Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah Indonesia bersama-sama dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 8 Oktober 2022, hal tersebut merupakan salah satu poin dalam surat dari FIFA yang diterima oleh Presiden sebagai tindak lanjut pembicaraan dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada 3 Oktober lalu.
"FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," ujar Jokowi dalam pernyataannya dari Istana Merdeka yang disiarkan pada Jumat (7/10/2022) malam.
Selain itu, dalam surat tersebut juga disampaikan bahwa sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu.
"Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," tutur Jokowi.
Selanjutnya, Kepala Negara memaparkan bahwa akan dilakukan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan pemerintah Indonesia untuk melakukan lima hal.
Pertama, membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia.
Kedua, memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional.
Ketiga, melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama.
Keempat, mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada.
Kelima, menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.
Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino, juga akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
"Nanti, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah," tambah Jokowi.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 8 Oktober 2022, senada dengan hal tersebut,Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengaku lega mendengar kabar dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal masalah sepak bola Indonesia yang lepas dari ancaman hukuman FIFA.
Tragedi Kanjuruhan membuat orang nomor satu di tanah air ini langsung menghubungi presiden FIFA, Gianni Infantino.
Tujuannya adalah membahas mengenai langkah lanjutan terkait Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang, Jawa Timur.
Hasilnya, Jokowi dan FIFA sepakat menjalin kolaborasi bersinergi dalam beberapa aspek.
Bahkan, FIFA bakal berkantor di Indonesia untuk sementara waktu dalam pembentukan tim tranformasi mengusut Tragedi Kanjuruhan.
Secara garis besar, FIFA tidak akan memberikan sanksi kepada Indonesia atas insiden kericuhan seusai laga Arema FC vs Persebaya yang mengakibatkan ratusan orang tewas.
Terkait kabar ini, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan buka suara.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengapresiasi langkah Presiden RI yang langsung gerak cepat turun tangan mengatasi masalah tersebut.
"Alhamdulillah, melalui Presiden Republik Indonesia, FIFA sudah memberikan pernyataan resmi bahwa Indonesia tidak terkena hukuman efek dari insiden Kanjuruhan," kata Mochamad Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI.
Iwan Bule, menambahkan jika PSSI terus menjalin komunikasi dengan FIFA maupun AFC.
Diungkapkannya, mereka bakal tiba di Indonesia guna membahas langkah lanjutan atas Tragedi Kanjuruhan yang hingga kini mendapatkan sorotan publik hingga kancah Internasional.
"PSSI selalu intens berkomunikasi dengan FIFA dan AFC," terang Iwan Bule.
"Pada minggu depan, delegasi FIFA dan AFC akan berkunjung dan berdiskusi dengan PSSI untuk mengambil langkah-langkah transformatif seperti yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia," terang pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat tersebut.
Berikut 5 Poin Kolaborasi Pemerintah Indonesia dengan FIFA dan AFC.
1. Membangun standar keamanan stadion-stadion di Indonesia
2. Memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian berdasarkan standar pengamanan Internasional
3. Sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran, masukan, serta komitmen bersama
4. Mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi risiko
5. Pendampingan dari para ahli di bidangnya.
(*)