GridHot.ID - Sederet kejanggalan demi kejanggalan masih menyelimuti kasus satu keluarga yang tewas di Kalideres.
Mulai dari lambung korban kosong, kulkas yang benar-benar kosong, struk belanja, hingga adanya kapur barus serta lilin di meja makan di rumah korban.
Ya, kasus satu keluarga yang tewas di dalam sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, masih menyisakan misteri.
Dikutip Gridhot dari TribunTimur, empat korban diidentifikasi atas nama Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68).
Lalu, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.
Warga awalnya curiga mencari sumber bau tak sedap dari sumber kejadian.
Setelah rumah didobrak, warga menemukan empat orang itu sudah dalam keadaan tewas di ruangan berbeda-beda, Kamis (10/11/2022) malam.
Seperti dilansir dari Kompas.com, beberapa bulan lalu bau busuk pernah mengusik tetangga sebelah rumah keluarga yang ditemukan meninggal dunia di Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.
"Pertama cium bau busuk bulan Februari ke Maret (2022).
Bau begini juga, cuma baunya enggak begitu menyengat kayak begini," kata Tio di Citra Garden 1, Sabtu (12/11/2022).
Tidak seperti bau busuk saat ini yang tercium sampai kamarnya, kata Tio, dulu bau busuk hanya tercium saat angin berembus.
"Kalau ada angin masuk (baunya), saya pikir bau bangkai nih, tapi saya diemin.
Lalu saya panggil tukang untuk mencari-cari di setiap sudut rumah, katanya enggak ada.
"Terus tukangnya bilang begini, 'Bu, nanti kalau udah lama, (bangkainya) sudah hancur, hilang baunya'. Benar, hilang tuh saat itu," kenang Tio.
Bau busuk kemudian kembali tercium beberapa hari terakhir.
Tio mengingat baunya jauh lebih menyengat dibandingkan beberapa bulan lalu.
"Tapi sekarang ini lebih menyengat. Sampai masuk ke dalam kamar.
Makanya saya enggak tahan. Terus saya lapor RT. Soalnya kan suami saya sakit, tidur di ranjang pakai selang," ungkap Tio.
Tio mengaku tidak menyangka jika bau busuk menyengat akhir-akhir berasal dari mayat empat orang yang sudah bertetangga dengannya sejak 20 tahun lalu.
"Pas tahu ada empat mayat, saya kaget," sebut dia.
Selama bertetangga, Tio menyebut mengenal keluarga tersebut, namun hanya sebatas bertegur sapa.
Belasan tahun lalu, bahkan anak Tio pernah bermain di rumah keluarga Rudyanto itu. Namun, semakin ke sini, keluarga tersebut dinilainya semakin tertutup.
(*)