GridHot.ID - Kasus tewasnya Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo dan Bharada E hingga kini memang masih bergulir di meja hijau.
Bharada E pun sempat mengikuti skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo, sebelum membongkar fakta yang sebenarnya dan memutuskan menjadi justice collaborator.
Belakangan ini, seorang pakar menyoroti sikap Bharada E yang menceritakan skenario Ferdy Sambo.
Melansir tribun-medan.com, Bharada E atau Richard Eliezer bongkar tabiat komunikasi Ferdy Sambo dan Brigadir J.
Dalam sidang pembunuhan Brigadir J, Bharada E mengatakan selama ini hubungan kerja antara Ferdy Sambo dan Brigadir J baik-baik saja.
Disebut Bharada E, Ferdy Sambo dan Brigadir J tidak pernah ada masalah.
Bharada E mengatakan, justru dirinya yang pernah dimarahi oleh Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo marah ke Bharada E, jika mengendarai mobil dekat dengan mobil lain.
Ferdy Sambo marah bukan tanpa alasan, lantaran Sambo takut mobil mereka menyenggol kendaraan lain seperti sepeda motor.
Dilansir dari tribunwow.com, Guru Besar Kriminolog UI, Adrianus Meliala menyoroti sikap terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Dilansir TribunWow.com, Adrianus mengaku terkejut lantaran Bharada E begitu lugas menceritakan skenario dan rencana pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Ferdy Sambo.
Ia pun menyimpulkan ada sejumlah faktor yang membuat Bharada E bisa begitu yakin dan pasti menuturkan kesaksiannya.
"Saya memang agak terkejut melihat Bharada E dari sisi lancarnya yang bersangkutan itu bicara," kata Adrianus dikutip kanal YouTube KOMPAS TV, Kamis (1/12/2022).
"Di awal-awal kan yang bersangkutan itu terbata-bata, enggak berani ngomong. Tapi dari beberapa tampilan ini kok seperti mengalir, tektok-nya dengan hakim, dengan JPU itu lancar sekali."
"Bahkan berani meng-counter langsung pertanyaan dari JPU. Itu bagi saya surprise."
Dari gelagat tersebut, Adrianus menilai bahwa Bharada E mungkin sudah merasa terbebas dari traumanya sehingga bisa menceritakan kronologi kejadian secara gamblang.
"Ada dua cara melihatnya, pertama bahwa memang yang bersangkutan itu sudah keluar dari traumanya," tutur Adrianus.
Selain itu, Bharada E juga diduga berusaha memenuhi perannya sebagai Justice Collaborator alias pelaku yang mengungkap kasus secara maksimal.
Adrianus juga memuji kepiawaian Bharada E dalam berbicara dan memberikan keterangan secara jelas.
"Yang kedua memaksimalisasi peran sebagai penerima JC. Ditambah lagi bahwa memang yang bersangkutan itu pintar bicara," kata Adrianus.
"Saya kira yang bersangkutan punya semacam intelektualitas sehingga mampu mengartikulasikan pemikiran dia secara baik."
Bharada E Diperintah Bunuh Brigadir J
Terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E membeberkan detail perencanaan pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022), Bharada E menirukan perkataan terdakwa Ferdy Sambo sebelum melakukan eksekusi.
Dari cerita tersebut, terungkap bahwa Bharada E ternyata tak pernah mengiyakan perintah Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J.
Awalnya, Ferdy Sambo sembari menangis dengan wajah yang merah karena emosi, menceritakan pelecehan oleh Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
Mantan Kadiv Propam Polri itu menyebut Brigadir J sebagai ajudan yang kurang ajar dan telah mencoreng martabat keluarganya.
"Dia bilang ke saya, 'Memang harus dikasih mati anak itu', saya diam kan, saya kaget juga," ungkap Bharada E dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Rabu (30/11/2022).
"Baru dia begini, 'Nanti kau yang tembak Yosua ya, karena kalau kamu yang tembak Yosua, saya yang akan bela kamu. Tapi kalau saya yang tembak, enggak ada yang jaga kita."
Mendengar perkataan Ferdy Sambo, Bharada E mengaku merasa campur aduk.
Ia takut, terkejut dan sempat merasa tak percaya mendapat perintah untuk membunuh rekannya sendiri.
Bharada E pun hanya bisa diam tanpa memberikan jawaban, yang diasumsikan Ferdy Sambo sebagai kesediaan.
"Saya diam, saya enggak menjawab sama sekali. Masih antara takut, masih kayak 'Ini nyata kan, yang dia sampaikan ini?'," tutur Bharada E.
Ferdy Sambo lantas membagikan skenario pembunuhan yang sudah disusunnya bertempat di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"'Jadi nanti skenarionya, ibu dilecehkan sama Yosua, baru ibu teriak, kamu dengar, kamu respons, Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kamu tembak balik, Yosua yang mati'," tutur Bharada E tirukan kata-kata Ferdy Sambo.
"Setelah dia jelaskan itu, saya kaget, 'Ih, saya disuruh untuk bunuh orang?'. Saya kaget, saya takut, itu sudah kacau pikiran saya, tertekan saya."(*)