GridHot.ID - Sahabat ungkap detik-detik meninggalnya eks asisten Panji Petualang, Aprih Priyono (26), setelah dipatuk bayi ular kobra.
Dilansir dari Tribun Jabar, Aprih dipatuk bayi ular kobra di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (18/12/2022).
Aprih dipatuk ular kobra saat menonton final Piala Dunia 2022.
Sahabt Aprih, M Sidik Saefulrahman (30), mengatakan bahwa sebelum kejadian, Aprih sempat bertemu dengan seorang anak remaja yang membawa ular.
"Datangnya Alprih ke Gang Lipur untuk acara Musang Lovers. Kemudian ada yang datang menemui Alprih membawa ular dan diberikan dalam kantong kain warna merah" ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Selasa (20/12/2022).
M Sidik Saefulrahman mengatakan ular kobra mematuk bagian jari telunjuk Aprih yang sebelumnya telah digigit musang.
Saat itu,M Sidik Saefulrahman menyebut Aprihtidak membawa peralatan untuk rescue ular.
"Nah ular dalam kantong itu dibuka Alprih dipegang pakai tangan kanannya. Tiba-tiba saat sorak terjadi gol kedua Argentina, ular langsung matuk tanggan bagian jari telunjuk," ucapnya.
"Ularnya itu kecil jenisnya ular king kobra. Nah dipatuknya itu di bagian luka yang sebelumnya digigit Musang," katanya.
Kemudian setelah dipatuk ular, Alprih langsung dievakuasi ke RSUD Syamsudin SH, untuk mendapatkan perawatan.
"Jadi saat itu setelah dipatuk, sempat muntah, kita pun panik dan langsung kita bawa ke rumah sakit dan langsung mendapatkan penanganan," kata Sidik.
Saat mendapatkan penanganan, kondisi Alprih sempat membaik.
Namun Aprih kembali kritis hingga dinyatakan meninggal dunia pada pukul 0.55 dini hari.
"Satu jam itu sudah membaik. Bahkan sudah bisa ngobrol. Saat itu pukul 22.44 WIB mendapat penanganan dan mendapatkan obat serum anti bisa ular. Hingga kembali kritis hingga pukul 00.15 WIB malam meninggal," katanya.
Yang harus dilakukan jika digigit ular
Dilansir dari Kompas.com, perawat satwa reptil Eka Siwi menjelaskan, pertolongan pertama jika digigit ular kobra adalah dengan melakukan pembidaian. Hal itu dilakukan guna meminimalisir pergerakan.
Jika bagian tubuh yang digigit jari, perlu pembidaian dari ujung jari hingga bahu.
"Dibidai seperti orang patah tulang. Gunakan papan atau kayu untuk membidai dari ujung jari hingga bahu, kemudian ikat dengan tali. (Hal ini dilakukan) agar menjaga tangan tidak bergerak. Tidak boleh ada gerakan sama sekali," kata Eka, dikutip dari Kompas.com, (6/1/2022).
Sementara itu, teknik pencegahan infeksi agar bisa ular tidak menyebar yakni dengan melakukan imobilisasi.
"Bisa ular akan cepat menyebar jika bagian tubuh yang digigit banyak bergerak. Pastikan juga posisi tangan tidak melebihi posisi jantung, dan pastikan korban tidak terlalu panik agar penyebaran bisa tidak cepat," lanjutnya.
Eka menambahkan, metode lampau dengan menghisap bekas gigitan ular, menyobek, dan mengikat di sekitar area bebas gigitan seharusnya tidak dilakukan.
"Terkadang kalau sedang sikat gigi, gusi mungkin akan berdarah (dan ada luka terbuka di gusi). Jika menghisap bisa kobra ke dalam mulut, itu sama saja seperti kita memindahkan bisa kobra dari korban ke mulut kita," katanya lagi.
Sementara untuk teknik menyobek luka gigitan, hal tersebut justru kian membuat parah luka dan menyebabkan infeksi.
Menurut Eka, akibat infeksi itu adalah luka yang sulit disembuhkan.
Prinsip pertama yakni imobilisasi
Hal senada juga diungkapkan oleh pakar gigitan ular dan roksikologi Tri Maharani.
Hal pertama yang dilakukan untuk menolong korban gigitan ular adalah dengan melakukan imobilisasi.
“Prinsipnya imobilisasi. Pergerakan otot akan membuat kelenjar getah bening menyebarkan bisa ularnya, maka kita harus membuat dia (korban) tidak bergerak,” ujar Maharani, dikutip dari Kompas.com (23/8/2019).
Ia menyebut korban gigitan ular tak perlu disedot.
Hal ini berdasarkan penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyebut 79 persen gigitan ular tidak melalui pembuluh darah melainkan lewat pembuluh getah bening.
Sehingga menurutnya penangan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah imobilisasi.
Tips menangani gigitan ular berbisa
Berikut ini beberapa tips untuk menangani gigitan ular menurut Maharani:
1. Membuat bagian tergigit tak bergerak
Gunakan benda seperti kayu, gedebog pisang, kulit kayu, kardus atau benda rigid di sekitar yang bisa dimanfaatkan. Selanjutnya tahan bagian yang tergigit dari ujung jari hingga ujung sendi.
Apabila gigitan pada kaki, berarti ujung kaki hingga pangkal paha karena tujuannya untuk membuat kelenjar getah bening pada otot-otot tak bergerak karena ototnya bergerak.
Sedangkan apabila gigitan ular terjadi di tangan, maka ikat tangan seperti menangani patah tulang. Hal yang terpenting untuk diingat adalah jangan bergerak dari ujung jari hingga sendi.
2. Ikat
Gabungkan dua bilah benda tersebut menggunakan kain, perban elastis, band aid, supaya kedua bidang bisa menopang bagian tubuh tergigit dengan baik.
Hindari pergerakan otot karena akan membuat kelenjar getih bening menyebarkan bisa ular ke seluruh tubuh.
3. Segera ke pelayanan kesehatan
Hal yang sebaiknya dilakukan adalah pergi ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat. Di rumah sakit nantinya akan dilakukan observasi selama 48 jam dengan penanganan dilakukan sesuai kondisi korban.
Jika ular yang menyerang memiliki jenis neurotoksin (racun bereaksi di sel saraf) seperti kobra, maka gejala yang mungkin timbul di antaranya mata tidak bisa terbuka, sesak, gagal napas, hingga gagal jantung.
“Jika tidak seperti itu, maka dalam 48 jam bisa pulang. Bisa pakai obat analgesic, jangan asam mefenamat karena akan menimbulkan pendarahan. Pokoknya golongan yang bukan NSAID,” tuturnya.
Maharani mengatakan, Indonesia hanya memiliki tiga antibisa ular, yakni untuk ular kobra Jawa, ular welang dan ular tanah. (*)