China Ngamuk Ketar-ketir, Amerika Serikat Santai Parkir 6 Pesawat yang Bawa Bom Nuklir di Bagian Selatan Indonesia, Apa Tujuannya?

Rabu, 02 November 2022 | 06:13
Defencenews

B-52 Stratofortress, pembom nuklir AU AS.

Gridhot.ID - Amerika Serikat dan China memang memiliki hubungan yang sengit.

Rivalitas keduanya sudah sampai ke aspek apapun.

Diketahui pada awal bulan Oktober tahun 2022 saja, dikutip Gridhot dari Kontan, Amerika Serikat (AS) dengan sengaja merencanakan untuk membatasi ekspor teknologi chip ke China.

Hal ini dilakukan atas perintah dari pemerintahan Joe Biden.

Diduga hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan persaingan dagang mereka.

Dengan menahan stok chip, China diprediksi akan gagal tumbuh di sektor senilai US$ 550 Miliar ini.

Kini di bulan November tahun 2022, rivalitas antara Amerika Serikat dan China di Asia Pasifik makin sengit.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, situasi terbaru dipicu kabar bahwa AS berencana mengirim enam pesawat pengebom B-52 ke salah satu pangkalan militernya di Australia.

Yang mana, dilansir dari media Australia, ABC, B-52 mampu mengangkut bom berhulu ledak nuklir.

AS dikabarkan telah menyusun rencana membangun fasilitas khusus untuk pesawat raksasa di Pangkalan Udara Tindal, Australia Utara, yang wilayah perairannya juga berbatasan dengan Laut Arafura dan Laut Timor di Indonesia.

Washington telah menyusun rencana menggunakan fasilitas operasi skuadron itu selama musim kemarau, membangun pusat pemeliharaan, dan area parkir enam unit pesawat B-52.

"Kami [Australia] terlibat dengan teman-teman kami di sekutu AS dari waktu ke waktu. Ada beberapa kunjungan ke Australia, termasuk ke Darwin yang menempatkan Marinir AS secara bergantian di sana," kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang dikutip Kompas.id (1/11/2022).

Baca Juga: Rekomendasi Anime Tentang Anak Sekolah yang Bisa Ditonton Selain di Anoboy, Mulai dari Kisah Para Pembunuh Hingga yang Berbumbu Komedi Romantis

Perluasan Pangkalan Udara Tindal diperkirakan akan menelan biaya hingga USD100 juta, yang mana area parkir pesawatnya akan selesai pada akhir 2026.

Sementara saat ditanya rencana AS kerahkan pesawat pengebom ke Australia, Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa perilaku AS belakangan telah meningkatkan ketegangan di kawasan, merusak perdamaian dan stabilitas kawasan, serta bisa memicu perlombaan senjata di kawasan.

"China mendesak pihak-pihak terkait untuk meninggalkan mentalitas menang-kalah dan Perang Dingin yang sudah kedaluwarsa, serta cara berpikir geopolitik yang picik."

"China sekaligus mendesak untuk melakukan sesuatu yang kondusif untuk perdamaian dan stabilitas kawasan serta mengembangkan rasa saling percaya di antara negara-negara," ujar Zhao Lijian.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas TV, kontan