Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad kali ini membahas tentang berzikir.
Ustaz Abdul Somad kemudian menjawab pertanyaan tentang haruskan berhitung saat melakukan zikir.
Berikut penjelasan lengkap dari Ustaz Abdul Somad tentang zikir ini.
Dikutip Gridhot dari Tribun Timur, Zikir (bentuk tidak baku dzikir dan dikir), dalam bahas bahasa Arab: ٱلذِّكْر , translit. al-żikr, adalah puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang.
Zikir juga merupakan sebuah aktivitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah.
Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.
Pada dasarnya, membaca bacaan zikir pagi dan petang maupun dzikir lainnya, adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah.
Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad di kanal YouTube Ustadz Menjawab yang diunggah pada 5 Januari 2021 lalu.
Dikutip Gridhot dari Bangka POS, Ustaz Abdul Somad menjawab jika berdzikir tanpa menghitungnya merupakan berdzikir yang paling mantap.
"Inilah yang paling mantap, ini namanya unlimited, tak berhenti dia allahummah solli ala sayyidina muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad, astagfirullah," kata Ustadz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad mengatakan jika orang-orang yang menghitung dzikir itu supaya dia terikat dan supaya ada motivasi.
Namun bagi orang yang sudah terbiasa berdzikir, maka dia tidak akan menghitung-hitung dzikir.
"Syekh Muhammad Najmudin Al-Qurdi, tidak pakai tasbih.
Padahal biasanya tuan-tuan yekh memakai tasbih," kata Ustaz Abdul Somad.
"Menurut dia tak berhenti, sekali tarik (nafas) dengan sekali hembus (nafas) tetap dzikir.
Tariknya dzikir, hembusnya dzikir. Kalo tak putus, 25.000 sehari, agak lupa, ingat lagi," sambung Ustaz Abdul Somad.
Selain itu, Ustaz Abdul Somad mengatakan jika dzikir yang harus dibaca boleh apa saja, lebih afdol dzikir 'laa ilaa ha illallah'.
Lantas bagaimana jika ada orang yang mengajak ngobrol? Ustaz Abdul Somad menjawab tetap dijawab.
Lebih lanjut Ustaz Abdul Somad mengatakan jika dzikir tu menyebut di mulut, mengingat di hati, konsen pikiran, dan sifat mengagungkan.
(*)