Gridhot.ID -Ramalan weton masih digunakan sebagian masyarakat Jawa untuk menentukan gambaran masa depan.
Para sesepuh Jawa pada zaman dahulu meyakini bahwa setiap weton berpotensi memiliki kelebihan tersendiri.
Percaya atau tidak, ada beberapa weton yang dikenal paling keramat dalam kitab Primbon Jawa karena lisannya bertuah.
Di mana segala ucapan pemilik weton-weton tersebut selalu menjadi nyata, sehingga mereka harus hati-hati saat berbicara dan selalu menjaga lisan.
Melansir dari YouTube Fitka Channel, kitab Primbon Jawa menyebutkan ada 3 weton paling keramat yang mempunyai lisan sebagai penentu masa depan.
Berikut ulasan 3 weton paling keramat, doa dan sumpah mereka mudah sekali terkabul menurut Primbon Jawa.
Senin Pon
Weton paling keramat yang disebutkan dalam kitab Primbon Jawa pertama kali adalah Senin Pon.
Memiliki neptu 11, para pemilik weton ini menjadi pertemuan antara cakra seks bumi dan cakra dasar langit.
Ini membuat Senin Pon memiliki unsur gaib di dalam tubuhnya, yaitu mutmania yang menjadikan semua sumpah weton ini mudah sekali terkabul.
Maka dari itu, lisan weton ini menjadi penentu masa depan dan membuat para pemilik Senin Pon dikenal sangat keramat.
Rabu Legi
Rabu Legi turut disebutkan dalam kitab Primbon Jawa sebagai weton paling keramat di antara weton-weton lain.
Terlahir dengan neptu 12, Rabu Legi dipercaya sebagai tempat menyatunya cakra jantung bumi dan cakra seks langit.
Pertemuan tersebut membuat weton ini memiliki unsur gaib yang disebut sebagai subiah.
Kemampuan unsur gaib ini menjadikan lisan Rabu Legi sebagai penentu masa depan karena setiap ucapannya dapat menjadi kenyataan dalam sekejap mata.
Jumat Kliwon
Terakhir, terdapat Jumat Kliwon yang masuk sebagai weton paling keramat dalam kitab Primbon Jawa.
Dengan neptu 14, para pemilik weton ini dijadikan sebagai tempat bertemunya cakra mahkota langit dengan cakra anjena bumi.
Hasil dari pertemuan tersebut membuat Jumat Kliwon memiliki unsur gaib bernama muhlima.
Kekuatan gaib ini membuat pemilik weton tersebut menjadi sangat keramat karena setiap ucapan serta lisannya akan menjadi kenyataan dan jadi penentu masa depan.
Perlu diingat, ramalan ini tidak seratus persen benar.
Anda boleh saja tidak percaya, anggap ini pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur.
(*)