Gridhot.ID - Tragedi Kanjuruhan hingga kini masih menjadi sorotan dunia.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, dilaporkan 125 orang meninggal dunia akibat tragedi tersebut.
Korban meninggal merupakan suporter Arema FC yang berada di stadion.
Diduga para korban meninggal dunia usai berdesakan, sesak napas, hingga terinjak-injak saat polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Kasus ini menjadi sorotan dunia hingga publik figur dari berbagai kalangan menyampaikan dukanya.
Netizen bahkan secara serentak mendesak agar para pejabat yang terlibat termasuk ketua PSSI untuk mundur dari jabatannya terkait tragedi ini.
Namun dikutip Gridhot dari Kompas.com, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menolak mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Ratusan nyawa melayang setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Merujuk pada data yang dikeluarkan Pemkab Malang pada Selasa (5/10/2022), korban jiwa mencapai 131 orang dan ratusan korban lain mengalami luka-luka.
Setelah tragedi paling memilukan dalam sepak bola Indonesia tersebut, muncul desakan agar Mochamad Iriawan mundur dari posisinya.
Desakan itu muncul dari beberapa kelompok suporter dan netizen.
Baca Juga: Mampu Sembuhkan Penyakit Medis Maupun Guna-guna, 3 Weton Ini Ternyata Dinaungi Khodam Sunan Muria
"Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI)," kata pria yang biasa disapa Iwan Bule itu ketika ditemui awak media di Malang, Selasa (5/10/2022) sore.
Menurut dia, memilih mundur itu sama saja dengan lari dari tanggung jawab.
Jadi, ia memastikan akan mengawal Tragedi Kanjuruhan hingga usai.
"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. [Saya berada] di Malang sampai selesai," ucap pria berusia 60 tahun itu.
"Salam buat netizen ya (sambil tertawa)," imbuhnya sembari berjalan dan menyudahi sesi wawancara.
PSSI sejauh ini telah memberikan sanksi kepada Arema FC terkait Tragedi Kanjuruhan.
Arema FC didenda Rp 250 juta, dilarang menggelar laga kandang di Malang, dan tidak boleh dihadiri penonton.
Selain itu, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris mendapat sanksi larangan aktif di sepak bola seumur hidup.
Hukuman yang sama juga diberikan kepada Security Officer Arema FC Suko Sutrisno.
(*)