Gridhot.ID - KKB Papua di bulan Desember ini sudah menebar teror ke berabagai wilayah.
KKB Papua bahkan menyerbu rombongan polisi yang sedang berjaga.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelumnya dilaporkan KKB Papua melakukan penyergapan di Yapen.
Dua mobil rombongan polisi ditembaki secara brutal hingga dihujani bom molotov dari atas bukit.
Kontak tembak yang terjadi di KM 1 Jalan Trans Yapen Saubeba-Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua tersebut berlangsung selama sekitar satu jam.
Satu orang meninggal dunia dan dua mobil polisi dibakar oleh komplotan tersebut.
Sebelumnya juga dilaporkan KKB Papua menembak karyawan bank Papua hingga tewas di tempat.
Dikutip Gridhot dari Surya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi aksi KKB Papua yang akhir-akhir ini semakin brutal.
Mahfud MD meminta agar masyarakat tak terbawa emosi atas ulah KKB Papua.
Diketahui, aksi teror KKB Papua semakin meningkat intensitasnya beberapa minggu terakhir.
Mereka nekat menyerang polisi hingga warga sipil.
Baca Juga: 5 Weton Jujur dan Cerdas Menurut Primbon Jawa, Rabu Pahing Diberkahi Rezeki Mengalir Deras
Menanggapi hal itu, Mahfud MD menyebutkan, penyelesaian konflik di Papua tidak bisa dilakukan dengan cara emosional dan sembarangan.
"Mari kita ini jangan terlalu emosional, jangan terlalu emosi. 'Pak kok tidak dibabat aja, kan gampang aja' bukan begitu caranya mengelola negara.
Dibabat salah, tidak dibabat banyak masalah seperti ini," terang Mahfud, seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (15/12/2022).
Ia menegaskan bahwa penyelesaian konflik KKB Papua tidak bisa ditempuh dengan melakukan hal yang sama kepada kelompok tersebut.
Hal ini dilakukan pemerintah bukan karena takut.
Melainkan pemerintah menjunjung tinggi bahwa setiap nyawa manusia sangat berharga.
"Tapi mari kita pelan-pelan, kita menyelamatkan satu nyawa manusia itu sangat penting dilakukan," tuturnya.
"Kita ngerem karena ada saran dialog, jeda dulu jangan bertindak.
Bukan soal kita takut atau apa, mana takut. Tapi menyelesaikan dengan mengingat setiap nyawa manusia itu berharga," tutup Mahfud.
(*)