Rusia Disebut Ambruk, Ukraina Ogah Percaya Omongan Pengamat dan Pilih Pasang Pasang Pertahanan Tingkat Tinggi untuk Atasi Serangan di Tahun Baru

Sabtu, 17 Desember 2022 | 18:13
Arsip Pemerintah Ukraina

Pasukan Ukraina menggunakan M777 Howitzer dalam perang Rusia dan Ukraina.

Gridhot.ID - Ukraina masih terus berusaha mempertahankan wilayahnya dari serangan Rusia.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jatim, Presiden Ukraina Zelensky mengaku ingin berpidato di final Piala Dunia terkait peristiwa perangnya dengan Rusia.

Meski sedang berperang dengan Rusia, Presiden Ukraina tersebut mengaku ingin menyebarkan pesan perdamaian kepada dunia.

Namun permintaan tersebut ditolak langsung oleh pihak FIFA.

Pasalnya, FIFA sudah memiliki agenda sendiri di final Piala Dunia nanti sehingga tak bisa memasukkan sembarangan agenda lain di sana.

Di tengah hal tersebut, nyatanya Ukraina juga sedang memasang kuda-kuda karena kekhawatirannya atas serangan Rusia yang mendadak.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Ukraina menuduh Rusia merencanakan serangan darat besar-besaran pada awal tahun baru, meskipun belakangan ini militer Rusia mengalami kemunduran.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pejabat senior telah mengingatkan agar Kyiv dan para sekutunya berhati-hati dan tidak berpuas diri dengan situasi belakangan ini.

Menurut para jenderal senior, serangan itu mungkin terjadi di wilayah Donbass timur, selatan, atau bahkan mendekati Kyiv.

Sementara itu, para analis Barat menilai kemampuan Rusia melakukan operasi darat yang sukses telah menurun dengan cepat.

Perwira militer paling senior Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin mengatakan bahwa perang hanya akan membuat situasi Moskwa lebih buruk lagi. Sebab menurut dia, Rusia tengah kekurangan amunisi artileri yang kritis.

Baca Juga: Porche Biru Termasuk dalam 99 Aset Milik Doni Salmanan yang Dikembalikan, Cuma 5 Barang Ini yang Dirampas Negara dari Suami Dinan Fajrina, Apa Saja?

Dalam serangkaian pernyataan pers, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengeklaim bahwa ada semakin banyak bukti yang menunjukkan Rusia tengah merencanakan serangan baru yang luas, meski mereka telah menghadapi serangkaian kekalahan di medan perang.

Reznikov berspekulasi bahwa serangan itu mungkin terjadi pada Februari, tepat ketika setengah dari 300.000 tentara yang mengikuti program wajib militer Rusia untuk menyokong perang di Ukraina akan selesai berlatih.

“Bagian kedua dari mobilisasi, sekitar 150.000 (tentara) melakukan persiapan minimal tiga bulan. Itu berarti mereka mencoba untuk memulai gelombang serangan berikutnya mungkin pada Februari, seperti tahun lalu. Itu rencana mereka,” kata Reznikov kepada The Guardian.

“Kremlin sedang mencari solusi baru (untuk) meraih kewenangan," lanjut Reznikov yang juga menduga bahwa Rusia akan memobilisasi lebih banyak warganya.

Sementara itu, The Economist melaporkan bahwa serangan dapat terjadi setelah Januari, namun lebih mungkin pada musim semi.

Prediksi itu bersumber dari Zelensky, Panglima militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Komandan Angkatan Darat Jenderal Oleksandr Syrskyi dalam wawancara mereka baru-baru ini.

"Rusia sedang mempersiapkan sekitar 200.000 tentara baru. Saya yakin mereka akan melakukan serangan lagi di Kyiv," kata Jenderal Zaluzhny.

Zaluzhny menuturkan, Rusia 100 persen sedang bersiap.

"Tugas strategis yang sangat penting bagi Ukraina adalah mempersiapkan cadangan dan mempersiapkan perang, yang mungkin berlangsung pada Februari, paling lambat bulan Maret, dan paling buruk pada akhir Januari," ucap Zaluzhny.

"(Serangan) ini mungkin bukan dimulai di Donbass, tapi ke arah Kyiv, ke arah Belarus, dan saya tidak mengesampingkan arah selatan juga," tuturnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jatim