GridHot.ID- Lagi-lagi Wirda Mansur menjadi trending lantaran pernyataannya.
Wirda Mansur beberapa kali menjadi sorotan publik lantaran memberikan pengakuan yang dianggap tak masuk akal hingga berbohong.
Dilansir dari TribunSeleb, Wirda Mansur pernah mengaku kuliah di empat kampus yang berbeda.
Tak hanya itu, Wirda Mansur juga pernah menuliskan daftar keinginan yang dinilai tak masuk akal.
Kontroversi terbaru Wirda Mansur adalah mengaku mendapat mobil Rp 1,4 miliar setelah bersedekah Rp 50 juta kepada Yusuf Mansur.
Pasalnya, Wirda Mansur yang baru meyedekahkan uangnya sebesar Rp 50 juta kini mendapat balasan berupa mobil senilai Rp 1,4 Miliar.
Awalnya, Wirda Mansur menyebut bila dirinya memang tengah menginginkan mobil tersebut.
Namun, putri Ustaz Yusuf Mansur itu mengaku tak mau langsung membeli.
Pantauan Sripoku.com dari TikToknya Kamis (20/10/2022), Wirda Mansur tampak memamerkan momen sedekah tersebut.
"Ya, ini sedikit sih, tapi doain, ya, Pah, buat cita-cita aku, buat impian aku," kata Wirda Mansur dalam video yang diunggah dalam akun TikTok @wirda_ucup.
Ia kemudian mengklaim bahwa uang Rp50 juta yang diberikan kepada Yusuf Mansur bukan hal besar bagi sang ayah.
"Ini sedikit sih memang, tapi yang dilihat, kan, ketulusan gue. Keikhlasan gue buat MAB (Millenial Anti Bokek, komunitas yang didirikan Wirda Mansur)," imbuhnya.
Setelah memberikan uang Rp50 juta, Wirda Mansur mengaku bahwa dirinya sebenarnya ingin membeli mobil.
Namun, niatnya diurungkan karena ia ingin mempercayai keajaiban setelah bersedekah.
"Gue kan niat mau beli mobil, lihat Instagram terus ngucap dalam hati, 'Ya, Allah pingin banget ini mobil'. Kan, bisa aja gue beli mobil, tapi gue lagi menunggu keajaiban Allah gitu," bebernya.
"Karena ada yang bilang kalau kita ngasih, Allah pasti kasih lebih. Bahkan bisa dikasih 700 kali lipatnya," lanjutnya.
Wirda Mansur pun lantas bercerita bahwa ia mendapat keajaiban bersedekah itu tanpa sadar.
"Bokap gue bilang, 'Kak, ada tamu nih ke rumah,' terus gue disuruh nemenin tamunya. Terus nyamperin ke rumah bertemu sama beliau, gue nggak ada bilang soal mobil. Gue tahu sedikit tentang mobil terus gue ceritalah tentang velg," tuturnya.
"Tiba-tiba tamu bokap bilang gini langsung intinya gini, 'Dah, kamu pake aja itu buat kamu'. Gue di situ bener-bener speechless dikasih ke gue cuma-cuma, sampe nanya tiga kali gimana angsurannya. Gue kayak mimpi, itu (mobil) harganya Rp1,4 M. Itu (mobil) yang gue lihat dari kemarin," pungkasnya.
Sayangnya aksi Wirda tersebut justru menuai pro kontra dari netizen.
Banyak yang menilai sikap Wirda tersebut bak memamerkan niat baik yang seharusnya dirahasiakan saja.
Diwartakan GridPop.ID sebelumnya, Wirda Mansur sempat buka suara, ia mengaku sebenarnya menempuh pendidikan di empat kampus berbeda.
"Yang bilang katanya gue tuh kuliah di tiga kampus, iya itu bohong. Karena sebenarnya bukan tiga, tapi empat, say," terang Wirda Mansur.
Wirda menyebut dari semua pendidikan yang dia lakukan nyatanya tak sampai selesai.
Diberitakan Tribun Wow, Wirda akhirnya mengaku tak kuliah di Oxford University.
Ia hanya menjalani program IB atau International Baccalaureate.
"Tahun 2017 itu dalam keadaan gue belum selesai SMA gue ambil IB International Baccalaureate di Oxford, Sampai sini ini tricky, IB bukan kuliah, setara sama SMA tapi Programnya juga nggak sampai selesai. Itu hal biasa sebenarnya, tricky-nya jadi pertanyaannya, ''Kenapa Linkedin lo lulusan University of Oxford?'" tutur Wirda Mansur dalam Story akun Instagram @wirda_mansur.
Kurikulum International Baccalaureate atau biasa disebut IB adalah kurikulum Internasional yang diakui hampir di seluruh universitas di dunia.
Ada tiga jenis program, yakni Primary Years Programme, Middle Years Programme, Diploma Programme, dan Career-related Programme.
Jika Wirda menjelaskan IB yang dia lakukan setara dengan SMA, maka ia mengambil program IB Diploma Programme.
IB Diploma Programme adalah kurikulum setingkat SMA yang ditempuh dalam waktu 2 tahun. Kita diharuskan untuk memilih 6 pelajaran dari 6 grup pelajaran yang tersedia.
Menurut Wirda, LinkedIn miliknya dibuat oleh staf yang salah paham.
(*)