Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Identitassosok pimpinan KKB Papua kembali terungkap.
Plato Merani merupakan sosok yang teridentifikasi sebagai oknum yang memimpin Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua yang menyerang polisi di Kepulauan Yapen.
Fakta ini terungkap setelah sebuah video viral memperlihatkan Plato Merani yang bersenjata engkap, berbicara di depan kamera tentang insiden KKB Papua tembak polisi di Yapen.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 18 Desember 2022, rupanya video berdurasi singkat itu, telah diketahui pula oleh Polda Papua. Makanya yang bersangkutan langsung dinyatakan sebagai dalang kasus tersebut.
Hal itu dibenarkan Direktur Reserse Kriminal Umum ( Direskrimum ) Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani melalui pesan singkatnya kepada awak media, Rabu 14 Desember 2022.
Dikatakannya, dalang penyerangan aparat kepolisian Kepulauan Yapen, telah dikantongi polisi. Yang bersankutan adalah Plato Merani.
"Pelakunya Plato Merani. Dia yang berbicara di video dan memegang senjata laras panjang," ungkap Faizal Ramadhani.
Menurut Faizal Ramadhani, Plato Merani merupakan salah satu petinggi KKB Papua di bawah komando Fernando Warobai.
Sementara Fernando Warobay sudah cukup lama diketahui sebagai pimpinan KKB Papua di wilayah Yapen. Hanya saja dalam waktu beberapa tahun terakhir, kelompok itu tak lagi melancarkan aksi anarkisnya.
"Dia itu (Plato Merani) masih kelompoknya Fernando Warobay," kata Faizal.
Untuk diketahui, KKB Papua menyerang iring-iringan kendaraan polisi yang akan membuka pemalangan jalan di KM 1 Jalan Trans Yapen Saubeba-Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Selasa 13 Desember 2022 siang.
Ketika tiba di lokasi tersebut sekitar pukul 12.20 WIT, tiba-tiba aparat kepolisian Kepulauan Yapen diserang dengan tembakan secara membabibuta oleh KKB Papua.
Tembakan membabibuta itu itu dilakukan KKB Papua dari ketinggian. Sementara saat itu,
aparat kepolisian yang hendak membuka blokade jalan raya, berada di bawahnya.
“Saat hendak membuka palang jalan, KKB melakukan tembakan dari arah bukit ke arah anggota yang berada di TKP."
Lantaran diserang secara mendadak aparat kepolisian pun berusaha melindungi diri sambil mencari posisi aman untuk melumpuhkan pelaku.
Kontak tembak antara polisi dengan KKB Papua itu berlangsung sekitar satu jam lamanya.Dalam insiden itu, KKB Papua tak hanya mengandalkan senjata laras panjang. Mereka juga menggunakan bom molotov.
Lantaran mendapat serangan yang demikian mengerikan, polisi memilih mundur untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
"Setelah kurang lebih satu jam kontak tembak, anggota kemudian mencari sinyal untuk meminta bantuan Polres Kepulauan Yapen," kata dia.
“Setelah bantuan tiba, anggota kembali melakukan penyisiran di lokasi kejadian namun pelaku penembakan telah meninggalkan lokasi tersebut,” tutur Kamal.
Kamal menyebutkan, dalam kejadian tersebut dua kendaraan polisi ludes dibakar KKB.Selain itu, ada korban jiwa dari warga sipil yang ikut dalam rombongan polisi.
"Saat itu Polres membawa tiga orang operator sensor, satu di antaranya meninggal dunia atas nama Yeferson Sayuri. Korban terkena tembakan di bagian punggung."
"Saat itu korban langsung dievakuasi ke RSUD Serui tapi nyawanya tidak tertolong," ujarnya.
Janazah korban saat ini sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan.
Menurut Kamal, saat ini situasi di Kabupaten Kepulauan Yapen mulai kondusif. Namun Kapolres dan seluruh anggota tetap melakukan kegiatan preventif.
Selain itu, pihak Polres Kepulauan Yapen sedang menyelidiki kasus kontak tembak tersebut.
KKB Papua Bunuh Warga Sipil
KKB Papua di wilayah lain juga tak kalah beringas.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 18 Desember 2022, Aksi keji KKB Papua membunuh warga sipil yang dikira intelijen TNI-Polri terjadi lagi.
Padahal, warga sipil tersebut hanyalah tukang ojek yang sedang bekerja mencari nafkah.
Pembunuhan yang dilakukan KKB Papua ini mendapat kecaman dari Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring.
Melansir dari instagram @kodam17, Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring membantah dengan tegas tuduhan tukang ojek yang menjadi korban kekejian KKB Papua pimpinan Nason Mimin Di Kabupaten Pegunungan Bintang yang terjadi pada Senin 5 Desember 2022 lalu, merupakan aparat Intelijen.
Bantahan ini disampaikan Danrem saat dihubungi via telepon seluler, pada Senin 12 Desember 2022.
Danrem menyebut, 3 orang korban yang telah dibunuh secara keji oleh KKB Papua di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kab. Pegunungan Bintang, merupakan warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
“Jadi tidak benar kalau mereka (KKB Papua) menyebut para korban adalah aparat Intelijen, mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek,” tuturnya.
“Pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris.Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat.
Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” sambung Danrem.
Danrem menyatakan bahwa pihak KKB Papua juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.
“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KKB Papua untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegas Danrem.
Selaku Danrem 172/PWY, pihaknya menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban.
“Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KST ini,” imbuhnya.
Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KST, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada tahun 2019 silam di Kab. Pegunungan Bintang.
“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KKB Papua." ujar Danrem.
(*)