GridHot.ID - Umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan Sholat 5 waktu.
Buya Yahya menjelaskan hukum menentukan waktu shalat melalui Aplikasi Digital.
Mengutip bangkapos.com, niat sholat begitu penting dalam Islam.
Niat adalah soal kemantapan hati beribadah mencari keridaan Allah SWT.
Di antara para ulama masih terdapat perbedaan pendapat tentang apakah niat itu rukun atau syarat sah sholat.
Sementara itu, dikutip dari muhammadiyah.or.id, para ulama telah sepakat bahwa tidak sah ibadah tanpa melafalkan bacaan niat sholat.
Tanpa mengenyampingkan sholat sunnah, berikut ini bacaan niat lengkap sholat fardhu 5 waktu dan artinya:
Niat Sholat Subuh
Ushalli fardhol subhi rakataini mustaqhbilal kiblati ada-an ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat fardu Shubuh dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Dzuhur
Ushalli fardhol dzuhri arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat fardu Zuhur empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Ashar
Ushalli fardhol ashri arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat fardu ‘ Ashar empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Maghrib
Ushalli fardhol maghribi tsalasa rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat fardu Maghrib tiga raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Isya
Ushalli fardhol ‘isya’i arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat fardu ‘ Isya empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Dalam melafalkan bacaan niat sholat, berbeda di setiap kondisi, maksudnya adalah jika sholat sendirian menggunakan lafal adaan.
Kemudian, jika menjadi makmum menggunakan lafal ma'muman, dan jika menjadi imam menggunakan lafal imaaman.
Demikianlah bacaan niat sholat subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya lengkap dengan artinya.
Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, pendakwah Buya Yahya menjelaskan hukum menentukan waktu shalat melalui Aplikasi Digital.
Jauh sebelum ada Aplikasi Digital, diterangkan Buya Yahya sejak dahulu mengetahui waktu shalat tidak menggunakan alat apapun atau secara alami.
Penentuan langsung atau secara alami itu, Buya Yahya mengatakan dilakukan para ulama berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari.
Shalat adalah satu ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada umat Islam. Shalat fardhu hukumnya wajib dilaksanakan sebanyak lima waktu.
Seiring semakin canggihnya perkembangan teknologi, penentuan masuknya waktu shalat kini bisa dilihat melalui Aplikasi Digital.
Buya Yahya menjelaskan pada mulanya untuk mengetahui waktu shalat tidak menggunakan alat, semuanya alami.
"Dan itu pasti, tak perlu ragu, melihat matahari sudah kencang di atas kepala Anda, Anda menoleh kiri atau kanan atau tergelincir sudah masuk waktu Zhuhur," terang Buya Yahya dikutip Bajarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Yang memerlukan penjelasan adalah di kala terbit dan tenggelamnya matahari. Terbenamnya matahari adalah masuk waktu maghrib.
Namun menurut para ulama, penentuan terbenamnya matahari harus dilakukan di tanah datar atau lapang, misalnya lautan.
"Maka jika terbit matahari itulah terbit sesungguhnya, jika terbenam matahari itulah terbenam sesungguhnya," papar Buya Yahya.
Seandainya penentuan terbenamnya matahari dilakukan di atas bukit, maka pukul 16.00 Wita sudah bisa dikatakan buka puasa karena matahari sudah terlihat terbenam.
Ini karena ukuran terbenam, bukan terbenam di penglihatan orang yang berada di suatu daerah yang tidak datar seperti gunung atau bukit, akan tetapi sesuai pemahaman para ulama yakni di tanah hampar yang tidak bergunung dan berpohon lalu terbenam matahari itu yang dipatuhi untuk berbuka puasa.
Matahari kalau sudah muncul atau terbit di tanah hampar itu, maka berakhirlah waktu subuh.
"Pada aplikasi digital itu menunjukkan hal itu, kalau misalnya Anda tinggal di daerah pegunungan atau daerah yang banyak pohon maka bisa pakai aplikasi saja," urai Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan aplikasi digital tersebut adalah pengembangan ilmu yang ada di saat ini yang boleh diikuti.
Waktu masuk dan keluar shalat bagi yang tidak melihat langsung karena kondisi alam, maka dengan ijtihad atau berusaha dengan ilmu yang dimiliki termasuk aplikasi digital.
Jikalau aplikasi bertentangan dengan alam, misalnya matahari sudah tergelincir namun di aplikasi masih belum menunjukkan waktu shalat maka aplikasi tersebut salah.
"Aplikasi sama halnya dengan kompas dalam penentuan ka'bah, yang mana digunakan di daerah yang jauh dari ka'bah, namun jika kompasnya sudah di depan ka'bah namun justru menunjukkan posisi yang miring berbeda dengan ka'bah, maka jangan diikuti," tukas Buya Yahya. (*)