Skenario Pembunuhan dengan Racun Keluarga di Magelang Tercium Polisi, Kerabat Akui Hatinya Hancur hingga Bongkar Sifat Pelaku: Sekalipun Pelakunya Anak Korban

Selasa, 29 November 2022 | 17:42
Tribunjogja.com | Nanda Sagita

Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Senin (28/11/2022)

GridHot.ID - Kepolisian telah mengamankan terduga pembunuh satu keluarga di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pelaku tersebut diduga adalah anak kedua dari keluarga tersebut berinisial DDS alias Dhio (22).

Tiga anggota keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak pertama.

Melansir tribunjateng.com, misteri kematian satu keluarga di Magelang akhirnya terungkap cepat.

Ayah, ibu dan anak pertama diduga diracun anak kedua hingga tewas.

Pelaku diduga memasukkan racun ke dalam teh dan es kopi yang kemudian diminum ketiga korban meninggal.

Dia adalah remaja berinisial DDS (17) yang diamankan kepolisian diduga membunuh satu keluarganya sendiri di Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Skenario DDS gagal akhirnya tercium pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, DDS adalah anak kedua dari korban di antaranya ayahnya bernama Abbas Ashar (58), ibu pelaku Heri Riyani (54) dan kakak pelaku Dhea Choirunnisa (24).

"DDS merupakan anak kedua," ujar dia.

Berdasarkan keterangan DDS, dia mengakui sudah mencampur racun ke dalam minuman para korban.

Baca Juga: Termasuk Cairan Elektrolit, Air Kelapa Terbukti Ampuh Lenyapkan Penyakit Asam Lambung, Simak Aturan Minumnya Sekarang Agar Efeknya Langsung Terasa

"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Iqbal, dalam keterangannya, pada Senin (28/11/2022).

Iqbal mengungkap, pada pukul 07.00 WIB, saksi 1 mengetahui bahwa ketiga korban mengalami mual dan muntah, dan ditemukan tergeletak di kamar mandi.

"Setelah meminum teh hangat dan es kopi, kemudian saksi 1 memanggil saksi 2, 3 dan 4 untuk membantu membawa ke RS Merah Putih," kata dia.

Setelah sampai ke RS Merah Putih dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis bahwa ketiga korban dinyatakan telah meninggal dunia.

"Terduga pelaku pembunuhan saat ini berada di Sat Reskrim Polresta Magelang untuk dilakukan penyidikan," imbuh dia.

"Terduga pelaku pembunuhan saat ini berada di Sat Reskrim Polresta Magelang untuk dilakukan penyidikan," imbuh dia.

Dilansir dari Kompas.com, kematian keluarga Abas Ashar (58) menyisakan luka mendalam bagi sanak saudaranya. Kakak ipar Abas, Agus Kustiardo (58), mengaku peristiwa ini membuat hatinya hancur.

Terlebih, terduga pelaku adalah anak kedua almarhum Abas.

"Perasaan saya hancur, sekalipun pelakunya adalah anaknya (korban) tapi yang dibunuh adik saya, secara manusiawi lho, saya merasa kehilangan," kata Agus, usai prosesi pemakaman keluarga Abas Ashar di TPU Sasono Loyo, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) malam.

Agus adalah kakak kandung Heri Riyani (54), istri Abas Ashari, yang turut jadi korban tewas. Korban lainnya, anak pertama bernama Dea Khairunisa (25).

Ketiganya ditemukan tewas di kamar mandi di dalam rumahnya di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Senin (28/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB.

Baca Juga: Usai Temukan Pentunjuk Penting Kematian Keluarga di Kalideres, Polisi Sekarang Libatkan Psikolog Forensik hingga Ahli Racun, Sejumlah Dugaan Terpatahkan

Dugaan awal oleh pihak Polrestas Magelang, seluruh korban meninggal diduga dibunuh dengan cara diracun.

Agus mengaku semula tidak tahu kalau anak kedua korban, Deo Daffa Syahdilla (22), ikut digelandang oleh polisi usai oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Saya tadi pagi belum tahu, kemudian ada informasi kalau Deo dibawa polisi juga. Kalau aparat bawa seseorang itu berarti sudah ada keyakinan, melalui alat bukti kuat," ungkap Agus.

Agus berujar, pihak keluarga telah menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Polresta Magelang. Dia berharap proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.

"Peristiwa ini sudah ditangani pihak berwajib, pelakunya ada. Ini masalah pelanggaran hukum, pasalnya apa, aparat yang tahu, kami serahkan ke pihak berwajib," imbuh Agus.

Sebelumnya dia juga tidak menaruh curiga terhadap gelagat keluarga Abas. Bahkan komunikasi terakhir, Abas meminta bantuan membayar pajak sepeda motornya.

"Dari awal tidak curiga, terakhir minta tolong saya untuk membayarkan pajak motor, STNK-nya masih saya bawa," sebutnya.

Selama ini, kata Agus, keluarga Abas tidak memiliki konflik dengan sesama. Mereka dikenal baik dan aktif di kegiatan masyarakat di tempat tinggalnya. Hanya saja dia sempat mencurigai perilaku Deo belakangan ini.

"Sifat Deo itu sekarang overlap. Setahu saya banyak menghambur-hamburkan uang belakangan ini," ucap Agus.

Sebagai informasi, alhmarhum Abas adalah pensiunan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). Dia purna tugas per 1 Oktober 2022 lalu.

Almarhumah Heri Riyani seorang ibu rumah tangga, sedangkan almarhumah Dea tercatat sebagai karyawan PT KAI di Yogyakarta.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, TribunJateng.com