Fisik Jasad Prada Indra Tak Sesuai dengan Surat Kematiannya, Sang Prajurit TNI AU Ternyata Ucapkan Kata Pamit dan Singgung Soal Seniornya ke Sosok Ini: Masih Sempat Melapor

Sabtu, 26 November 2022 | 11:13
Tribun Medan - Tribun Timur

Prada Indra sempat beri pesan terakhir ke kakaknya sebelum meninggal dunia

GridHot.ID - Kematian prajurit TNI AU Muhammad Indra Wijaya dipenuhi berbagai kejanggalan dan tanda tanya.

Indra diduga tewas setelah dianiaya rekannya sesama prajurit saat bertugas di Markas Komando Operasi Udara III (Makoopsud III) Biak, Papua.

Namun, sejak awal, atasannya justru tidak berterus terang kepada keluarga Indra di Tangerang.

Oleh karenanya, diduga ada upaya menutup-nutupi penyebab kematian Indra.

Mengutip Kompas.com, TNI Angkatan Udara menahan empat prajuritnya karena diduga terlibat penganiayaan yang membuat Prajurit Dua (Prada) Muhammad Indra Wijaya meninggal dunia, Sabtu (19/11/2022).

Adapun Prada Indra merupakan prajurit TNI Angkatan Udara yang bertugas di Sekretariat Markas Komando Operasi Udara III (Makoopsud III) Biak, Papua.

"Terhadap kejadian tersebut, TNI AU telah menahan empat prajurit, yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan, untuk dimintai keterangan dan penyidikan lebih lanjut," Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).

Indan mengatakan, TNI Angkatan Udara melalui Satuan Polisi Militer (Satpom) Koopsud III Biak masih terus melakukan penyidikan dan pendalaman terhadap dugaan kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya Prada Indra.

Dia memastikan bahwa TNI Angkatan Udara akan menjatuhkan sanksi tegas jika ditemukannya bukti keterlibatan empat personelnya dalam kasus ini.

"Bila terbukti ditemukan ada tindak pidana penganiayaan, TNI AU akan memberikan sanksi hukum tegas, sesuai aturan yang berlaku," imbuh dia.

Indan menjelaskan, Prada Indra sebelumnya ditemukan dalam kondisi pingsan di mes tamtama Tiger Makoopsud III Biak.

Baca Juga: Peti Jenazah Prada Indra Gembokan hingga di Dada Ada Luka Sayatan, Kematian Anggota TNI Ini Penuh Kejanggalan Mirip Brigadir J, Pengamat: Harus Investigasi Ulang

Selanjutnya, Prada Indra dibawa menuju Rumah Sakit Lanud Manuhua, Biak, untuk mendapatkan perawatan.

Akan tetapi, nyawanya tidak tertolong dan meninggal pada Sabtu kemarin.

"Prada Muhamad Indra Wijaya merupakan tamtama yang bertugas di Sekretariat Makoopsud III Biak, yang meninggal pada Sabtu (19/11/2022), setelah sebelumnya dilakukan perawatan di Rumah Sakit Lanud Manuhua, Biak," imbuh dia.

Dilansir GridHot dari Tribunjatim.com, terungkap pamit terakhir Prada Indra sebelum keluarga dikabari bahwa ia telah meninggal dunia.

Prada Indra kala itu menyebut-nyebut soal seniornya.

Pamit prajurit TNI AU bernama lengkap Muhammad Indra Wijaya itu disampaikan oleh kakak kandung Prada Indra, Rika Wijaya (23) dalam konferensi pers daring, Rabu (23/11/2022).

Prada Muhamad Indra Wijaya merupakan Tamtama yang bertugas di Sekretariat Makoopsud III Biak.

Rika mengatakan Prada Indra sempat berpamitan kepada pacarnya.

“Kebetulan adik saya masih sempat melapor dengan pacarnya bahwa akan dilakukan kumpul setelah futsal dengan senior-seniornya,” ujar Rika.

Rika menuturkan, pihak keluarga dan pacarnya memang mengetahui rutinitas Prada Indra bermain futsal setiap Sabtu malam.

Tiba-tiba, pihak keluarga menerima pesan WhatsApp bahwa Indra telah meninggal dunia setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Manuhua Biak, pada Sabtu (19/11/2022).

Baca Juga: Kabur dari Kesatuan Bawa Senjata Mematikan TNI, Prada Yotam Bugiangge yang Baru Bergabung dengan KKB Papua Sudah Terlibat 2 Aksi Kejahatan Ini, Danrem: Kita Cari Dia!

Rika enggan menyimpulkan kematian adiknya itu akibat tindakan senior saat berkumpul.

Namun, ia curiga terjadi kekerasan saat melihat kondisi jenazah adiknya.

Komando Operasi Udara (Koopsud) III menginformasikan Prada Indra meninggal dunia karena dehidrasi berat, karena bermain futsal dalam durasi lama, yakni dari pukul 20.00 hingga 23.00 WIT.

Saat kedatangan jenazah di rumah duka, di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, kondisi fisik Prada Indra tidak sesuai dengan surat kematiannya.

Kematian itu pun dianggap tak wajar.

Pihak keluarga menduga ada kejanggalan atas kematian Indra.

Pasalnya, setelah jenazah Prada Indra tiba di rumah duka, pihak keluarga pun menemukan bahwa sekujur tubuhnya ditemukan penuh luka-luka dan lebam.

Tidak hanya itu, darah juga masih terlihat bercucuran di bagian kepala dan terdapat bekas sayatan.

Atas dasar itu, pihak keluarga melakukan otopsi, guna mengetahui penyebab kematian dari Prada Indra Wijaya.

Pihak keluarga juga membuat laporan ke Markas Besar TNI.

hal ini bertujuan untuk menindaklanjuti kejanggalan kematian Prada Indra.

Baca Juga: Tak Cuma Ikut Bantai 11 Warga Sipil di Nduga, Prada Yotam Diduga Punya Peran Besar di Kasus Pembunuhan Bripda Diego, Sosok Ini Bongkar Alasan Sang Pecatan TNI Gabung KKB Papua

Kini, empat prajurut TNI AU yang diduga menganiaya Prada Indra telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah diperiksa.

Sementara itu, kematian Prada Indra disebut-sebut mirip dengan kasus pembunuhan Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kemiripan yang dimaksud yakni ditemukannya banyak kejanggalan atas kematian Prada Indra maupun Brigadir J.

Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengatakan, jika melihat kasus Brigadir J sebelumnya, maka kasus Prada Indra harus diusut tuntas melalui investigasi ulang.

"Mungkin perlu diulangi proses investigasinya sebagaimana pada kasus Yosua," kata Reza kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Reza menambahkan, dalam perkara Prada Indra, proses investigasi ulang harus mendapatkan perhatian khusus dari Panglima TNI.

"Bahkan (investigasi ulang kasus Prada Indra) membutuhkan atensi langsung Panglima TNI," ucap dia.

Jika perlu, kata Reza, otopsi ulang jenazah korban patut dilakukan.

Namun, otopsi ulang harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan badan forensik guna mengetahui mekanisme terbaik.

Senada dengan Reza, mantan Kabais TNI Soleman B Ponto juga menilai perlunya penyelidikan hingga tuntas untuk kasus tewasnya Prada Indra.

"Iya betul sekali (perlu diusut tuntas)," kata Soleman saat dihubungi terpisah.

Baca Juga: Rela Khianati Negara Demi Bergabung dengan KKB Papua, Prada Yotam Kini Hidup di Bawah Ketiak Egianus Kogoya, Sang Pengkhianat Kabur dari Markas Sambil Bawa Senjata Mematikan Ini

Menurut Soleman, kasus Prada Indra memang menarik perhatian karena jenazah tidak boleh dibuka dan harus langsung dimakamkan.

Sebab, dalam kondisi yang ideal seharusnya jenazah boleh sekali dilihat bersama karena kematiannya tidak wajar.

Namun, dikarenakan saat ini pihak TNI AU juga telah menetapkan empat orang tersangka terkait dugaan penganiayaan terhadap almarhum, saat ini yang perlu dilakukan adalah menunggu hasil penyelidikan dan interograsi.

"Karena dalam kasus ini sudah ada empat orang tersangka, maka kita hanya tunggu bagaimana dipengadilan. Seberapa jauh penuntut menggali kasus ini," ucap Soleman. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribunjatim.com