GridHot.ID - Pratu Muhammad Hafifi menjadi perbincangan karena aksi heroiknya membubarkan ganster Desa Kutruk beranggotakan puluhan orang viral di media sosial.
SosokPratu Muhammad Hafifi pun terungkap.
Dilansir dari Tribun Tangerang, Pratu Muhammad Hafifi merupakan anggota Denma Divisi 1 Kostrad.
Kala itu,Pratu Muhammad Hafifi sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya di daerah Tenjo, Kabupaten Bogor.
Muhammad Hafifi hendak mengantar obat untuk orang tuanya.
Saat melintas di jalanan di wilayah Desa Kutruk, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Hafifi bertemu seorang pejalan kaki yang ketakutan.
Hafifi bertanya mengapa pria tersebut ketakutan.
Pria tersebut mengadu bahwa ada gangster beranggotakan sekitar 45 orang yang sebagian membawa senjata tajam sedang memblokade jalan yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Lokasi yang ditunjuk pria tersebut sudah pasti akan dilewati Hafifi yang mengarah ke Tenjo. Hafifi tak gentar dan terus maju.
Sampai di lokasi yang dimaksud, Hafifi membubarkan gangster beranggotakan puluhan orang tersebut. Bahkan Hafifi menangkap tiga dedengkot gangster Kutruk tersebut.
Akun instagram @infokomando.official menyatakan bahwa Pratu Hafifi menyerahkan ketiga dedengkot gangster itu ke polisi.
Sebagai informasi, Desa Kutruk berlokasi sekitar 10 km di sebelah selatan Tigaraksa, ibu kota Kabupaten Tangerang.
Dilansir dari Tribun Jatim, berdasarkan pantauan di akun Instagram @infokomando.official, Pratu Muhammad Hafifi kini menerima penghargaan atas keberaniannya.
Penghargaan tersebut diserahkan Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayor Jenderal Bobby Rinal Makmun, Senin (26/12/2022).
Fenomena Gangster di Surabaya
Untuk diketahui, fenomena gangster juga sempat membuat geger masyarakat Surabaya di Desember 2022.
Untuk mengatasi itu, dilaksanakanpatroli gabungan TNI-Polri, Satpol PP, bersama organisasi masyarakat (ormas) di 31 kecamatan.
Ketua OKK Pemuda Pancasila (PP) Kota Surabaya, Samsurin Welangon menilai penanganan gangster di Surabaya sudah cukup optimal.
"Justru apabila kejahatan tidak ditindak, supremasi hukum yang terancam," kata Samsurin Welangon di Surabaya, Sabtu (10/12/2022).
Samsurin mengungkapkan, selama ikut dalam operasi gabungan razia anak nakal, tidak ada yang main hakim sendiri.
Aparat penegak hukum langsung mengamankan para pelaku yang mayoritas remaja untuk memberikan pembinaan.
"Polisi akan memeriksa apabila didapati mereka membawa senjata tajam. Mereka diamankan, tidak ada digebukin di jalan atau diperlakukan kekerasan terhadap adik-adik yang terjaring razia ini," ucapnya.
Menurutnya, adanya keresahan bersama atas aksi gangster di Surabaya menimbulkan semangat bersama untuk ikut dalam razia.
"Pak Wali tidak mengorganisir, tapi Pak Wali Kota Surabaya memang pendukungnya banyak," katanya.
"Semua ormas besar di Kota Surabaya ini mendukung langkah Pak Wali dalam menjaga Kota Surabaya," ungkap dia.
Tak hanya saat ini, upaya serupa juga pernah diperlihatkan warga Surabaya saat mendukung kegiatan vaksinasi massal melawan Covid-19.
"Sebenarnya, tidak ada gangster di Surabaya, yang ada hanya anak-anak nakal yang butuh perhatian dari lingkungannya," tegasnya.
Surin juga berharap kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dengan berita atau video aksi kekerasan yang disebar berantai di media sosial.
"Sekarang Surabaya aman. Terima kasih aparat kepolisian yang selalu sigap menjaga warga Kota Surabaya. Terima kasih Wali Kota Surabaya dan seluruh Ormas di Kota Surabaya," tuturnya.
"Ayo terus kita jaga kota kita dari aksi kekerasan dan kita jaga juga dari aksi digitalisasi kriminal," tutupnya. (*)