Wajib Hati-hati! Daun Telinga Kiri Terasa Panas Menurut Primbon Jawa Bisa Menandakan Kehilangan, Perhatikan Satu Hal Ini untuk Tentukan Sikap ke Depan

Rabu, 21 September 2022 | 13:13
Freepik

Ilustrasi telinga kiri panas menurut Primbon Jawa

Gridhot.ID - Primbon Jawa merupakan sebuah horoskop ala Indonesia yang berasal dari Jawa.

Primbon Jawa layaknya astrologi Jawa yang digunakan sebagai penentu sikap seorang manusia.

Berbeda dengan astrologi bintang yang menggunakan ramalan, Primbon Jawa menggunakan tanda-tanda alam dan tubuh sebagai penentu kehidupan.

Salah satu hal yang bisa dibaca tandanya adalah saat daun telinga kiri terasa panas.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Primbon Jawa sudah mendunia usai pada tahun 2010 KBRI Berlin menggelar acara Open House All Nation.

Primbon di Jerman menjadi atraksi yang paling banyak diminati di tahun tersebut.

Dikutip Gridhot dari Intisari, Primbon merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.

Primbon berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan kita.

Catatan dalam Primbon Jawa digunakan sebagai pedoman atau arahan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan lahir-batin.

Isi primbon Jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, peramalan watak manusia, dan lainnya.

Termasuk juga tanda-tanda yang dialami oleh tubuh, seperti telinga berdenging, bersin tiba-tiba, daun telinga panas, hati yang bergetar, dll.

Baca Juga: Cerai Diam-diam Tanpa Terendus Media, Adul Ternyata Sudah Menikah Lagi dengan Sosok Ini, Sang Komedian Cemaskan 1 Hal dari Istri Barunya

Menurut Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, begini pertanda bila daun telinga kiri panas berdasarkan waktu.

Pagi hari

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 7-8 pagi, maka hal tersebut menandakan akan mendapatkan masalah yagn menuntut harus segera diselesaikan.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 8-10 pagi, maka hal tersebut menandakan akan mendapatkan masalah yang menuntut harus segera diselesaikan dengan baik-baik.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 1-2 pagi, maka bermakna akan mendapatkan rezeki halal dengan mudah.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 3-4 pagi, maka bermakna akan menjadi bahan pembicaraan orang lain.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 5-6 pagi, maka bermakna akan mendapatkan pertolongan dari orang lain sehingga masalah yang dihadapi akan selesai dengan cepat.

Siang hari

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 11-12 siang, maka hal tersebut menandakan akan sukses dalam bisnis yang sedang dijalani. Sukses tersebut akan segera tercapai jika rajin berdoa dan selalu berusaha keras.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 1-2 siang, maka hal tersebut menandakan akan bertukar pikiran tentang hal yang baik.

Sore hari

Baca Juga: Eropa Terancam Membeku Menjelang Musim Dingin Gegara Rusia Ogah-ogahan Pasok Gas, Vladimir Putin Nyatanya Hanya Minta Satu Syarat Ini untuk Sudahi Krisis Energi di UE

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 3-4 sore, maka hal tersebut menandakan akan mendapatkan nasihat yang baik.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 5-7 sore, maka hal tersebut menandakan akan dimudahkan dalam mencari sumber penghidupan.

Malam hari

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 7-8 malam, maka bermakna akan mendapatkan masalah dan rintangan.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 9-10 malam, menandakan akan kehilangan sesuatu.

Jika telinga bagian kiri tiba-tiba terasa panas dan itu terjadi pada pukul 11-12 malam, bermakna akan bertemu dengan orangtua.

Anda boleh tidak percaya seratus persen, karena kembali kepada pribadi masing-masing.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, intisari