GridHot.ID - Mayor Jenderal (Mayjen) TNI AD Cholid Ghozali adalah ayah dari Rahma Setyaningsih.
Jenderal Cholid Ghozali juga merupakan ayah mertua dari Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Diketahui dari Tribunmanado.com, Rahma Setyaningsih adalah istri dari KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Inilah rangkuman fakta tentang sosok Mayjen TNI (Purn) Cholid Ghozali, mertua Jenderal Dudung Abdurachman yang ternyata teman baik Effendi Simbolon.
Fakta Mayjen Cholid Ghozali teman baik Effendi Simbolon ini terungkap saat KASAD Jenderal Dudung Abdurachman menggelar jumpa pers di Markas Besar TNI AD, Kamis (15/9/2022).
Jenderal Dudung secara gamblang menyebut Effendi Simbolon adalah teman baik mertuanya.
Berikut rangkuman fakta selengkapnya tentang sosok Mayjen Cholid Ghozali.
1. Purnawirawan TNI dan mantan anggota DPR
Mertua Jenderal Dudung adalah seorang purnawirawan TNI.
Dia lahir pada tanggal 17 Agustus 1943.
Ia juga pernah aktif sebagai Anggota DPR RI pada tahun 1996-1998 serta aktif di Partai Bintang Reformasi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Cholid dicalonkan sebagai anggota DPR dari Partai Bintang Reformasi untuk daerah pemilihan Sumatera Selatan 1 dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2004.
Cholid memperoleh 11.648 suara dalam pemilihan umum tersebut, namun partainya tidak lolos ambang batas suara di daerah pemilihan tersebut.
Cholid menikah dengan Sri Estiningsih Budiarti dan memiliki empat anak.
Salah satu anak mereka, Rahma Setyaningsih, menikah dengan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman.
Cholid wafat pada pukul 07.00 tanggal 14 Maret 2020 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
2. Riwayat pendidikan
Sipil:
- SD (1955)- SMP (1958)- SMA/B (1961)
Militer:
- Akademi Militer Nasional (1965)- Sussarcab Inf (1966)- Suslapa Inf (1972)[4]- Seskoad (USA) (1979)[4]- Sesko ABRI (1985)[4]- Army War College (USA) (1988)[4]
Kursus:
- Susjurpa Sut Pam (1970)[4]- Susjab Intel (1975)[4]- Sus Bahasa lnggris (1977)[4]- Sus Bahasa Jerman (USA) (1979)[4]- International Defence Management Course (IDMC/USA) (1983)[4]- Sussospol ABRI (1996)
3. Riwayat jabatan
- Komandan Peleton Senapan (1966 – 1968) (Penumpasan G30S/PKI)- Wakil Komandan Kompi Senapan (1968 – 1969)- Komandan Kompi Senapan (1969 – 1970)- Kepala Seksi 2 Batalyon (1970 – 1972)- Kepala Seksi 2 Komando Resor Militer (1972 – 1974)- Kepala Seksi 5 Komando Resor Militer (1974 – 1975)- Kepala Seksi 1 Komando Resor Militer (1975 – 1976)- Kepala Biro Pengamanan Staf Umum Kodam VII/Brawijaya (1976) (Kontingen Garuda VIII)- Komandan Batalyon Infanteri 323/Raider (1 November 1979 – 14 Januari 1982)- Paban III/Bina Organisasi/Sopsad- Waasops Kasum ABRI- Staf Ahli Pangab Tingkat III bidang Ekonomi dan Keuangan (-24 Juli 1995)- Koordinator Staf Ahli KSAD (-8 Februari 1996)
Jabatan sipil dan politik:
- Ketua Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (1994-1995)- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (31 Juli 1996[11] – 1998; keppres 13 Oktober 1998- Anggota Komisi VII (1996 – 1997)- Inspektur Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan (9 April 1999[13] – 2002)- Tim Enam Islah Partai Bintang Reformasi (2005)- Ketua DPP Partai Bintang Reformasi (2005-2010)- Ketua Dewan Penasehat Baitul Muslimin Indonesia (2011-2020)
4. Tanda jasa
- Satyalancana Kesetiaan VIII- Satyalancana Garuda VIII- Satyalancana Penegak G.30.S/PKI- Satyalancana XVI Tahun- Tanda Jasa dari PBB- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya- Bintang Yudha Dharma Nararya- Satyalancana Kesetiaan XXVI Tahun- Satyalancana Dwidya Sistha
5. Teman Baik Effendi Simbolon
Pertemanan Mayjen TNI (Purn) Cholid Ghozali dengan Effendi Simbolon diungkapkan Jenderal Dudung Abdurachman dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD, Kamis (15/9/2022).
Dalam jumpa pers ini, Jenderal Dudung Abdurachman menanggapi klarifikasi Effendi Simbolon terkait pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan.
Seperti diketahui dari Surya.co.id, setelah menyatakan TNI sebagai gerombolan lebih-lebih ormas (organisasi masyarakat), EFfendi Simbolon meminta maaf kepada seluruh jajaran TNI, Panglima TNI dan KSAD.
Permintaan maaf Effendi Simbolon itu pun diterima dengan lapang dada oleh Jenderal Dudung mewakili seluruh jajaran TNI AD.
Dia juga menyerukan kepada seluruh jajarannya untuk menghentikan kegiatan-kegiatan menyampaikan (protes) baik secara perorangan maupun kelembagaan.
"Sudah cukup, beliau sudah minta maaf. Kita harus lebih dewasa, kita harus lebih legowo. Kita sudah terbiasa menghadapi tantangan tersulit, sekalipun nyawa. Kalau hanya berita-berita seperti itu, kecil bagi kami untuk menghadapinya," kata Jenderal Dudung.
Saat ditanya apakah ada rencana untuk bertemu Effendi Simbolon atau mendatangi Majelis Kehormatan Dewan (MKD)?
Jenderal Dudung memastikan kapan saja Effendi SImbolon mau menemuinya, dia mempersilakan.
Kalaupun dia dipanggil MKD pun dia siap mendatanginya.
"Saya kenal baik Pak Effendi. Itu kan temannya mertua saya itu. Teman dekat banget sama saya.
Di HP saya belum ada sms, belum ada telpon. Kalau beliau mau datang, silakan," ujarnya.
(*)