Berapi-api Tebar Provokasi, Inilah Panglima OPM Fernando Worabai yang Jadi Bos KKB Papua di Yapen, Lantang Serukan Perlawanan atas TNI-Polri

Minggu, 18 Desember 2022 | 18:13
YouTube Free West Papua

Fernando Worabai, komandan TPNPB-OPM di wilayah Kepulauan Yapen, Papua

Gridhot.ID - Inilah sosok Fernando Worabai,panglima OPM yang jadi petinggi KKB Papua penyerang rombongan polisi di Yapen.

Penyerangan KKB Papua terjadi saat rombongan polisi akan membuka pemalangan Jalan Trans Yapen, Papua, Selasa (13/1/2022).

Seorang warga sipil bernama Yeferson Sayuri yang ikut dalam rombongan polisi tewas ditembak KKB Papua dalam insiden itu.

Diketahui, dalang aksi KKB Papua serang rombongan polisi di Yapen adalah Plato Merani.

Platos Merani cs menambaki rombongan polisi dari ketinggian dan melempar bom molotov.

Kelompok Plato Merani juga membakar3 unit mobil patroli Polres Yapen di lokasi kejadian.

Plato Merani merupakan salah satu petinggi KKB Papua di bawah komando Fernando Warobai.

Plato Merani sendiri melaporkan aksinya tepat di depan mobil patroli yang dibakar, bersamaan saat kontak tembak dengan polisi berlangsung.

"Pelakunya Plato Merani, dia yang berbicara di video dan memegang senjata laras panjang," ujar Dirkrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

"Dia (Plato Merani) masih kelompoknya Fernando Worabai," kata Kombes Faizal.

Diketahui, Fernando Worabai adalah Komandan Tentara Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen.

Baca Juga: Jejak Kalenak Murib Pimpinan KKB Papua, Kabur dari Lapas Lalu Habisi Nyawa Karyawan Bank, Demian Yumame Tewas Ditembak di Kepala

Fernando Warobai Pernah Koar-koar soal Papua Merdeka

Melansir Tribun-Papua.com, Fernando Warobai pernah viral menyampaikan seruan provokatif yang menyebutkan Papua sebenarnya telah merdeka beberapa tahun lalu.

Hal itu viral dalam video, dan disampaikan Fernando Warobai di hadapan anak buahnya.

"Papua merdeka dari penjajahan pemerintah kolonial Indonesia. Kemerdekaan itu direbut dengan darah dan air mata para pejuang terdahulu," ujarnya.

Akan tetapi, katanya, Indonesia yang disebut sebagai penjajah itu, tak mau melepaskan Papua dari cengkeramannya.

IST
IST

Fernando Worabai pimpinan KKB Papua Kepulauan Yapen

Makanya sampai sekarang Papua tetap menjadi bagian dari wilayah jajahan Indonesia.

Kampanye provokatif Fernando disampaikan di hadapan anggota KKB pada sebuah tempat yang tak diketahui secara pasti.

Selagi TNI-Polri tetap bercokol di tanah Papua, katanya, maka selama itu pula TNPB akan terus melancarkan perlawanan.

Pada bagian lain dari video yang viral, Fernando juga menyebutkan bahwa Papua sebenarnya telah merdeka pada 1 Desember 1969.

Akan tetapi, kemerdekaan itu direnggut oleh TNI-Polri, sehingga sampai saat ini Papua tetap menjadi wilayah jajahan Indonesia.

Baca Juga: Manuver Petinggi KKB Papua Cari Dukungan dari Parlemen ke Parlemen, Kini Benny Wenda Desak Jokowi Bebaskan 7 Mahasiswa, Salah Satunya Eks Napi Makar

"Tak akan ada damai di Tanah Papua selama Indonesia tidak menghentikan pengiriman pasukan ke wilayah ini," tandas Fernando.

"Papua ini tanah kami. Kami bangsa Papua tidak mau dijajah. Kami mau merdeka dan menjadi negara sendiri," ucap Fernando berapi-api.

Sementara pada video viral yang lain, Fernando juga merespon rencana pemerintah yang ingin memekarkan wilayah di Tanah Papua.

Dia menyebutkan, bahwa rencana pemerintah itu sangat ilegal. Sebab rencana itu dibuat tanpa persetujuan rakyat Papua.

"Tidak akan ada kompromi kalau Indonesia tidak segera angkat kaki dari Papua. Ini tanah kami, ini negeri kami. Kami tidak mau dijajah apalagi oleh Indonesia."

Fernando berulang kali menyebut Indonesia sebagai negara kolonial. Karena baginya, Indonesia merupakan penjajah atas Tanah Papua.

"Rencana pemekaran dan pembangunan Papua Tengah dan Papua Utara juga harus dihentikan. Sebab itu berlawanan dengan revolusi Papua. Ini tanah kami," tandas Fernando.

Baca Juga: Panglima KKB Papua Fernando Worabai Jadi Biang Kerok yang Hujani Polisi dengan Peluru dan Bom Molotov di Yapen, 1/3 Pengikutnya DPO Kasus Kriminal Berbahaya

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com, Tribun-Papua.com