Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kini tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa disebut-sebut bakal masuk ke kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Santer isu bahwa Andika Perkasa akan menggantikan posisi salah satu jabatan menteri yang saat ini diisi oleh kader Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunWow, 27 Desember 2022,namun pengamat meyakini Andika justru dapat mengisi jabatan strategis mengingat posisinya yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.
Dugaan ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Reasearch and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.
"Bahkan, posisi beliau sebagai panglima. Menteri apa yang paling strategis. Tentu tidak mudah mencarikan posisinya," ujar Pangi, Senin (26/12/2022).
Pangi menyebut, Andika kemungkinan bisa menggantikan posisi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan atau Mahfud MD sebagai Menko Polhukam.
"Misalnya, ya bisa saja dipasangkan sebagai menteri pertahanan ya. Menggantikan Mahfud MD bisa saja," sambungnya.
Sementara itu, terkait isu kader NasDem didepak dari kabinet, Pangi menyampaikan, semua tidak akan ada masalah apabila pada akhirnya Andika menjadi bagian dari NasDem.
"Kalau reshuffle (kabinet). Kalau misalnya Andika kader NasDem kan tinggal ganti pemain."
"Kalau memang Andika kader NasDem, berarti kan menteri NasDem tidak berkurang. Tetapi hanya ada pergantian pemain di tengah. Itu biasa," jelasnya.
Di sisi lain, tiga menteri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) disebut menjadi kandidat terkuat menteri yang akan didepak oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) jika reshuffle kabinet benar-benar terjadi.
Jokowi sendiri tidak menutup kemungkinan reshuffle kabinet akan terjadi.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 26 Desember 2022, menanggapi wacana reshuffle ini, Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga meyakini reshuffle ini jika benar terjadi maka hanya ingin mengusir Partai NasDem dari pemerintahan.
Jamiluddin tidak melihat adanya kisruh politik dan penurunan kinerja kabinet.
"Jadi, tidak ada dasar yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan reshuffle kabinet. Karena itu, bila ada reshuflle bisa jadi bertujuan untuk mendepak menteri dari Nasdem," ujar Jamiluddin, Senin (26/12/2022).
"Semoga Jokowi tidak ceroboh dan mengedepankan politik pragmatis. Hal itu akan menjauhkan Jokowi dari sosok negarawan," tandasnya.
PDIP sendiri telah terang-terangan menilai ada dua menteri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang pantas untuk dievaluasi kinerjanya.
Jokowi telah menyatakan tidak menutup kemungkinan akan ada reshuffle kabinet.
Info terbaru, Jokowi pada Senin (26/12/2022) memberikan jawaban abu-abu terkait reshuffle kabinet.
Jawaban abu-abu ini diberikan oleh Jokowi ketika memberikan keterangan pers seusai meresmikan pengembangan tahap 1 Stasiun Manggarai, Jakarta.
Awalnya ada seorang wartawan yang menanyakan Jokowi soal statement dari PDIP terkait kinerja Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar yang disebut perlu dievaluasi.
"PDIP menyarankan untuk me-reshuffle Mentan sama KLHK, Pak, PDIP menyarankan, apakah di antaranya itu (yang akan di-reshuffle)?" tanya wartawan kepada Jokowi.
Jokowi tersenyum mendengar pertanyaan tersebut.
Ia kemudian memberikan jawaban abu-abu soal siapa sosok menteri yang akan kena reshuffle.
"Clue-nya, ya udah" kata Jokowi lalu berjalan meninggalkan wartawan.
Isu reshuffle kabinet ini kemudian dikaitkan oleh publik dengan langkah Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 mereka.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno meyakini Anies Baswedan memiliki pengaruh besar terhadap isu reshuffle yang kemungkinan akan dilakukan oleh Jokowi.
"Kalau kita membaca konteks ini, memang rasa-rasanya isu reshuffle ini kan berhembus mengarah pada apa yang dilakukan oleh NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan," kata Adi dalam tayangan Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Sabtu (24/12/2022).
Adi lalu menyoroti pernyataan elite PDIP yang ikut berkomentar soal isu reshuffle.
Adi pertama mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan 'biru lepas dari koalisi'.
Selanjutnya Adi juga mengungkit pernyataan Ketua Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
Djarot menyebut ada dua menteri Jokowi yang kinerjanya peru dievaluasi.
Pertama adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kedua adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Kedua menteri yang disebut Djarot berstatus sebagai kader NasDem.
"Saya yang agak prihatin ketika kita sudah di masa lalu gembar gembor kita swasembada beras, tapi ternyata kita impor beras, ketika harganya naik," ujar Djarot kepada awak media ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).
"Mentan dievaluasi, Menteri kehutanan terus dievaluasi, semua menteri juga dievaluasi, supaya apa, supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya," katanya.
(*)