Gridhot.ID - Bursa Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa kini sudah mulai hangat diperbincangkan.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, dilaporkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah akan melepaskan jabatanya karena pada Desember 2022 ini sudah memasuki masa pensiun.
Jenderal Andika Perkasa mulai menjalani tugasnya di bulan-bulan terakhir sebelum kursi Panglima TNI digeser ke sosok berikutnya.
Mahfud MD sudah menegaskan kalau penggantian Panglima TNI melalui mekanisme yang sesuai dengan aturan Undang Undang.
Publik kini hanya perlu menunggu keputusan Presiden Jokowi dalam pergantian posisi ini.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, berpendapat calon panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa, seharusnya berasal dari angkatan laut (AL).
Menurutnya, panglima TNI yang berasal dari angkatan laut mampu mewujudkan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
“Kalau sekarang kita tarik kepada janji Presiden Jokowi di 2014 bahwa kita akan menjadi poros maritim dunia, itu kan artinya kita menjadi poros dirgantara dunia, kita menjadi poros permukaan dunia,” kata Connie dalam Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (6/10/2022).
“Artinya harus mewujudkan bahwa panglima TNI kali ini harus dari angkatan laut,” sambungnya.
Dia kemudian menjelaskan lebih jauh soal alasan mengapa panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa seharusnya berasal dari angkatan laut.
Menurutnya, angkatan laut dapat dijadikan sebagai patokan untuk mengukur kekuatan militer sebuah negara. Apalagi, demi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Kenapa dari angkatan laut, yaitu dari Laksamana Yudo Margono. Kalau kita bicara soal pertahanan, apalagi untuk mewujudkan poros negara maritim, pakailah dasarnya itu angkatan laut, dasar menghitung angkatan itu dari angkatan laut,” papar Connie.
“Dengan angkatan laut itu kita bisa tahu kapan kita bisa mencapai brown water navy atau wilayah kedaulatan, kapan kita harus mencapai green water navy atau wilayah kawasan, dan kapan kita mencapai blue water navy di wilayah samudra.”
Lebih lanjut, Connie sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi sebelumnya bahwa situasi geopolitik terus berubah.
Konflik antara Rusia dan Ukraina juga belum mereda. Dia khawatir dengan posisi Indonesia apabila terjadi perang di Taiwan. Inilah yang menurutnya yang akan menjadi tantangan panglima TNI ke depan.
“Saya perlu mengingatkan bahwa perang Rusia-Ukraina ini belum selesai, apalagi jika perang tersebut berpindah ke Taiwan atau Laut China Selatan. Ini yang mesti kita sadari dulu,” tegas Connie.
Menurutnya, panglima TNI selanjutnya memiliki banyak tantangan dan membutuhkan kepiawaian dari TNI-AL.
Sebagai informasi, masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan habis pada Desember 2022. Dia akan memasuki usia pensiun pada 21 Desember 2022, bertepatan dengan ulang tahun ke-58.
Menurut UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun paling tinggi 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama.
(*)