GridHot.ID - Penyakit asam lambung tentu sudah tak asing lagi di telinga.
Asam lambung naik bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Bahkan, asam lambung ini juga bisa menyerang kapan saja.
Melansir tribungorontalo.com, meski termasuk penyakit yang umum, asam lambung bisa berbahaya jika tak ditangani.
Mulas, peradangan, hingga gangguan pencernaan menjadi sejumlah gejala dari asam lambung.
Mengutip Healthline, asam lambung ini terjadi ketika ada aliran balik asam dari lambung ke kerongkongan.
Adanya sensasi terbakar di perut atau dada setelah memakan makanan tertentu merupakan bukti bahwa asam lambung seseorang meningkat.
Asam lambung dapat disebut juga dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Melansir dari laman Tribun Jogja, GERD disebabkan oleh adanya gangguan di katup pencernaan sfingter esofagus.
Jika katub tersebut melemah, maka asam lambung yang seharusnya ada di dalam perut akan naik ke kerongkongan.
Cairan tersebut akan mengiritasi lapisan kerongkongan sehingga memicu masalah peradangan.
Karenanya, penting bagi Anda mengobati asam lambung sebelum menjadi semakin parah.
Dilansir dari Kompas.com, saat dalam kondisi stres, kita sering merasakan perut perih hingga terasa mual.
Gejala tersebut mirip dengan asam lambung. Kecemasan dan stres memang bisa menjadi faktor penyebab naiknya asam lambung atau refluks asam.
Sebaliknya, refluks asam dapat membuat stres dan menyebabkan kecemasan pada beberapa orang.
Kaitan anxiety dan naiknya asam lambung
Refluks asam terjadi ketika asam dari lambung bocor kembali ke pipa makanan, atau kerongkongan.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah istilah untuk refluks asam persisten.
Kecemasan adalah respons alami terhadap stres dalam tubuh. Sebaliknya, stres juga bisa memicu kecemasan.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa stres dan kecemasan dapat memicu refluks asam atau memperburuk gejala.
Misalnya, sebuah studi 2018 yang melibatkan lebih dari 19.000 orang menemukan bahwa mereka yang cemas lebih mungkin mengalami gejala GERD.
Hal ini terjadi karena kecemasan dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, yang merupakan pita otot yang menjaga lambung tetap tertutup dan mencegah asam bocor ke kerongkongan.
Respons stres dan kecemasan dapat menyebabkan ketegangan otot yang bertahan lama.
Jika ini mempengaruhi otot-otot di sekitar perut, hal itu bisa meningkatkan tekanan pada organ dan mendorong asam ke atas.
Tingkat kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung.
GERD memicu stres dan cemas
Peneliti juga telah mencatat bahwa GERD dapat menjadi sumber stres dan kecemasan yang signifikan bagi orang-orang.
Pada tahun 2019, para peneliti mencatat bahwa orang dengan GERD yang mengalami nyeri dada memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami nyeri di bagian tubuh ini.
Periset juga menyarankan bahwa orang dapat mengaitkan gejala seperti nyeri dada dengan kondisi lain yang lebih serius, meningkatkan kecemasan mereka tentang gejala ini.
Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat memungkinkan lingkaran setan berkembang. GERD dapat menyebabkan stres dan kecemasan, namun stres dan kecemasan juga berkontribusi terhadap GERD.
Cara Mengatasi
Anda bisa meredam gejala GERD dengan menghindari makanan pemicu GERD dan mengonsumsi antasida yang dijual bebas di apotik.
Dokter juga dapat merekomendasikan mengambil langkah-langkah khusus untuk mengurangi atau mencegah kecemasan,yang bisa menjadi pemicu GERD.
Langkah mengurangi kecemasan, antara lain.
- berkonsultasi ke profesional kesehatan mental
- mengurangi asupan kafein
- menghindari alkohol dan narkoba
- berlatih teknik menghilangkan stres, seperti yoga, meditasi, atau tai chi. (*)