PBB Yakin Prajurit Rusia Sengaja Perkosa Pria dan Wanita Ukraina Karena Sudah Jadi Strategi Militer Putin

Senin, 17 Oktober 2022 | 05:13
Pixabay

Ilustrasi - Militer Rusia

Gridhot.ID - Peperangan Rusia dengan Ukraina tak sedikitpun mendingin.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, beberapa waktu lalu Presiden Rusia, Vladimir Putin menghujani Ukraina dengan serbuan rudal.

Hal ini disebut-sebut sebagai balasan Rusia usai Ukraina meledakkan jembatan Krimea.

Di tengah serbuan tersebut, pihak PBB menemukan berbagai fakta mengerikan di medan perang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Pramila Patten, perwakilan khusus PBB untuk kekerasan seksual dalam konflik, mengeklaim bahwa Rusia memberikan viagra ke tentaranya untuk memperkosa warga sipil Ukraina.

Dikatakan bahwa pemerkosaan ini termasuk strategi militer pasukan Rusia di Ukraina.

“Ketika Anda mendengar para wanita bersaksi tentang tentara Rusia yang dilengkapi dengan viagra, itu jelas merupakan strategi militer,” kata Pramila Patten kepada kantor berita AFP, dikutip dari New York Post pada Sabtu (15/10/2022).

Patten menambahkan, PBB telah memverifikasi lebih dari 100 kasus pemerkosaan atau serangan seksual sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Korban sebagian besar anak gadis dan perempuan, tetapi anak laki-laki dan pria juga diperkosa.

Pada September 2022, kepala organisasi Komisi Penyelidikan Internasional Independen untuk Ukraina menulis bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil, termasuk pemerkosaan, penyiksaan, dan penahanan yang melanggar hukum.

Ketua komisi menyebutkan, usia korban kekerasan seksual dan berbasis gender berkisar antara 4-82 tahun, dan dalam beberapa kasus anggota keluarga dipaksa menyaksikan langsung tindakan tersebut.

Baca Juga: Anak Endang Mulyana Bukan yang Pertama, Inilah Deretan Artis yang Pernah Jadi Korban KDRT Suami, Hanya Lesti Kejora yang Pilih Pertahankan Rumah Tangga

"Kasus yang dilaporkan hanyalah puncak gunung es," kata Patten kepada AFP tetapi menambahkan bahwa sulit mempertahankan statistik yang akurat selama konflik kekerasan masih aktif.

“Angka-angka tidak akan pernah mencerminkan kenyataan karena kekerasan seksual adalah kejahatan diam-diam.” Adapun Rusia membantah tuduhan kejahatan perang di Ukraina.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews