Awan Panas Tebal Meluncur 1.500 di Atas Puncak, Gunung Semeru Tiba-tiba Erupsi di Tengah Duka Gempa Cianjur yang Belum Usai

Minggu, 04 Desember 2022 | 12:25
Instagram/sutopopurwo

Gunung Semeru adalah salah satu contoh bentang alam secara umum Pulau Jawa.

Gridhot.ID - Indonesia baru saja mengalami gempa Cianjur yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan berat di pemukiman warga.

Gempa Cianjur dilaporkan membuat kerusakan hebat hingga akhirnya warga harus hidup dalam pengungsian sementara waktu.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, pada Minggu 4 Desember 2022 bahkan kembali terjadi gempa cianjur susulan.

Gempa terjadi dua kali pada pukul 05.01 WIB dan 05.25 WIB.

Kekuatan gempa tersebut sebesar 4,2 magnitudo.

Hingga kini pemerintah masih berusaha memulihkan warga yang terdampak dari bencana alam tersebut dan masyarakat lainnya masih berusaha memberikan bantuan.

Namun duka gempa Cianjur belum selesai, kini sudah muncul lagi gejolak alam lainnya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi, Minggu (4/12/2022) dini hari.

Awan panas guguran (APG) dengan intensitas sedang hingga tebal meluncur ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak sejak pukul 02.56 WIB.

Aktivitas erupsi gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo 18-22 mm dengan durasi 65-120 detik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dan menjauhi wilayah sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Baca Juga: Tak Segarang Saat Hina Rumah Tangga Lesti Kejora dan Rizky Billar, Pinkan Mambo Kini Nangis-nangis Sampaikan Klarifikasi Permohonan Maafnya: Cuma Mau Lucu-lucuan Aja

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai Sempadan di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Di samping itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Masyarakat diharapkan selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat," ujar Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/12/2022).

BNPB
BNPB

Awan panas guguran (APG) Gunung Semeru terpantau dari CCTV Pos Pantau PVMBG Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022) pukul 06.30 WIB

Jarak luncur awan panas guguran

Sementara itu, berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena awan panas guguran (APG) terus berlangsung hingga Minggu (4/12/2022) pukul 07.42 dengan jarak luncur bervairasi antara 5-7 km.

Sebagai antisipasi dampak risiko dari APG gunung Semeru, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang turun ke lapangan untuk kaji cepat dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami sudah berada di pos pantau. Pos pantau kit ajaraknya kurang lebih 12 kilometer dari puncak," jelas Joko Sambang, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang, Minggu (4/12/2022).

Berdasarkan pantauan di lapangan bersama tim PVMBG, abu vulkanik terlihat membumbung tinggi ke atas dan cenderung mengarah ke selatan.

Sebagai antisipasi dampak risiko abu vulkanik, pihaknya juga membagikan masker gratis kepada masyarakat.

"Abu vulkanik mengarah ke selatan, ke Rowo Baung. Di sana sudah ada teman-teman membagikan masker dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat," katanya lagi.

Atas aktivitas awan panas guguran tersebut, PVMBG masih menetapkan status siaga atau level III untuk gunung Semeru.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jabar