Penderita Asam Lambung Pantang Konsumsi Makanan Pedas, Ini Tips Jika Ingin Makan Sambal Tanpa Nyeri Perut

Senin, 14 November 2022 | 09:05
pinterest.com

Makan makanan pedas

GridHot.ID - Penting bagi penderita asam lambung untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi.

Berikut beberapa rekomendasi lauk dan pauk yang cocok dikonsumsi oleh penderita asam lambung.

Pasalnya, ada makanan yang justru meningkatkan asam lambung.

Dilansir dari TribunMedan, asam lambung yang naik biasanya ditandai dengan dengan mulas, sakit tenggorokan, perut kembung, mual, dan pusing.

Kondisi tidak nyaman ini tentunya akan mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita asam lambung untuk memperhatikan apa yang mereka makan.

Inilah alasan mengapa makanan pedas bisa picu asam lambung naik.

Penyakit asam lambung tidak boleh dianggap hal biasa, apalagi disepelekan.

Penyakit asam lambung adalah penyakit serius.

Salah satu penyebab umum penyakit refluks asam alias asam lambung, melansir dari WebMD, adalah kelainan perut yang disebut hernia hiatal.

Ini terjadi ketika bagian atas perut dan LES bergerak di atas diafragma, otot yang memisahkan perut kita dari dada.

Baca Juga: Pijat di 4 Titik Ini untuk Mengatasi Masalah Asam Lambung yang Mendadak Kambuh

Untuk diketahui, biasanya diafragma membantu menjaga asam dalam perut kita.

Tetapi jika kita menderita hernia hiatal, asam dari lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala penyakit asam lambung.

Beberapa orang tentunya sangat menyukai makanan yang pedas.

Tetapi jika kita mengkonsumsi makanan dengan pedas dan berlebihan dapat memicu naiknya asam lambung.

Tidak hanya itu saja, jika kita mengkonsumsi makanan pedas berlebihan akan memberikan efek buruk pada sistem pencernaan, salah satunya iritasi pada lambung hingga sakit yang melilit.

Rasa pedas pada sambal memang bagi sebagian orang dapat meningkatkan selera makan.

Walaupun sambal terasa nikmat dan menggugah selera, tidak semua orang dapat menahan rasa pedas dan efek nyeri yang ditimbulkan pada perut.

Nyeri pada perut setelah makan sambal inilah yang dinamakan dengan gastritis atau peradangan pada lambung.

Dari sebuah studi menyebutkan bahwa 80,2% orang dengan nyeri perut disebabkan karena memakan makanan pedas.

Makan pedas inilah yang dapat menimbulkan nyeri perut, begah, mual, melilit, kembung, hingga diare.

Cabai bisa terasa pedas karena mengandung zat kapkaisin.

Baca Juga: Bayi Sering Gumoh Bisa Jadi Tanda Penyakit Asam Lambung, Ketahui 10 Gejala GERD pada Anak, Orang Tua Bisa Lakukan Ini untuk Mencegahnya

Capcaisin inilah yang menyebabkan lidah terstimulus nyeri dan kita rasakan sebagai sensasi pedas.

Di lambung, kapkaisin dapat mengiritasi lapisan lambung yang merangsang reseptor nyeri.

Ketika reseptor nyeri terangsang, lambung akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa pada daerah lambung “terserang” zat iritatif (capcaisin) dan diartikan sebagai nyeri perut.

Selain itu, sambal juga dapat memicu asam lambing meningkat yang juga bisa mengikis lapisan lambung.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa ada penanganan, lapisan lambung yang terus terkikis dapat mengalami perlubangan atau perforasi.

Kondisi inilah yang menjadi kondisi kritis bagi penderita gastritis karena dapat mengalami infeksi lebih parah.

Berikut ini, ada tips untuk makan sambal tanpa nyeri perut:

1. Usahakan untuk perut (lambung) dalam kondisi terisi jika ingin makan-makanan pedas.

2. Setelah makan sambal dapat diiringi minum susu atau makanan manis lainnya.

3. Kontrol asupan sambal sesuai batas kemampuan serta kondisi perut sebelumnya.

Bagi yang sudah memiliki keluhan nyeri perut kronis akibat suka makan sambal, sebaiknya cicipi dulu sambal atau makanan pedas.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Ibunda Rendi Jhon Meninggal Jelang Pernikahan Putranya, Sempat Titipkan Pesan Ini pada Keluarga Glenca Chysara

Tetap waspada bagi yang terbiasa makan pedas.

Pasalnya, hal itu bisa jadi iritasi lambung tidak terasa begitu saja hingga lapisan lambung sudah terkikis menjadi sangat tipis.

(*)

Tag

Editor : Septia Gendis

Sumber Tribunmedan, Gridhealth