Gridhot.ID -Polisi mengungkap KKB Papua yang melakukan penyerangan terhadap 4 pekerja proyek pembangunan Puskesmas Beoga Barat, Kabupaten Puncak pada Selasa (8/11/2022) lalu.
Mengutip Kompas.com, para pelaku diyakini merupakan pecahan KKB Kali Kopi, Kabupaten Mimika, yang dulunya dipimpin oleh Jhony Botak.
"Sudah ada beberapa orang yang berhasil diidentifikasi, ada Saminus dan Ando Waker, dia pecahan dari kelompok Jhony Botak," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, di Jayapura, Rabu (9/11/2022) malam.
Menurut Faizal, kelompok tersebut sudah berada dan menetap di Kampung Julukoma, Distrik Beoga selama beberapa bulan terakhir.
"Mereka sudah ada di Beoga beberapa saat, sejak Maret 2022," kata dia.
Kepastian mengenai identitas para pelaku didapat setelah2 korban selamat dari total4 pekerja yang diserang KKB, telah dievakuasi ke Mimika dan bisa dimintai keterangan.
Sebelumnya, Polda Papua sempat menyebutkan jumlah korban penyerangan KKB adalah tiga orang, dimana satu orang tewas dan satu lainnya mengalami luka tembak.
"Dua korban yang selamat adalah Lana Aldiawan dan Muhammad S, mereka direksi PT. Puncak Tukup Naul yang mengerjakan pembangunan Puskesmas Beoga Barat."
"Mereka sudah dievakuasi ke Mimika dan telah dimintai keterangan," tutur Faizal.
Sebagai informasi, KKB Papua melakukan penembakan terhadap 4 pekerja PT. Puncak Tukup Naul yang tengah melintas di Kampung Julukoma, pada Selasa (8/11/2022) sekitar pukul 08.30 WIT.
Akibat kejadian tersebut, satu korban bernama Yudin (Wahyu) tewas, kemudian Ilham mengalami luka tembak dan dua lainnya selamat.
Daftar KejahatanJhony Botak
1. Tembak Bharatu Doni Priyanto
Nama Jhony Botak muncul setelah terjadi kontak senjata di Jipabera, sekitar Kampung Aroanop pada 28 Februari 2020.
Baku tembak itu berujung pada gugurnya Bharatu (Anumerta) Doni Priyanto, anggota Brimob Resimen III Jakarta.
KKB Papua Jhony Botak juga disinyalir hampir menyandera 3 orang guru SD Inpres Baluni, Aroanop.
Melansir Tribun-Papua.com, anggota KKB Papua Jhony Botak juga melakukan serangan di kantor Polsek Tembagapura.
Saat kontak tembak antara aparat Brimob dengan KKB pimpinan Jhony Botak di Jipabera pada Jumat (28/2/2020), tiga anggota KKB dilaporkan juga terkena tembakan oleh peluru aparat.
Kondisi ketiga anggota KKB tersebut tidak diketahui nasibnya lantaran langsung dibawa lari oleh rekan-rekannya.
Termasuk soal keberadaan KKB di kawasan Aroanop, tepatnya di Kampung Baluni dan Jagamin baru diketahui setelah3 orang guru yang bertugas di SD Inpres Baluni sempat disandera oleh kelompok separatis bersenjata itu sejak 15 Februari hingga 18 Februari.
Identitas3 guru yang disandera KKB itu yakni Agustinus Sere, Eustakhius Lafteuw dan Bonifantura Pakairuru.
Ketiganya berhasil bebas setelah ditolong oleh warga setempat dan dievakuasi ke Timika menggunakan helikopter milik Polri.
2. Bersatu Incar Freeport
Diketahui, KKB Papua pimpinan Jhony Botak dan kelompok Lekagak Telenggen kini sudah bersatu.
Kapolda Papua kala itu Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, ada indikasi mereka berupaya memasuki kawasan PT Freeport di Tembagapura, Papua.
Indikasi itu terungkap dari hasil penyelidikan yang dilakukan anggotanya, di mana saat ini KKB Papua dari berbagai wilayah berada di sekitar Tembagapura.
"Memang benar ada laporan KKB yang berada di sekitar area Tembagapura, bukan saja kelompok Jhony botak yang menguasai kawasan Kali Kabur, tetapi Legagak Telenggen juga sudah bergabung," ujar Waterpauw, Rabu (4/3/2020).
Dijelaskannya, dengan mulai bersatunya berbagai kelompok KKB Papua, maka pihaknya akan lebih memperketat pengamanan di sekitar areal PT Freeport.
Aparat keamanan akan mengambil tindakan tegas bila kelompok tersebut tetap berupaya masuk kawasan Freeport.
3. Tembak warga dikira mata-mata
JM (inisial), warga Kali Kabur, Tembagapura menjadi korban salah sasaran KKB Papua pimpinan Jhony Botak.
KKB Papua pimpinan JhonyBotak menembak JM hingga tewas karena dikira mata-mata TNI-Polri pada 1 Maret 2020.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal menjelaskan, keluarga korban mengaku sempat mendengar bunyi tembakan sebanyak2 kali, namun di sekitar wilayah itu tidak terdapat pos aparat keamanan.
JM memang dekat dengan aparat keamanan yang ada di Timika sehingga KKB Papua mencurigainya sebagai mata-mata.
"Akibatnya KKB Papua pimpinan JhonyBotak pernah mengutus anak buahnya dan menanyakan keberadaan JM," jelas Kamal menambahkan.
Keesokan harinya keluarga mendapat informasi kalau JM ditemukan tewas di sekitar Kali Kabur dan akan menuntut denda adat kepada JhonyBotak atas kematiannya.
4. Bakar gereja
Kabar viral yang menyebut kalau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen danJhonyBotak membakar gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Sinai, Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura dibenarkan Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto.
Dia mengatakan pembakaran gedung gereja GKII Kampung Opitawak itu dilakukan oleh KKB Papua pada 12 Maret 2020.
Semenjak terjadi kontak tembak dengan aparat TNI-Polri, KKB Papua diketahui menjadikan gedung gereja itu sebagai pos untuk bersembunyi dari kejaran aparat.
"Gereja tersebut sebelumnya ramai dikunjungi oleh masyarakat Kampung Opitawak untuk melakukan berbagai kegiatan ibadah."
"Tapi sudah beberapa pekan belakangan semenjak KKB Papua menebar teror di wilayah tersebut, masyarakat akhirnya harus mengalah" kata AKP Hermanto.
Dari foto yang beredar, terlihat bangunan gereja GKII Jemaat Sinai, Kampung Opitawak tersebut hanya menyisakan rangka atap yang masih terlalap api.
Juga terlihat seseorang laki-laki mengenakan kalung noken motif merah biru berada di dekat lokasi gedung gereja yang sedang terbakar itu.
AKP Hermanto mengatakan, KKB Papua yang beberapa waktu terakhir memasuki kampung-kampung di sekitar Kota Tembagapura tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Kelompok bersenjata itu kemudian mengancam masyarakat untuk menjadikan gedung gereja sebagai markas pertahanan mereka.
Karena alasan itu pula, warga Kampung Opitawak dan kampung-kampung di sekitar itu seperti Banti 1, Banti 2 dan Kimbeli meminta aparat TNI-Polri untuk mengevakuasi mereka ke Timika.
Diburu hidup atau mati
Diketahui, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri tidak membiarkan para KKB Papua bernafas lega.
Ia terus memburu para KKB Papua pimpinan Jhony Botak hingga terjepit. Bahkan Fakhiri menyatakan akan menangkap mereka hidup atau mati.
"Kami akan terus mencari Jhony Botak sampai kapanpun. Para pelaku kejahatan harus kita tangkap atau tahan hidup maupun mati," tegas Fakhiri, Kamis (25/3/2021).
Mantan Kapolres Jayapura itu, mengatakan, sebagai negara hukum, masyarakat atau kelompok manapun tidak boleh melanggar hukum atau ketentuan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
(*)