Dulu Anak Petani Sekarang Jadi Panglima TNI, Ini Profil Laksamana Yudo Margono, Istrinya Punya Jabatan Tak Biasa di Polri

Jumat, 16 Desember 2022 | 12:25
Surya.co.id

Sosok Laksamana Yudo Margono.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Perjuangan Laksamana Yudo Margono mulai dari seorang anak petani di Madiun hingga kini jadi Panglima TNI, begitu menginspirasi.

Bahkan saat masih menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL), Yudo Margono muda pernah mengalami tidur di masjid.

Panglima TNI Yudo Margono saat itu harus menempuh perjalanan naik bus Madiun-Surabaya, serta tak ada kerabat yang bisa dijadikan tempat menginap.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Surya.co.id, 14 Desember 2022, Yudo yang dibesarkan oleh keluarga petani itu membuat dirinya memahami dengan baik arti sebuah perjuangan, terutama berkaitan dengan mewujudkan cita-cita.

Meskipun begitu, perjuangan Yudo untuk menjadi tentara berhasil terbayarkan dengan baik, seperti dilansir dari ANTARA.

Usai menyelesaikan pendidikan militer di AAL, Yudo berkesempatan pula mengenyam beragam pendidikan militer lainnya.

Di antaranya, dia pernah mengenyam pendidikan militer di Kursus Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) pada tahun 1989.

Lalu, Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan VI (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) II/Koum Angkatan XI (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI A-38 (2011), dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI PPRA A-52 pada tahun 2014.

Di luar dunia militer, Yudo juga pernah menjalani pendidikan sebagai mahasiswa di Universitas Krisnadwipayana Jakarta.

Baca Juga: Hari-hari Dikonsumsi, Benarkah Gula Bisa Memicu Asam Lambung Naik? Begini Penjelasannya

Ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada tahun 2014 pada disiplin Manajemen dan jenjang magister (S-2) pada program studi yang sama pada tahun 2016.

Bekal pendidikan yang dimilikinya berhasil membawa Yudo menjelajahi beragam pengalaman karier di dunia militer.

Usai lulus dari AAL, Yudo mengawali kariernya di kapal perang sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.

Ia juga sempat berkarier sebagai Kepala Departemen Operasi (Kadep Ops) KRI Ki Hajar Dewantara 364.

Setelah itu, Yudo mulai mengemban beragam kepercayaan sebagai komandan. Di antaranya, ia pernah dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual, Komandan Lanal Sorong, dan Komandan Satkat Koarmatim.

Perjalanan karier Yudo itu terus merangkak naik. Pada tahun 2017 hingga 2018, dia menduduki jabatan sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Setelah itu, dari tahun 2018 sampai dengan 2019, Yudo mengemban amanah sebagai Panglima Komando Armada I yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat. Pada tahun 2018, saat berkarier di sana, Yudo bersama timnya berhasil menemukan kotak hitam Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Prestasi kerja pria kelahiran Madiun itu tak berhenti di sana. Ketika menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I pada tahun 2020, Yudo mampu meredam ketegangan di Wilayah Natuna, Kepulauan Riau, yang muncul karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh kapal nelayan China.

Pria yang dikaruniai tiga anak dari pernikahannya dengan perwira menegah Polri (AKBP) Veronica Yulis Prihayati ini juga terlibat aktif dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia pada tahun yang sama.

Baca Juga: Primbon Jawa Sudah Meramalkan Bakal Ada Hal Baik dalam Waktu Dekat, Simak Arti Kedutan di Tengkuk Leher

Yudo terlibat aktif, terutama dalam pemulangan WNI dari China ke Tanah Air dan pembangunan rumah sakit darurat bagi pasien COVID-19 di Pulau Galang dan Wisma Atlet.

Segala kinerja baik itu membawa Yudo menduduki posisi orang nomor satu di TNI Angkatan Laut, yakni menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang memasuki masa pensiun pada tahun 2020.

Sejumlah penghargaan pun berhasil diraih oleh Yudo, seperti Bintang Dharma, Bintang Jalasena Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Jalasena Naraya, penghargaan Pingat Jasa Gemilang – Tentera (P.J.G.) – Singapura, dan Honorary Member of The Order of Australia (Military Division) – Australia.

Selain itu, beberapa brevet pun telah didapatkan oleh Yudo, mulai dari brevet atas air, brevet selam TNI AL, brevet kavaleri Marinir Kelas I, brevet Hiu Kencana, brevet Kopaska, Wing Penerbang TNI Au, dan Wing Penerbal.

Visi sebagai Panglima TNI

Saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi I DPR RI, Yudo telah memaparkan visinya sebagai Panglima TNI, yaitu ia ingin mewujudkan institusi TNI sebagai patriot Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memperkokoh tiga matra dalam menjaga kedaulatan.

Dia mengaku akan meneruskan pembangunan TNI untuk mewujudkan TNI yang kuat sehingga mampu menjadikan bangsa Indonesia bermartabat di mata dunia.

Dalam mewujudkan visi tersebut, Yudo menyampaikan empat program yang perlu dijalankan oleh pihaknya kelak. Pertama, akselerasi pembangunan sumber daya manusia (SDM) TNI yang unggul.

Kedua, peningkatan kesiapan operasional personel ataupun alat utama sistem senjata (alutsista) sehingga TNI dapat memiliki kesiapsiagaan yang tinggi untuk digerakkan kapan pun sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga: Diramalkan Bakal Mengalami Kesedihan, Simak Arti Kedutan di Jari Tengah Tangan Kanan Menurut Primbon Jawa

Ketiga, Yudo juga akan menjalankan program penguatan implementasi konsep Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) TNI yang akan menjadi pelaksana perintah Panglima TNI.

Yang terakhir, program implementasi reformasi birokrasi dan kultur TNI untuk menunjang tugas dan tanggung jawab TNI dalam menegakkan kedaulatan NKRI.

Berbagai harapan dari beragam kalangan mulai tersuarakan kepada Yudo saat Komisi I DPR RI menyetujui Laksamana TNI Yudo Margono menjadi Panglima TNI.

Di antaranya, harapan agar Yudo sebagai Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa kelak mampu melanjutkan kebijakan keamanan di Tanah Papua, menuntaskan kasus pidana yang melibatkan oknum TNI, serta menuntaskan program pembangunan alutsista melalui pemenuhan kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF).

Segala harapan dan cita-cita tersebut diharapkan dapat diwujudkan oleh TNI di bawah kepemimpinan Laksamana TNI Yudo Margono.

Mampukah Yudo Margono Berantas Separatis dan KKB?

Kelompok separatis atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi salah satu tugas berat Laksamana Yudo Margono setelah resmi menjabat Panglima TNI.

Laksamana Yudo Margono dituntut melanjutkan perjuangan Jenderal Andika Perkasa dalam memberantas separatis dan KKB.

Lantas, mampukan Laksamana Yudo Margono menjalankan tugas tersebut?

Baca Juga: Hawa Energi yang Ditimbulkannya Cenderung Dingin dan Menakutkan, Simak 16 Ciri-ciri Karakter Orang yang Memiliki Khodam Pendamping Ular

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, 73,9 responden yakin Laksamana Yudo Margono mampu memberantas gerakan separatis atau aksi teror ketika menjadi Panglima TNI.

Adapun angka 73,9 persen tersebut terdiri dari 7,2 persen sangat yakin dan 66,7 persen yakin.

"(Ada pula) 20,1 persen tidak yakin, 2,3 persen sangat tidak yakin, 3,7 persen tidak tahu," demikian hasil survei Litbang Kompas, Senin (12/12/2022).

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com 13 Desember 2022, 73,9 Persen Responden Yakin Yudo Margono Mampu Berantas Separatisme'.

Selain itu, 8,3 persen responden sangat yakin Yudo mampu menjaga kedaulatan negara, 70,7 persen yakin, 14,8 persen tidak yakin, 0,7 persen sangat tidak yakin, dan 5,5 persen tidak tahu.

Selanjutnya, 8 persen responden sangat yakin Yudo mampu menjaga keamanan dari serangan siber, 67,1 persen yakin, 19,4 tidak yakin, 0,8 persen sangat tidak yakin, dan 4,7 persen tidak tahu.

Terakhir, 10,3 persen responden sangat yakin Yudo mampu menjaga keamanan dan netralitas dalam Pemilu 2024, 71,4 persen yakin, 15,1 persen tidak yakin, 1,6 persen sangat tidak yakin, dan 1,6 persen tidak tahu.

Adapun survei ini dilakukan dengan metode pengumpulan pendapat melalui telepon yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 6-8 Desember 2022 dengan melibatkan 502 responden yang tersebar di 34 provinsi.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi.

Baca Juga: Padahal Miliki Tingkat Keasaman Tinggi, Air Perasan Lemon Justru Bisa Redakan Asam Lambung Jika Ditambah Bahan Satu ini, Efeknya Bisa Langsung Terasa

Berdasarkan metode ini, tingkat kepercayaan 95 persen, nirpencuplikan penelitian lebih kurang 4,37 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Sebelumnya, Komisi I DPR menyetujui Yudo menjadi calon Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022.

Persetujuan itu diputuskan usai Komisi I DPR menggelar fit and proper test Yudo sebagai calon Panglima TNI.

"Setelah mendengarkan dan mempertimbangkan pandangan fraksi Komisi I, maka Komisi I DPR putuskan setujui pemberhentian dengan hormat Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI," ujar Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022).

"Poin kedua memberikan persetujuan calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI," kata dia.

Diketahui, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI.

Yudo akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang segera memasuki masa pensiunnya bulan ini.

Persetujuan Yudo ini diambil dalam Rapat Paripurna DPR Ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2022-2023 yang digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2022).

Rapat paripurna dipimpin Ketua DPR Puan Maharani. Dia didampingi oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Muhaimin Iskandar, Rachmat Gobel, dan Lodewijk Paulus.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Surya.co.id, Kompas.com