Pasukan Harimau Den Harin Konon Lebih Menakutkan dari Kopassus, Mengawal Presiden Soekarno Jadi Tugasnya: Gelap dan Simpang Siur

Kamis, 22 September 2022 | 07:42
jambi.tribunnews.com

Den Harin, pengawal pribadi Presiden Soekarno.

GridHot.ID - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah pasukan elite.

Sebut saja Kopaska dan Denjaka yang berasal dari TNI AL, Kopassus dari TNI AD, Kopasgat dari TNI AU, serta Koopsus yang merupakan gabungan pasukan elite TNI yang terdiri dari pasukan-pasukan elite di tiga matra.

Lalu, bagaimana dengan Den Harin atau Datasemen Harimau yang konon lebih menakutkan daripada Kopassus?

Den Harin dikenal sebagai pelindung terakhir Soekarno.

Melansir Tribun Jambi (7/11/2019), setelah Indonesia memproklamasikankemerdekaannya, Belanda ingin kembali merebut kekuasaan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno-Hattapada 17 Agustus 1945 ternyata tidak diketahu secara merata.

Khususnya oleh rakyat Sulawesi Selatan karena masih jarang yang memilikiradio.

Oleh karena itu, pasukan NICA dan KNIL yang sudah dibebaskan olehpasukan Jepang dari tahanan memanfaatkan situasi minimnya informasi diSulawesi Selatan itu untuk mengambil alih kekuasaan.

Pasukan NICA dan KNIl yang dengan cepat melakukan konsolidasi itulangsung memiliki pengaruh karena didukung persenjataan hasil rampasandari pasukan Jepang yang sudah menyerah kepada Sekutu.

Pada 24 September 1945, pasukan Sekutu (Australia-Belanda) mendarat diMakassar untuk melaksanakan misi pembebasan tawanan pasukanBelanda yang ditahan Jepang sekaligus melucuti persenjataan pasukanJepang.

Pasukan Sekutu itu selain membawa pasukan Belanda juga membekali diridengan “surat sakti”, yakni Perjanjian Postdam yang ditandatangani pada26 Juli 1945.

Baca Juga: Soekarno Tak Sembunyi, Ini Lokasi Presiden Pertama RI Saat Pemberontakan G30S/PKI Terjadi di Malam Hari, Ratna Sari Dewi Jadi Saksi Kunci

Isi perjanjian Postdam itu menyatakan bahwa “wilayah yang didudukimusuh” (occupied area) harus dikembalikan kepada penguasa semula.

Jika isi perjanjian itu dikaitkan dengan Indonesia, berarti pasukan Jepangharus mengembalikan Indonesia kepada Belanda.

Singkat kata Belanda memang ingin menguasai Indonesia lagi danmenjadikan Makassar sebagai ibu kota Negara Indonesia Timur.

Para pejuang kemerdekaan di Makassar pun kemudian membentukpasukan perlawanan demi melawan pasukan Belanda.

Pasukan perlawanan yang saat itu berhasil dibentuk untukmempertahankan kemerdekaan RI adalah Laskar Pemberontak RakyatIndonesia Sulawesi (Lapris).

Salah satu pejuang Lapris yang kemudian gugur dan menjadi pahlawannasional adalah Robert Wolter Mongisidi.

Karena perlawanan pasukan Lapris selalu berhasil dipukul mundur olehpasukan Belanda, kekuatannya menjadi terpecah-pecah.

Pada serangan militer Belanda yang dilancarkan pada 8 Agustus 1946,kubu pasukan Lapris yang berada di Gunung Ranaya berhasil dihancurkandan para pejuang Lapris pun memilih turun gunung

Mereka kemudian melanjutkan perlawanan melalui taktik peperangansecara gerilya.

Salah satu personel yang terus bertempur secara gerilya adalah MaulwiSaelan, yang kelak menjadi pengawal pribadi Presiden Soekarno.

Maulwi yang pada puncak kariernya berpangkat kolonel juga menjabatsebagai Wakil Komandan Pasukan Pengawal Presiden, Cakrabirawa.

Setelah turun gunung dan kembali meneruskan perjuangan ke Makassar,Maulwi dan rekan-rekan seperjuangan kemudian mencari nama baru bagipasukan gerilyanya yang juga merupakan pasukan khusus itu.

Baca Juga: Viral! Padahal Baru Dapat Penghasilan Rp 40.000, Pengamen Angklung Ini Kena Palak Oknum Satpol PP, Warnet: Satpol PP Kok Ngemis?

Karena pada masa penjajahan Jepang Maulwi dan rekannya sukamenonton film yang ada harimaunya, pasukan gerilya Maulwi kemudiandinamai Pasukan Harimau Indonesia.

Laskar Harimau Indonesia ini memang terkenal militan karena terdiri daripara pejuang kelompok pelajar SMP Nasional yang umumnya mahirberbahasa Belanda.

Mereka pernah menyerang dan menduduki Hotel Empres pada 29 Oktober1945 dari tangan NICA serta berhasil membebaskan rekan yang semuladitahan oleh NICA.

Komandan Pasukan Harimau Indonesia adalah Muhammad Syah, WakilKomandan Robert Wolter Mongisidi, dan Maulwi Saelan sendiri menjabatsebagai Kepala Staf.

Seperti tertulis dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Seokarno,dalam strategi tempurnya Pasukan Harimau Indonesia memiliki taktik danstrategi tempur khusus.

Yakni menyerang dan merampas persenjataan pasukan Belanda dengantarget individu atau kelompok kecil serdadu NICA, KNIL, polisi, kaki tanganBelanda, serta gudang amunisi.

Jika digambarkan sebagai pasukan jaman sekarang Pasukan HarimauIndonesia ini memang seperti pasukan khusus yang bertempur secarasenyap, mahir melaksanakan sabotase sasaran vital musuh, menimbulkanketakutan dan kepanikan terhadap kehidupan sehar-hari pasukan Belanda,menghadang distribusi logistik, dan lainnya.

Pasukan Harimau Indonesia yang dibentuk di Makassar pada era PerangKemerdekaan ini sangat populer.

ABRI (TNI) di era Orde Baru pun memiliki pasukan khusus yang dinamaiDatasemen Harimau (Den Harin) yang bertugas mengawal Presiden secarasenyap.

Tapi keberadaan "pasukan super" yang dianggap jauh lebih hebat dariKopassus ini masih gelap dan simpang siur karena tidak adanya bukti yangotentik.

Padahal sebagai satuan khusus yang dibentuk secara resmi olehpemerintah, jika Den Harin memang ada pasti ada bukti dan dokumenotentiknya.

Baca Juga: Konon Lebih Ditakuti daripada Kopassus, Pasukan Harimau Jadi Tim Elit Sang Penjaga Terakhir Soekarno, Kemampuannya Sudah di Luar Nalar Manusia Biasa

Itulah cerita tentang pasukan khusus Den Harin yang konon menjadipenjaga presiden Indonesia. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribun Jambi