GridHot.ID - Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the Series pernah mendapatkan tempat di hati para penonton televisi.
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji the Series juga jadi tayangan favorit di zamannya dulu.
Pasalnya, cerita yang diangkat syarat makna, yakni perjuangan seorang tukang bubur yang akhirnya bisa naik gaji.
Diketahui, salah satu pemain ikonik di Sinetron Tukang Bubur Naik Hajithe Series adalah Latief Sitepu.
Di sinetron Tukang Bubur Naik Haji the Series, Latief Sitepu memerankan karakter Haji Muhidin.
Dilansir dari Warta Kota, Latief Sitepu bertahan menjadi Haji Muhidin selama lima tahun.
Meski begitru, ia tetap dikenal sebagai perannya setelah sinetron Tukang Bubur Naik Haji the Series selesai.
Di balik kesuksesannya memerankan Haji Muhidin, Latief Sitepu berbagi cerita tentang perjalanan kariernya di dunia akting yang bermula sebagai figuran.
"Awalnya tuh saya suka banget sama film. Kepikiran, pengin terlibat dalam industri ini dan akhirnya dapat tawaran jadi figuran tahun 1963," kata Latief Sitepu eksklusif kepada Warta Kota.
Pria berusia 80 tahun ini menyebut, untuk terjun ke dunia seni peran, Latief harus main belakang dengan ayah tercintanya.
Sebab, Latief mengungkapkan kalau sang ayah tak setuju dirinya menjadi seniman karena tidak punya masa depan. Bahkan ayah Latief pernah datang ke lokasi syuting sambil bawa pistol untuk menyuruh anaknya pulang.
"Sempat saya syuting jadi figuran di Menteng, dapat satu scene aja. 15 menit baru selesai, ayah saya datang sambil bawa pistol. Dia suruh saya pulang," ucapnya.
"Tanpa pikir panjang saya langsung pulang dan pamit sama semua tim produksi," sambungnya.
Suatu waktu, Latief menyebut sang ayah dinas ke luar kota jadi kesempatan bagi pria kelahiran Binjai, Sumatera Utara, 10 Mei 1942 ini untuk kabur dari rumah.
Latief pun pergi ke Tanjung Priok ke tempat omnya. Ia tinggal di asrama karena pamannya bekerja sebagai anggota Brimob.
"Ceritanya seminggu kemudian ada penerimaan Ganyang Malaysia. Saya mikir sambil kesal karena film gabisa, saya daftar ke Brimob jadi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), sekarang jadi Pos guard pengawal pantai," jelasnya.
"Saya lulus dan melakukan pelatihan selama sembilan bulan dan dikirimlah saya ke Riau untuk bersiap perang," sambungnya.
"Terus saya mangkal di Dumai, sata keliling Kepulauan Riau lah. Begitu kembali ke pangkalan di Dumai, kenal sama wanita yang jadi istri saya," ungkapnya.
Kemudian, Latief dipindah tugaskan ke daerah Balawan, Medan, Sumatera Utara. Ia mengelilingi wilayah sana untuk melakukan patroli laut
"Terus saya nonton televisi lah, saya melihat rekan-rekan saya sudah maju dan sukses seperti Rima Melati, Rhoma Irama, dan banyak lah. Saya jadi keinginan buat balik lagi jadi seniman sukses," katanya.
Suami Lailawaty Hasibuan ini pun meminta bantuan kepada sang ayah, untuk dibuatkan surat pemindahan dari Belawan ke Jakarta.
Baru enam bulan di Jakarta, Latief dipanggil oleh TVRI untuk mengisi program seni. Namun, ia sempat ragu karena hampir 20 tahun tidak bermain peran.
Kemudian, Latief diajak seorang sutradara ke Gelanggang Remaja di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk mengasah kemampuan seninya lagi dan terjun di musik.
"Beberapa tahun kemudian ada layar lebar, akhirnya masuk. Di dinas udah ogah ogahan. Saya akhirnya pensiun, terus terjun jadi seniman lagi," ucapnya.
Sejak tahun 1981 hingga saat ini, Latief Sitepu aktif di dunia akting.
Bahkan, ia mengakui sudah membintangi 400 judul baik sinetron stripping hingga layar lebar apapun perannya.
"Cuma saya sadar, saya baru dikenal publik setelah membintangi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series selama 5 tahun jadi Haji Muhidin," ujar Latief Sitepu.
"Begitu terkenal baru sadar, saya biasa aja lah. Ceritanya panjang dan inilah cerita saya di dunia seni peran," sambungnya.
Raih KPID Jakarta Award
Dilansir dari artikel Antara News, Latief Sitepu pernah memperoleh anugerah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta Award pada 15 November 2014 silam.
Latief Sitepu berhasil memperoleh anugerah KPID Jakarta Award setelah menyingkirkan sejumlah aktor beken dan aktor papan atas.
"KPID Awards ini diharapkan dapat memacu kreativitas para insan seni dan pertelevisian untuk makin giat berkarya," kata Ketua KPID DKI, Hamdhani Masil, di Jakarta,kala itu.
Menurutnya dalam ajang ini seluruh lembaga penyiaran di Jakarta dinilai dan mereka bersaing dengan televisi-televisi lokal.
Dari pemenang dalam anugerah KPID Awards ini menujukkan insan-insan TV bersaing menyajikan acara terbaik dan diterima masyarakat.
"Ini merupakan 'KPID Award' yang pertama. Digarap dengan tema lokal Betawi. Acara ini sebagai perwujudan dari lembaga penyiaran untuk mengusung kearifan lokal dalam konten-konten penyiarannya," kata Hamdhani.
Latief menyabet karakter pemeran pria Betawi terbaik dalam sinetron 'Tukang Bubur Naik Haj'. Ia menyingkirkan aktor papan atas Deddy Mizwar di sinetron 'ara Pencari Tuhan' serta aktor komedian Jarwo Kuat dalam sinetron'Jamesbon (jaga mesjid ama kebon)'. (*)