafale asal Prancis pada Februari 2022 lalu.

Indonesia menyetujui pembelian Rafale melalui nota kesepahaman kerja sama pertahanan.

Baca Juga: Indonesia Pesan 42 Unit, Jet Tempur Rafale Prancis Ternyata Sempat Dijuluki 'Pesawat Terkutuk', Ini Alasannya

Progres awal pengadaan jet tempur pabrikan Dassault Avation itu dengan mengakuisisi enam unit pada kontrak perdana.

Lalu, 36 unit lainnya diklaim akan segera menyusul dalam waktu dekat.

"Kita akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Mulai hari ini kontrak pertama untuk enam pesawat, yang akan disusul dalam waktu dekat untuk 36 pesawat dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator yang dibutuhkan," kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai menyaksikan penandatanganan kontrak bersama Menhan Perancis Florence Parly di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (10/2/2022).Rafale dikenal sebagai pesawat multirole karena dapat digunakan untuk berbagai misi.

Misalnya, interdiction (larangan), aerial reconnaissance (pengintaian udara), ground support (dukungan darat), anti-ship strike (serangan antikapal) dan nuclear deterrence mission (misi pencegahan nuklir).

Pesawat yang muncul pertama kali pada 2001 itu hingga kini sudah digunakan oleh sejumlah negara. Antara lain, Qatar, Yunani, India, Uni Emirat Arab, Kroasia, dan Mesir.

Kendati sudah meneken kontrak, nyatanya Indonesia mesti bersabar untuk bisa menyusul negara lain yang sudah lebih dulu mengoperasikan Rafale.

Sebab, enam pesawat dalam kontrak perdana baru akan dikirim pada 56 bulan ke depan pasca-aktifnya penandatangan kontrak.

"Prosesnya memang panjang. Artinya ketika Prabowo sudah tidak menjadi menteri pertahanan, pesawat ini sudah menjadi kekuatan pertahanan kita,” ujar juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, Jumat (11/2/2022).

Di sisi lain, pengadaan pesawat bermesin ganda ini merupakan upaya Indonesia membangun kekuatan pertahanan udara.

Pembelian pesawat ini juga bersifat mendesak. Mengingat, kondisi kesiapan pesawat tempur Indonesia mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Eurofighter Typhoon Vs Rafale, Duo Jet Tempur Pejuang Garis Depan yang Terlibat 'Dogfights' di Atas Mediterania Timur

Salah satu masalah yang paling mencolok yaitu usia pesawat tempur yang sudah berumur.

Beberapa pesawat yang mulai menua meliputi F5 Tiger, Hawk 100 dan 200.

Sekretaris Jenderal Kemenhan Marsdya Donny Ermawan Taufano menyebut bahwa Indonesia saat ini hanya mengandalkan 33 pesawat F-16 yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.

Sementara, 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 berusia hampir 20 tahun.

"Dengan kondisi demikian menjadi kewajiban Kementerian Pertahanan untuk merencanakan pesawat tempur yang akan bertugas di tahun 2030 dan 2040-an," kata Donny dalam webinar 'Menyongsong Pesawat Rafale', Kamis (17/2/20220).

Berdasarkan data Global Fire Power (GFP) pada 2022, Indonesia disebut mempunyai alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk kekuatan udara sebanyak 445 unit. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, Instagram