Sempat Hidup Bareng Mayat hingga Beri Susu dan Menyisiri Rambut Jasad Reni, Pengakuan Dian Anak Keluarga yang Tewas di Kalideres Bikin Syok: Ibu Saya Masih Hidup

Rabu, 23 November 2022 | 16:13

Satu keluarga tewas di Kalideres menunggak iuran sampah selama 6 bulan

GridHot.ID - Kisah mengerikan berhasil diungkap oleh kepolisian dalam kasus satu keluarga yang meninggal misterius di Kalideres.

Anak dari pasangan keluarga yang meninggal akui masih memberikan susu hingga akui sempat menyisir rambut mayat yang terbaring diatas kasur.

Penemuan ini juga memberikan fakta baru yang mengungkap bahwa salah satu keluarga yakni Margaretha Gunawan diketahui sudah meninggal sejak sebelum tanggal 13 Mei 2022 lalu.

Mengutip Kompas.com, meski belum menemukan titik terang, misteri demi misteri dalam kasus kematian empat orang dalam satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, perlahan terungkap.

Kepolisian menyingkap fakta baru dari meninggalnya satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri Rudyanto Gunawan (70) dan Renny Margaretha (69); anak mereka bernama Dian (42); serta adik dari Rudyanto, Budiyanto (69).

Renny Margaretha diyakini sudah meninggal sejak Mei 2022, atau enam bulan sebelum keempat mayat ditemukan warga pada 10 November 2022.

Hal tersebut disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Hariyadi, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Ini berarti, Dian dan Rudyanto yang kerap disaksikan oleh warga masih beraktivitas pada periode 2-3 bulan sebelum ditemukan tewas, sempat hidup bersama mayat dari ibu dan istri mereka.

Dilansir dari Serambinews.com, polisi mengungkap fakta terbaru dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres setelah seorang saksi mata memberi kesaksian yang mengejutkan.

Saksi mata tersebut tak lain adalah pegawai koperasi yang saat itu datang untuk mengurus dokumen.

Pegawai koperasi tersebut datang untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.

Baca Juga: Teriak Takbir Lihat 1 Mayat Keluarga di Kalideres Saat Bulan Mei, Polisi Bongkar Hal Tak Lazim yang Dilakukan Korban ke Pegawai Koperasi: Almarhum Menghubungi

Saksi yang merupakan pegawai koperasi begitu kaget ketika tahu apa yang dilakukan anggota keluarga lain ketika Margaretha sudah menjadi mayat.

Menurut pegawai koperasi, anak dari Margaretha ternyata masih menganggap ibunya hidup.

Saat ada tamu masuk ke dalam rumahnya, anak keluarga Kalideres ini mengaku sang ibu sedang tidur.

Namun saat menyentuh tubuh ibunda Dian, sontak tamu tersebut langsung histeris.

Pasalnya yang ia sentuh sudah tewas dan menjadi mayat.

Disampaikan dalam pers rilis seperti yang dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jakarta, Dian sang anak ternyata masih menganggap ibunya hidup dengan beri susu dan menyisiri rambutnya.

Sang anak masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Saksi melihat langsung bagaimana kondisi Margaretha yang telah meninggal dunia pada Mei 2022 lalu.

Saat itu, Dian, Budyanto dan suami Margaretha masih dalam keadaan hidup.

Saksi menyebutkan dirinya sempat menyaksikan keadaan di dalam kamar Margaretha ketika berkunjung untuk meminta pengesahan dokumen gadai rumah.

Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.

Baca Juga: Terkuak Fakta Mengejutkan, Salah Satu Mayat di Kalideres Disebut Sudah Meninggal Sejak Mei, Sosok Ini Akui Sempat Melihat Mayat Reni yang Sudah Membusuk di Dalam Kamar

Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut sang ibu bernama Reni Margaretha ternyata sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.

Fakta ini terungkap dari hasil digital forensik terhadap handphone yang ditemukan di rumah para korban, di mana ada beberapa pihak yang rutin berkomunikasi dengan korban.

Orang itu adalah seorang mediator jual beli rumah yang berkomunikasi dengan sang paman bernama Budiyanto

"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Saat itu, Budiyanto menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut kepada sang mediator untuk menjual rumah seharga Rp1,2 miliar.

"Ada hal yang sangat tidak lazim saat ditemui mediator ini (Budyanto) langsung menyerahkan sertifikat rumah asli," ucapnya.

Namun, lanjut Hengki, tak kunjung ada pihak yang ingin membeli rumah tersebut.

Singkat ceritanya, mediator itu bertemu dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam.

Kemudian, disepakati untuk menggadaikan rumah tersebut.

Kemudian, pada 13 Mei 2022, mediator dan pegawai koperasi datang ke rumah korban.

Baca Juga: Usai Temukan Pentunjuk Penting Kematian Keluarga di Kalideres, Polisi Sekarang Libatkan Psikolog Forensik hingga Ahli Racun, Sejumlah Dugaan Terpatahkan

Di sana, mereka sudah mencium bau busuk dari rumah itu.

"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucapnya.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah dan bertanya soal sertifikat rumah yang diketahui atas nama Margaretha.

Hengki menerangkan kedua saksi itu meminta untuk dipertemukan langsung dengan Margaretha yang disebut Budiyanto sedang tertidur di dalam kamar.

"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi." pengakuan saksi.

Ternyata, ketika saksi masuk demi melihat kondisi Margaretha yang disebut sakit oleh keluarga, Dian sang anak melarang keduanya menyalakan lampu.

Kedua saksi mengatakan mereka tidak diperkenankan melihat sang ibu karena disebut sensitif terkena cahaya.

"Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata Dian," ucapnya.

Selanjutnya, tanpa sepengetahuan sang anak, pegawai koperasi ini menghidupkan lampu flash handphone.

Seketika, saksi kaget dan menyatakan bahwa Margaretha sudah meninggal dunia.

"Yang bersangkutan langsung teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah jadi mayat," jelasnya.

Baca Juga: Salah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Sering Titip Dagangannya, Pemilik Toko Kue Bongkar Sosoknya hingga Ungkap Raut Wajah Terakhir Korban yang Dilihatnya: Bukan Orang Santai

Berdasarkan keterangan saksi ini, kata Hengki, pihaknya menarik kesimpulan bahwa ada satu korban yang sudah meninggal pada bulan Mei.

"Kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada yang meninggal sejak bulan Mei diduga ini adalah atas nama Reni," kata Hengki.

Kata polisi, pegawai koperasi sempat menyebutkan bahwa Margaretha sudah menjadi mayat, tetapi sang anak tidak membantahnya.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.

"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Serambinews.com