GridHot.ID - Suti Karno pemeran Atun di sinetron Si Doel Anak Sekolahan menjadi sorotan.
Adik Rano Karno itu memutuskan amputasi kaki lantaran penyakit diabetes yang dideritanya.
Dilansir dari TribunStyle.com, Suti Karno rupanya sudah 18 tahun mengidap penyakit diabetes.
Ia akhirnya meminta dokter memotong atau mengamputasi kakinya lantaran luka yang ta kunjung sembuh.
"Sebetulnya itu keputusan saya bukan keputusan dokter. Karena ya kan merambat lukanya," ujar Suti Karno dilansir dari acara Rumpi, Minggu (25/12/22).
"Karena pembuluh darah saya itu sudah rusak yang bagian atas. Saya bilang 'dok kenapa nggak potong aja dah' gitu," lanjutnya.
Suti Karno yang memutuskan untuk amputasi kaki lantas meminta maaf kepada Allah SWT.
Suti Karno merasa dia telah merusak apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
"Yang pasti saya minta maaf sama Allah, karena ciptaan dia saya rusak. Ya saya memang kurang mencintai diri saya dulu," ujar Suti Karno.
Suti Karno mengatakan bahwa apa yang dialaminya kini merupakan imbas dari kebiasaannya di waktu muda
Suti Karno mengaku bahwa di waktu mudanya dia tidak pernah minum air putih.
Duti Karno mengaku selalu minum minuman bersoda.
"Saya diabetes itu udah hampir 18 tahun. Tapi ya itu kesalahan kita. Kesalahan kita waktu muda nggak pernah dengerin orang tua ngomong," ujar Suti Karno.
"(Yang disesali) ya karena saya tidak pernah minum air putih, jujur. Saya selalu minum-minuman bersoda. Sama sekali saya tidak pernah minum air putih," beber Suti Karno.
Usai kaki diamputasi dua bulan lalu, Suti Karno mengaku belum bisa beraktivitas normal.
Ia harus menjalani fisioterapi rutin supaya bisa segera memakai kaki palsu.
"Dua bulan lalu saya diamputasi kaki saya, jadi mungkin saya belum bisa beraktivitas normal," ujarnya.
"Mudah-mudahan satu-dua bulan ke depan saya bisa pakai kaki palsu. Sekarang saya lagi mejalani fisioterapi, ya mudah-mudahanlah," pungkas adik dari Rano Karno tersebut.
Mengenal apa itu penyakit diabetes
Dilansir dari Infodatin Kementerian Kesehatan (Kemenkes) via Kompas.com, diabetes atau diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme menahun akibat organ pankreas yang tidak memproduksi insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakan insulin yang sudah diproduksi secara efektif.
Insulin sendiri merupakan hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Jika mengalami gangguan pada pankreas dan insulin, tubuh akan terbebani dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia).
Kadar gula darah tinggi dapat mengakibatkan pengidapnya mengalami sejumlah gangguan pada organ tubuh. Bahkan, dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Apa saja jenis diabetes?
Secara umum, terdapat dua jenis tipe diabetes melitus.
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), berikut tipe diabetes:
1. Diabetes melitus tipe I
Diabetes tipe I disebabkan oleh reaksi autoimun yang menghentikan tubuh untuk memproduksi insulin.
Diabetes tipe I ini dapat menyerang anak-anak, remaja, dan dewasa muda.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk mencegah diabetes tipe I.
2. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe II adalah kondisi saat kadar gula darah melebihi normal akibat resistensi insulin.
Kadar gula yang tinggi ini terjadi akibat sel tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin secara normal (resistensi insulin).
Diabetes jenis ini dapat menyerang orang dewasa, dewasa muda, remaja, dan juga anak-anak.
Meski menyeramkan, diabetes tipe II dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, aktif berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Penyakit diabetes seringkali menyerang tanpa gejala. Meski begitu, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai kemungkinan diabetes.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain:
- Sering buang air kecil (poliuria)
- Sering haus (polidipsia)
- Banyak makan atau mudah lapar (polifagia)
Jika dikategorikan menurut tipenya, gejala yang muncul pada penderita diabetes adalah sebagai berikut:
Gejala diabetes melitus tipe I
Muncul gejala klasik seperti poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus.
Gejala diabetes melitus tipe II
Hampir tidak ada gejala umum yang muncul. Diabetes tipe II seringkali muncul tanpa diketahui, dan baru dilakukan penanganan saat penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Umumnya, penderita diabetes melitus tipe II lebih mudah terkena infeksi, sulit untuk sembuh dari luka, daya penglihatan buruk, hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), obesitas, serta komplikasi pada pembuluh darah dan saraf.
Cara mengobati diabetes
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan sebagai upaya penanggulangan diabetes, di antaranya:
1. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Diabetes yang tidak terdeteksi dini dapat menyebar ke organ lain dan menimbulkan komplikasi. Dengan tes atau screening diabetes di fasilitas kesehatan, dapat membantu untuk memantau kondisi kadar gula darah.
2. Menjalani pengobatan secara intensif
Obat diabetes hanya boleh ditebus dengan resep dokter. Oleh karena itu, jangan sekali-kali membeli obat bebas. Untuk penderita diabetes tipe I, umumnya mengonsumsi obat dengan cara injeksi. Sementara penderita diabetes tipe II, dapat mengonsumsi obat oral.
3. Memperbaiki kualitas makanan
Perbanyak makan makanan sehat yang dianjurkan untuk penderita diabetes. Kurangi gula, minyak, dan semua makanan berlemak. Perbanyak pula konsumsi buah.
4. Aktif secara fisik
Selain obat dan makanan sehat, penderita diabetes harus aktif secara fisik. Dalam hal ini, lakukanlah kegiatan fisik yang dapat membantu kadar gula dalam darah keluar dan darah kembali memproduksi insulin.
5. Dukungan masyarakat
Masyarakat dapat ikut memberi dukungan untuk penderita diabetes dengan aktivitas yang berhubungan dengan fisik, misal berjalan kaki menelusuri taman.
Selain itu, masyarakat juga perlu menanamkan kesadaran untuk menyadari dan mengobati diabetes secara dini sebelum menjadi komplikasi.
(*)