Polisi Sampai Dibuat Heran, Perangai Pelaku Pembunuhan Keluarga di Magelang Tak Tunjukkan Ekspresi Menyesal, DDS Justru Bersikap Begini Saat Hendak Diperiksa

Kamis, 01 Desember 2022 | 18:25
Kolase via GridHot/ istimewa/Kompas

DDS alias Dhio (22), warga Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, mengaku ke polisi bahwa ia bertanggung jawab atas kematian ayah, ibu, dan kakak perempuannya

GridHot.ID - Akhirnya terungkap pelaku pembunuhan satu keluarga di Magelang.

Pelaku adalah anak kedua korban, berinisial DDS.

Seperti dilansir dari TribunJogja, DDS sebelumnya sudah diamankan oleh polisi tak lama setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi penemuan mayat di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Dari pemeriksaan maraton yang dilakukan oleh penyidik, DDS akhirnya mengakui semua perbuatannya yang menaruh racun di minuman teh hangat dan es kopi yang diminum para korban.

DDS mengaku sengaja menaruh racun di minuman karena sakit hati terhadap orang tua dan kakaknya.

Meski sudah terancam hukuman mati, DDS alias Dhio (22) yang membunuh ayah, ibu dan kakaknya menggunakan racun seakan tak menyesal.

Hal itu terlihat dari penampilan Dhio saat diperiksa penyidik di Polres Magelang, Jawa Tengah.

Mengenakan kaos tahanan warna oranye nomor 14 dan tangan terborgol, Dhio sama sekali tak menampilkan ekspresi menyesal.

Alih-alih menunduk seperti yang dilakukan mayoritas tersangka, Dhio justru berjalan dengan kepala tegak dan tatapan yang tajam.

Dalam kasus ini Dhio bakal dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Polisi Dibuat Heran

Baca Juga: 22 Tahun Usianya, Sosok Anak Kedua yang Racun 3 Keluarganya Pakai Arsenik Terungkap: Ikut Gotong Tubuh Korban

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, sikap Dhio di lokasi tewasnya ketiga korban di rumahnya yang terletak di Dusun Prajen, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang pada Senin (28/11/2022) juga membuat polisi heran.

Pasalnya, sikap Dhio begitu tenang tak seperti sedang berduka meski satu keluarganya tewas secara bersamaan.

"Memang pada saat datang ke TKP, lakukan interogasi dan wawancara kepada yang bersangkutan memang tenang sekali.

Tidak ada tanda-tanda kehilangan keluarga dekat, terlebih orang tua dan kakak kandungnya," ujar Plt Kapolres Magelang, AKBP Mochmammad Sajarod Zakun dilansir TribunJakarta dari Youtube TV One News, Rabu (30/11/2022).

Youtube
Youtube

Meski sudah terancam hukuman mati, DDS alias Dhio (22) yang membunuh ayah, ibu dan kakaknya menggunakan racun seakan tak menyesal saat diperiksa di Polres Magelang, Jawa Tengah.

Sikap Dhio itulah yang memunculkan kecurigaan polisi.

Terlebih, Dhio bersikeras menolak agar ketiga korban untuk diautopsi.

"Disini muncul kecurigaan ketika saya menanyakan kepada yang bersangkutan untuk para korban ini akan diatuopsi, yang bersangkutan menolak secara tegas. Padahal kerabat korban ingin untuk seluruh korban dilakukan autopsi," kata Kapolres.

Bohong Soal Pekerjaan

Kepada polisi, pelaku mengaku nekat membunuh keluarganya menggunakan racun karena sakit hati menjadi tumpuan keluarganya setelah sang ayah pensiun dan sakit.

Di sisi lain, Sajarod menuturkan bahwa pelaku berbohong soal pekerjaannya selama ini.

Baca Juga: Lambung hingga Otak Merah Seperti Terbakar, Hasil Autopsi Keluarga yang Tewas di Magelang Ungkap Kadar Racun yang Dipakai Pelaku: Masuk Pembuluh Darah

Saat diperikssa, Dhio mengaku pernah bekerja di PT KAI Daop 6.

Namun setelah polisi mengeceknya tak ada nama Dhio di perusahaan BUMN itu.

"Meskipun kami menemukan dua seragam PT KAI yang tersimpan di dalam lemarinya kemungkinan yang bersangkutan disini berbohong," kata Sajarod.

Dalam pengungkapan kasus ini, Polresta Magelang turut mengamankan satu unit mobil jenis minibus Innova berpelat K 17 DA.

Youtube
Youtube

Plt Kapolres Magelang, AKBP Mochmammad Sajarod Zakun dilansir dari Youtube TV One News, Rabu (30/11/2022) saat menjelaskan perilaku pembunuh satu keluarga.

Sajarod mengatakan satu unit mobil yang diamankan tersebut sebagai barang bukti yang dipakai tersangka DDS (22) untuk mengambil dan menyimpan zat Sianida dan racun arsenik.

"Mobil ini milik orang lain atau statusnya disewa. Yang mana kendaraan tersebut atau mobil tersebut digunakan tersangka untuk mengambil barang bukti zat kimia (arsenik dan sianida) yang dibelinya secara online ke kurir.

Dan, (mobil itu) digunakan untuk menyimpan sisa barang-barang (zat beracun) yang digunakan untuk menghabisi keluarga terdekatnya," ujarnya.

Ia menerangkan, tersangka mengambil sendiri zat Sianida dan racun arsenik yang dibelinya secara online.

Adapun zat tersebut diambil dari salah satu kurir di wilayah Kabupaten Magelang.

"Berdasarkan keterangan dari pelaku, pelaku mengambil sendiri. Cash on Delivery (COD), ada di salah satu kurir yang belanja online di wilayah Kabupaten Magelang," terangnya.

Baca Juga: Racun yang Dituang DDS Langsung Bereaksi dalam 15 Menit, Ayah di Magelang Ternyata Sempat Curhat Pelaku Pembunuhan Minta Uang Rp 32 Juta Tiap Bulan: Kalau Ngomong Sering Bohong

Sebelumnya, dia menjelaskan, tersangka membeli zat Sianida dan racun arsenik secara online.

Tersangka membeli racun golongan Sianida sebanyak 100 gram, dan racun arsenik sebanyak 10 gram.

"Arseniknya sendiri itu masing-masing belinya dua barang, dan masing-masing barang itu (ukuran) 5 gram. Itu yg digunakan pada hari Rabu untuk percobaan pertama pembunuhan," ungkapnya.

Pada percobaan pertama pelaku melancarkan aksinya dengan mencampurkan zat arsenik ke dalam minuman es dawet.

Namun kata Sajarod, karena dosisnya terlalu sedikit jadi tidak berpengaruh sampai menyebabkan korban meninggal dunia.

"Sehingga, yang bersangkutan mencoba mengulangi dengan menggunakan Sianida. Semuanya belanja dengan online, pembeliannya berbeda-beda dalam kurun waktu yang rentannya tidak terlalu lama. Yang pertama dibeli arsenik,"ucapnya.

(*)

Tag

Editor : Septia Gendis

Sumber Tribunjogja.com, TribunJakarta.com