Gridhot.ID - Penyakit asam lambung cukup banyak diderita masyarakat.
Penyakit asam lambung adalah gangguan yang terjadi akibat melemahnya cincin otot yang bertindak sebagai katup (sfingter) pada esofagus bawah atau lower esophageal sphincter (LES).
Kondisi ini mengakibatkan makanan dan asam lambung yang seharusnya ada di dalam lambung, dapat naik kembali ke kerongkongan (refluks asam lambung).
Penyakit asam lambung yang sering kambuh dan dibiarkan dalam waktu lama, dapat berubah menjadi penyakit kronis yang disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).
Mengapa gejala asam lambung bisa lebih buruk di malam hari?
Mengutip Kompas.com, pada siang hari, di mana posisi tubuh lebih banyak tegak, gravitasi akan membantu mengembalikan asam lambung yang naik melewati LES kembali ke dalam perut lebih cepat.
Namun, lain halnya ketika tidur di malam hari. Pada posisi berbaring, air liur menjadi lebih sedikit dan proses menelan juga melambat sehingga membuat kembalinya refluks ke perut menjadi lebih sulit.
Anatomi dan gravitasi memainkan peran penting dalam frekuensi, panjang, dan keparahan gejala refluks.
Oleh karena itu, dengan mempelajari posisi tidur yang baik bagi penderita asam lambung naik, refluks asam lambung dapat dicegah, khususnya yang terjadi di malam hari.
Posisi tidur yang baik bagi penderita asam lambung dan GERD
Posisi tidur yang baik dapat mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan sekaligus melindungi tubuh dari efek berbahaya refluks asam lambung berkepanjangan.
1. Posisi tidur miring ke sisi kiri tubuh
Karena posisi lambung berada di sebelah kiri, ketika kita tidur miring ke sebelah kiri, posisi LES akan berada lebih tinggi sehingga dapat mempersulit refluks asam lambung.
Walaupun asam lambung sempat mencapai LES, gravitasi akan membuatnya lebih mudah kembali ke dalam perut.
Selain itu, gejala asam lambung naik yang terjadi saat posisi tidur miring ke kiri cenderung lebih ringan dan jarang jika dibandingkan posisi tidur telentang atau miring ke kanan.
Oleh karena itu, tidur miring ke kiri merupakan posisi tidur yang baik dan optimal bagi penderita penyakit asam lambung dan GERD.
2. Posisi tidur dengan kepala lebih tinggi
Penelitian menunjukkan bahwa posisi tidur dengan posisi kepala lebih tinggi (terangkat) dibandingkan posisi tubuh memiliki manfaat sebagai berikut:
- Mengurangi frekuensi terjadinya refluks
- Membantu mengembalikan asam lambung kembali ke dalam perut dengan laju lebih cepat.
Baik tidur miring di sebelah kiri tubuh atau tidur dengan posisi kepala lebih tinggi bermanfaat mengurangi gejala refluks lambung.
Namun, posisi tidur yang terbaik adalah dengan mengombinasikan keduanya, yakni tidur miring ke sebelah kiri tubuh dengan posisi kepala lebih tinggi.
Posisi tidur yang baik ini secara optimal dapat mencegah refluks. Hal ini karena posisi LES berada jauh di atas tingkat isi lambung, bahkan walaupun lambung benar-benar dalam kondisi penuh.
Jika seandainya refluks tetap terjadi, posisi ini mempermudah gravitasi untuk mengembalikan asam lambung dengan cepat.
Posisi tidur yang sebaiknya dihindari
Selain posisi tidur yang baik untuk mencegah refluks asam lambung, ada juga posisi tidur yang sebaiknya dihindari.
Posisi tidur berikut ini dapat membuat asam lambung lebih mudah naik dan sulit turun kembali ke perut.
1. Hindari tidur telentang (posisi rata di punggung)
Ketika tidur dalam posisi telentang (posisi rata di punggung), kondisi LES yang buruk akan mempermudah terjadinya refluks asam lambung ke kerongkongan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi tidur ini menyebabkan gejala asam lambung naik terjadi lebih sering dan cenderung bertahan lebih lama.
Bukan hanya itu saja, jika kamu memiliki lemak perut, maka keparahan gejala juga dapat meningkat. Hal ini dikarenakan lemak menekan perut dan membuat isi lambung kembali ke kerongkongan.
2. Hindari tidur miring ke sisi kanan tubuh
Pada saat kita tidur rata di sisi kanan, tubuh harus bekerja keras melawan gravitasi untuk mengembalikan asam lambung ke dalam perut. Hal ini memerlukan proses yang lebih sulit dan juga lebih lama.
Walaupun frekuensi kambuh pada posisi ini lebih jarang jika dibandingkan tidur telentang, posisi ini dapat menyebabkan LES lebih sering terendam oleh asam lambung. Hal tersebut berpotensi membuat asam lambung terlepas ke lapisan esofagus.
Posisi tidur di sebelah kanan akan membuat cairan asam lambung berada lama di kerongkongan.
Tertahannya asam lambung di kerongkongan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan. Hal ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, seperti ulkus lambung, nyeri dada, perdarahan, kesulitan menelan, dan masalah serius lainnya.
Apabila kamu memiliki masalah asam lambung, cobalah ketiga posisi tidur di atas untuk meminimalisir terjadinya refluks asam lambung di malam hari.
Selain memerhatikan posisi tidur, hindari juga makan mendekati waktu tidur untuk mencegah terjadinya refluks asam lambung saat tidur.
(*)