Gridhot.ID - Rusia dilaporkan sedang menarik mundur pasukannya dari salah satu wilayah penting Ukraina.
Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Rusia telah menarik mundur pasukannya dari Kherson, Ukraina usai digempur habis-habisan.
Mundurnya Rusia dari salah satu wilayah penting Ukraina tentu cukup mengejutkan banyak pihak.
Bahkan beberapa ahli memprediksi Rusia sedang mempersiapkan serangan kejutan untuk melawan Ukraina.
Ukraina sendiri tetap waspada meski pihaknya sempat beberapa kali merasakan kemenangan.
Melihat pasukannya mulai digempur habis-habisan, Rusia kini langsung merekrut pasukan cadangan.
Namun, pasukan cadangan ini diambil dari orang-orang terburuk yang ada di Rusia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, terpidana pembunuh dan pengedar narkoba yang baru saja meninggalkan penjara di Rusia akan dilibatkan dalam wajib militer untuk berperang di Ukraina, sesuai perubahan undang-undang yang disetujui Presiden Vladimir Putin.
Dilansir BBC pada Sabtu (5/11/2022), pemimpin berusia 70 tahun itu mengubah undang-undang terkait pemanggilan pasukan cadangan, yang kini merekrut orang-orang yang dihukum karena kejahatan serius yang baru saja meninggalkan penjara.
Mantan narapidana yang dihukum karena kejahatan seks terhadap anak atau terorisme masih mendapat pengecualian menurut hukum.
Tentara Rusia telah dituduh melakukan kejahatan selama invasi ke Ukraina.
Baca Juga: Dulu Wara-wiri Hiasi Layar Kaca, Pesulap Limbad Kini Jualan Sate Kambing, Begini Kata Istrinya
Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina, yang dibentuk oleh PBB, melaporkan pada September bahwa kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia termasuk eksekusi singkat terhadap warga sipil dan tindakan kekerasan berbasis gender seksual oleh beberapa tentara.
Ukraina sendiri mengatakan telah mengidentifikasi puluhan ribu kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia.
Rusia membantah sengaja menyerang warga sipil, dan menuduh pasukan Ukraina menargetkan warga sipil di wilayah yang dikuasai separatis negara itu dengan artileri.
Tuduhan yang dibantah Kyiv. Komisi PBB mengatakan menemukan "dua contoh perlakuan buruk terhadap tentara Federasi Rusia oleh tentara Ukraina," tetapi jumlah tuduhan kejahatan perang terhadap Rusia "jelas jauh lebih besar."
(*)