Find Us On Social Media :

Aturan FIFA Jelas Melarang, Ini Alasan Polisi Tetap Tembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Malang, Singgung Suporter Tak Patuhi Aturan

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

GridHot.ID - Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam menimbulkan banyak korban jiwa.

Diketahui, laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya itu dimenangkan oleh skuad Bajul Ijo dengan skor 2-3.

Kekalahan Arema FC di kandang rupanya mematik emosi suporter.

Sejumlah oknum suporter nekat merangsek turun ke lapangan Satdion Kanjuruhan Malang.

Dilansir dari Kompas.com, pihak keamanan mencoba mengamankan kondisi dengan menembakkan gas air mata di bawah pagar pembatas.

Nahasnya, asap gas air mata yang mereka lontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.

Akan tetapi, lontaran gas air mata tersebut harus dibayar mahal. Suporter mengalami sesak napas dan tak sedikit dari mereka jatuh pingsan.

Lebih buruk lagi, gas air mata tersebut memakan banyak korban jiwa. Berdasarkan informasi resmi pada Minggu (2/10/2022) pukul 08.00 WIB, dikatakan bahwa korban meninggal dunia berjumlah 127.

Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), penggunaan gas air mata nyatanya tidak diperbolehkan.

Lebih tepatnya tertulis di pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.

Jika mengacu pasal 19 b tersebut, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA.