Gridhot.ID - Tak dipungkiri sebagian masyarakat Jawa masih percaya dengan ramalan weton.
Banyak orang mempercayai ramalan weton dalam primbon Jawa untuk memprediksi masa depan.
Percaya atau tidak, menurut primbon Jawa, beberapa weton terkenal apes dan sangat sulit menjadi orang kaya.
Kesialan yang akan dialami tak hanya soal rezeki dan finansial, namun juga urusan asmara dan lainnya.
Bahkan kesialan ini tak hanya dialami pemilik weton ini saja, namun merembet ke orang-orang terdekatnya.
Siapa saja weton yang dimaksud? Kenapa mereka menjadisial? Melansir Sonora.id, begini ulasannya.
Senin Pahing
Weton Senin Pahing diramalkan paling sial dan bisa menularkan kebuntungan terhadap orang di sekitarnya.
Alasan kenapa pemilik weton ini dianggap membawa sial karena mereka memiliki sifat dan karakter yang sulit beradaptasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Kesialanitu juga dirasa oleh teman-temannya.
Maka jangan heran bila hanya sedikit orang yang bisa berteman dekat dengan sosok Senin Pahing.
Rabu Kliwon
Orang dengan weton Rabu Kliwon terkenal dengan energi buruk yang bisa membawanya pada kesialan.
Terkadang mereka bisa menghadapi sisi sial seorang diri.
Namun tak jarang kesialan itu bisa membawa kerugian untuk orang sekitarnya.
Tidak hanya soal finansial, orang dengan weton ini juga bisa sial dalam pekerjaan dan karier mereka.
Bahkan bisa juga berdampak pada orang seisi rumah.
Dalam ramalan primbonJawa, hal itu karena weton Rabu Kliwon dinaungi katiup angin.
Hal itu membuat rezeki yang semestinya ia dapatkan dengan cepat berlalu begitu saja.
Sabtu Wage
Menurut primbonJawa, weton Sabtu Wage dikenal sebagai weton membawa sial, bahkan akan menularkan ketidakberuntungan terhadap orang di sekitarnya.
Apalagi soal keuangan, sosoknya paling sulit diandalkan keberuntungannya.
Bahkan bila ia tetap menabung untuk suatu keperluan, pasti akan kehilangan tabungan dalam waktu singkat.
Entah ada kesialan apa yang bisa menghampirinya sewaktu-waktu.
Perlu diingat, ramalan ini tidak seratus persen benar.
Anda boleh percaya, boleh juga tidak, karena semua kembali kepada pribadi masing-masing.
(*)