Gridhot.ID - Ramalan weton dalam primbon Jawa bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat.
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, weton bisa dijadikan patokan untuk meramalkan beberapa hal, seperti peruntungan rezeki dan juga watak.
Berdasarkan ramalan primbon Jawa, sederet neptu weton ini terkenal paling murah hati dan membumi.
Mereka disukai banyak orang di sekitarnya.
Pasalnya, neptu weton ini memiliki kebaikan-kebaikan yang membuat kehidupan mereka nyaris sempurna.
Lalu, apakah Anda termasuk orang yang memiliki neptu weton ini?
Mengutip dari TribunBatam.id, berikut ulasan neptu weton yang terkenal murah hati menurut primbon jawa.
1. Weton Neptu 12
Weton dengan neptu 12 yaitu Minggu Pon, Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi dan Kamis Legi.
Weton yang memiliki watak Lakune Kembang ini gemar menebar kebaikan pada orang lain.
Mereka juga tidak senang memperpanjang masalah.
2. Weton Neptu 13
Selanjutnya, neptu weton yang dikenal paling murah hati dan membumi yaitu weton dengan neptu 13.
Adapun neptu berjumlah 13 yaitu Minggu Kliwon, Sening Pahing, Kamis Legi, Jumat Pon dan Sabtu Wage.
Weton dengan watak Lakune Lintang ini memiliki pesona bak bintang dan dikenal baik serta tulus.
Weton ini juga senang membantu orang lain sehingga banyak orang yang begitu menyukainya.
3. Weton Neptu 14
Weton yang memiliki neptu 14 yaitu Minggu Pahing, Rabu Pon, Jumat Kliwon dan Sabtu Legi.
Weton dengan watak Lakune Mbulan ini merupakan sosok pendengar dan pemberi saran yang baik sehingga banyak disukai oleh lingkungannya.
Mereka tak jarang membantu teman-temannya yang sedang dilanda masalah.
4. Weton Neptu 16
Terakhir, weton yang memiliki neptu 16 yaitu Rabu Pahing, Kamis Kliwon, Sabtu Pon dikenal sebagai orang yang rendah hati dan membumi.
Mereka dianugerahi pribadi yang senang mengayomi, ramah dan memiliki hati yang lembut.
Mereka punya watak Lakune Bumi dimana mereka mudah sekali mendapatkan teman, suka berbaur dengan orang lain dan peduli terhadap sesama.
Perlu diingat, ulasan ini hanyalah sebuah ramalan yang belum terbukti kebenarannya.
Anda boleh percaya, boleh juga tidak, karena semua kembali kepada pribadi masing-masing.
(*)